25. Curiga

23.6K 1.1K 33
                                    

Saat Aldran menuju rumah Helen

Aldran akhirnya sampai di depan sebuah rumah yang cukup besar dengan pagar hitam yang terbuka di depannya. Ia segera memasukkan motornya ke pekarangan rumah tersebut.

Setelah memarkirkan motornya ia membuka helm dan turun dari motor. Ia mengetuk pintu rumah tersebut beberapa kali. Dan akhirnya pintu terbuka menghadirkan gadis dengan piama miliknya yang tengah tersenyum lebar ke arah Aldran.

"Sakit apa? " tanya Aldran sembari masuk ke dalam rumah.

"Kepala aku sakit lagi Al. " jawab Helen dengan muka yang memelas.

"Gue bilang juga apa. Ke rumah sakit. Ayok gue anter! " Aldran menarik pergelangan Helen rasanya sudah jengah mendengarkan keluhan Helen tapi ia tidak mau di antar ke rumah sakit.

"Engga! Aku maunya kamu. " Helen menepis tangan Aldran yang menariknya.

"Apa selama ini lo bohong soal sakit lo? " curiga Aldran.

"Aldran, mana mungkin aku bohong. Aku pernah ke dokter katanya dokter bilang aku sakit parah Al. " jelas Helen.

"Dan apa kamu lupa tanggung jawab kamu? Momy aku dah nitipin aku sama keluarga kamu, dan kamu harus jagain aku Al. " lanjutnya.

Entah kenapa ia terus merasa curiga dengan kata-kata Helen yang mengaku dirinya sakit parah namun tak pernah memberitahu Aldran ia sakit apa.

"Bilang sama gue lo sakit apa"

"Kamu ga usah tau. Aku ga mau kamu makin di repotin sama keadaan aku sekarang. " jawab Helen menunduk. Kali ini Aldran mengacak rambutnya kesal.

Oke baiklah, ini tanggung jawab Aldran untuk menjaga Helen. Hanya sebuah tanggung jawab tidak lebih. Sisanya ia akan mencari tahu kebenaran dari Helen.

"Oke. Sekarang lo mau apa?" tanya Aldran. Helen terlihat sedang memikirkan sesuatu.

"Nonton film horror di tv aja ya? " Helen meminta pendapat.

"Ga. Kalau lo nonton film horror nanti lo ga bakal bisa tidur terus malah minta gue nemenin lo. " jawab Aldran. Memang sudah biasa jika seperti ini.

"Yah, terus apa dong? " tanya Helen.

"Nonton azab aja sono. Biar inget dosa," secara tak langsung Aldran menyindir Helen secara terang-terangan dan malah duduk santai di sofa ruang tamu.

"Al? Kamu nyindir? " tanya Helen memastikan.

"Ga juga. Oh. Lo nyadar diri ya? " tanya Aldran membuat Helen kesal dan memilih diam.

"Nyebelin kamu Al! " kesal Helen lalu, ia pergi ke kamarnya.

"Lah? Sebenernya gue di suruh ke sini buat apaan sih njir! " teriak Aldran pada Helen yang malah masuk ke kamarnya.

"Ga butuh? Yaudah gue balik. " Aldran bersiap untuk pergi. Helen yang mendengar ucapan Aldran segera berbalik badan.

"Kamu ga nyegah aku buat ga masuk ke kamar terus nemenin kamu gitu? " tanya Helen dari lantai 2.

"Ngapain? Yang nyuruh gue ke sini siapa? Lo kan, terus lo ninggalin gue buat ke kamar kan. Ya gue balik lah. Simpel," jawab Aldran dengan entengnya.

"Ih dasar ga peka! " kesal Helen.

"Itu lo tau. Makannya jangan suruh gue peka," balas Aldran. Dan sepertinya kondisi Helen sudah baik-baik saja jadi ia memutuskan untuk pulang. Pasti bundanya akan marah jika ia pulang larut malam lagi.

