Kini Nara hanya memperhatikan kedua lelaki yang bertamu di rumahnya sedang bermain play station miliknya.
Membosankan batin Nara.
Kini Aldran sudah hadir di antara Ray dan Nara. Tadi ia datang dengan tujuan ingin mengajak Nara untuk makan bersamanya tapi mengetahui ada Ray ia mengurungkan niatnya tersebut.
"Ra, gue ijin ke toilet." ujar Ray, Nara menyerngit melihat wajah Ray yang tampak sangat pucat dengan hidung yang ia tutup.
"Muka lo pucet? Lo sakit?" tanya Nara. Ray hanya menggeleng dan pergi ke arah toilet di dapurnya.
Aldran melihat apa yang di lihat Nara. Ia semakin bingung, apalagi jika ia mengingat pesan Ray untuknya waktu di lapangan. Apa sekarang sakit Ray kambuh? Apa Nara tau semua ini?
Aldran melihat Nara yang tampak sedih. Ia mungkin khawatir dengan Ray yang keadaannya seperti sekarang. Ia duduk di samping Nara sembari menepuk pundaknya.
"Dia pasti ga apa-apa. Lo ga usah khawatir." ucap Aldran mencoba menenangkan Nara.
"Tapi gue merasa dia berbeda hari ini. Dia kaya nyembunyiin sesuatu dari gue." ucap Nara.
Aldran tak bisa berbuat apa-apa. Ia hanya bisa berdoa jika Nara tau apa yang sebenarnya terjadi ia bisa ikhlas.
Ray kembali dengan wajahnya yang sangat pucat. "Gue kayanya harus balik Ra." ucap Ray, suaranya terdengar sangat lemah dan tidak bertenaga.
Nara dan Aldran berdiri. "Lo nyembunyiin apa dari gue?" suara Nara terdengar seperti menahan tangis membuat Aldran merangkul pundaknya.
"Gue cuman kecapean. Inget pesan gue ya Ra. Dan Aldran lo jaga Nara ya, adik gue." ujar Ray dengan senyumnya.
Aldran hanya bisa mengangguk tanpa tau apa yang harus ia jawab. Ia pasti menjaga Nara. " gue pulang ya Ra." Ray dengan cepat meninggalkan Nara dan rumahnya.
Nara hanya menatap sendu kepergian seseorang yang sudah ia anggap sebagai kakaknya sendiri.
"Kok perasaan gue ga enak ya Al." Bara memegang dadanya merasakan tak enak dalam hatinya mengenai Ray.
Aldran yang tak mungkin memberitahuan keadaan Ray pada Nara hanya mencoba meyakinkannya bahwa Ray tidak apa-apa. "Perasaan lo aja kali Ra. Mending kita nonton film Ra!" ajak Aldran.
Mood Nara kembali full mendengar sebutan film. Ia sangat suka menonton film. Apalagi jika film yang ia sukai, dan di temani seseorang. Nara mengangguk senang meng-iyakan ajakan Aldran.
Mereka menonton tv berdua memutar film yang Nara suka dan Aldran juga tertarik. "Tadi lo berangkat sekolah sama siapa?" tanya Aldran.
"Derta. Dia jemput gue. Padahal gue ga minta sih." jawab Nara dembari memakan popcornnya.
"Lo deket sama dia? Apa lo suka sama dia?" curiga Aldran. Nara hampir tersedak akibat mendengar ucapan Aldran.
"Suka? Ya engga lah! Malah gue itu dukung Derta buat sama Nesa. Lo tau ga? Kalau Nesa itu suka sama Derta?" tanya Nara. Aldran menggeleng tidak tahu karena ia jarang ikut kepo dengan kehidupan orang lain.
"Jadi, Nesa itu dah lama suka sama Derta, tapi cinta dia itu belum terbalaskan gitu. Jadi,gue sama Melly berusaha buat menyatukan mereka dan kebetulan gue satu ekskul sama Derta jadi gue bisa deh jadi perantara perasaan mereka. Karena Nesa itu malu banget kalau deket Derta." jelas Nara dengan sangat panjang lebar.
"Oh." respon singkat Aldran mendapatkan tatapan tak percaya dari Aldran.
"Ngeselin lo!" sinis Nara. Aldran tertawa dan mengelus surai hitam Nara dengan gemas.
Dan kejadian terulang kembali di mana Nara mematung dengan perhatian manis yang di berikan Aldran padanya. "Napa bengong? Gue ganteng ya? Dah tau sih." ucap Aldran dengan percaya dirinya yang tinggi.
Nara menepis tangan Aldran. "Dih dasar tukang geer!" sindir Nara. Aldran malah tertawa melihat wajahnya.
Mereka kembali larut dalam film yang masih terputar. "Gue denger-denger sekolah kita bakal ngadain camping. Lo ikut?" tanya Aldran.
"Oh iya. Katanya ada beberapa anak kelas 10 sama 11 juga kan? Gue pasti ikut lah!" jawab Nara dengan senang.
"Iya. Bagus deh kalau lo ikut." ucap Aldran.
"Kenapa emang?" tanya Nara, Aldran tersenyum jahil.
"Biar gue bisa deket terus sama lo!" jawab Aldran dengan senyumnya yang membuat siapapun lumer melihatnya.
"Mau ngegembel jangan di sini!" canda Nara. Aldran terkekeh geli.
Mereka menghabiskan waktu dengan menonton film dengan canda tawa dan obrolan ringan. Melihat adegan sedih, baper, dan yang lainnya.
Tak terasa waktu cepat berlaru dan hari semakin larut. "Ra? Lo tau, gue bersyukur bisa ketemu sama lo. Gue merasa hidup gue lebih berwarna dengan adanya lo. Sumpah gue ga boong Ra. Alay mungkin, tapi emang semua itu bener." ucap Aldran tulus.
Merasa tidak ada balasan Aldran menoleh melihat Nara yang tertidur dan bersandar pada pundaknya. Aldran tersenyum melihat wajah polos Nara yang tengah tertidur pulas.
"Oy! Ra!" Aldran menggerakkan bahunya apakah Nara sudah tidur dengan pulas? Sepertinya iya.
Aldran berniat untuk menggendong Nara dan membawanya ke kamar. Ketika Aldran sudah menggendong Nara dan hendak berjalan Nara terbangun membuat Aldran dan Nara saling tatap beberaps saat.
Plis jantung lo kalau mau ngedugem jangan sekarang! Kalau Nara tau bisa malu lo! Batin Aldran.
"Heh! Apaan lo gendong-gendong gue? Lepasin!" kesal Nara.
Aldran melepaskan gendongannya pada Nara dan Nara jatuh di atas sofa.
"Aw! Kok lo jatuhin gue sih?!" kesal Nara baru saja ia tertidur sebentar dan kali ini merasakan sakit di punggungnya."Lah? Katanya suruh lepasin." ucap Aldran tanpa rasa bersalah sedikitpun.
"Ya gak gini juga kali!" Aldran hanya terkekeh. Ia membantu Nara berdiri.
"Sorry tadi lo tidur pules banget sih. Sampe ngigo." jahil Aldran. Nara terkejut.
"Hah? Masa sih? Perasaan gue belum pernah kaya gitu!" elak Nara dengan wajah paniknya, malu jika hal itu benar.
"Haha, santuy aja kali Ra ga usah panik gitu. Mau aja di bohongin!" Aldran tertawa lepas melihat wajah keterkejutan Aldran.
Nara hanya memutar bola matanya malas. "Gue balik ya Ra." pamit Aldran. Nara mengangguk lagi pula memang sudah larut malam.
Nara mengantarkan Aldran sampai ke depan pintu rumah. "Hati-hati Al." ucap Nara.
"Hati? Ini bukan?" Aldran menunjukkan tangannya yang di bentuk love di depan dadanya dengan senyum yang merekah.
"Apa sih? Alay lo!" Nara tertawa melihat Aldran yang melakukan hal itu.
"Gue bahagia kalau lo juga bahagia. Gue cabut!" Aldran segera menaiki motornya. Dan menyalakan mesin.
"Ra!" panggil Aldran dengan suara yang terpendam helm dan suara mesin motornya yang sedikit keras.
"Apa?!" tanya Nara sedikit berteriak.
"Gue nitip hati gue di lo ya?!" ucap Aldran dengan senyum di balik helm full facenya.
**
Holaaa....hai kaliann..maaf banget kemarin aku ga sempet update karena ada kesibukan jadi ga sempet nge up:(
Tapi sekarang aku update nih...siapa yang kangen Aldran hihi...eh aku minta saran deh. Kalau misalkan aku bikin grup chat buat kita semua (pembaca Alnara) gimana? Tulis di kolom komentar ya.
Jangan kupa vote+comen ya...makasihh💓💓
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
ALNARA [COMPLETE]
Teen Fiction[TAHAP REVISI] Siapa yang tidak tahu Nara Almira? Cewek tomboy dengan keahlian beladiri yang hebat dan suka mengendarai motor besar di tambah sikap cueknya yang menjadikan Nara tidak punya teman di sekolahnya. Akibat jauh dari keluarganya Nara h...