"Aldran tunggu. Aw! " Aldran mendengar ringisan Helen pun berbalik ia melihat Helen yang sedang memegangi kepalanya dan tangannya berpegangan pada Sofa.

"Hel, kepala lo beneran sakit? " tanya Aldran sembari memegangi pundak Helen dan membawanya duduk di sofa.

"Ya iya lah Al. " jawab Helen sembari memegang kepalanya.

Aldran pergi menuju dapur dan terlihat bi Ninah sedang menyiapkan makan malam.

"Bi, minta air putih buat Helen ya. " pinta Aldran. Bi Ninah yang sedang menyiapkan makan pun terkejut namun ia segera mengangguk.

Aldran kembali menemui Helen yang masih memegangi kepalanya.

Drttt drttt

Fardi Athala Putra
Al, lo di mana?
Cpt ke basecamp penting!

Aldran mendapat pesan tersebut bingung memangnya ada apa di basecamp?
Ia juga bingung apa iya tinggalkan saja Helen dalam kondisi seperti ini?

"Den, ini minumnya. " ucap Ninah datang sembari meletakkan minum di atas meja.

"Makasih bik. Hel, gue harus cabut. Maaf ya. Bi tolong jaga Helen. " ucap Aldran. Bi Ninah mengangguk patuh.

"Al. Kamu ga bisa nemenin aku lebih lama? " Helen memegang tangan Aldran ketika Aldran bersiap pergi.

"Hel. Maaf yang gue urusin bukan hanya lo. Udah ya. Kan ada bi Ninah juga.  Gue pergi," Aldran melepaskan cekalan tangan Helen di tangannya lalu segera pergi.

Saat sudah di luar rumah Helen. Aldran teringat Nara, apakah gadis itu sudah pulang atau belum. Ia segera merogoh sakunya mengambil handphonen canggihnya itu.
Ia menelfon Nara namun sayangnya tak di angkat. Ia mencoba lagi sampai 3 kali namun tidak ada jawaban.

Aldran Gidbadesta
Ra?? Lo dh plng?

Aldran mengirim pesan berharap Nara membalas atau membacanya. Ia kini sungguh khawatir apakah Nara baik baik saja.
Namun, tak ada jawaban. Ia menjadi merasa bersalah kepada Nara.
Seharusnya tadi ia mengantarkan Nara pulang terlebih dahulu.

Aldran Gidbadesta
Besk gue jmput ya

Setelah mengirim pesan tersebut. Aldran segera menaiki motornya dan pergi menuju Basecamp.

**

Akhirnya Aldran sampai di basecampnya dengan semua anak Brave sedang membicarakan sesuatu. Aldran menghampiri mereka.

"Ada apa nih? Kok serius banget. " bingung Aldran. Lalu ia duduk di samping Fardi.

"Kita di lemparin ini. " Fardi memberikan batu yang di bungkus dengan kertas.

Aldran membukanya. Kertas yang membungkus batu bulat cukup besar dan ada tulisan di kertas tersebut.

Gue ga bakal tinggal diem
Gue bakal balas dendam sama lo. Melalui orang-orang terdekat lo!

Liat tanggal mainnya.

Drn

"SHIT! " umpat Aldran. Ia meremas kertas tersebut. Siapa yang berani menantangnya ini.

Apalagi orang ini akan membalaskan dendamnya kepada orang-orang terdekat Aldran. Bisa jadi itu keluarganya dan teman-temannya.

"Cari tau siapa yang ngirim ini. Dan kalian semua harus hati-hati. Jaga diri kalian masing-masing. Jangan sampai kalian terpecah belah. " ucap Aldran dengan serius.

Semua anggota Brave mengangguk setuku dengan ucapan ketua mereka.

Gue bakal cari tau lo! Dan ga bakal biarin lo ngedeketin orang-orang terdekat gue apalagi nyakitin mereka. Kalau lo sampe nekat. Lo bakal tau akibatnya. Pingsan, sekarat, atau langsung mati? Batin Aldran ia sangat emosi kali ini jiwa pemberontaknya mulai keluar.

**

ALNARA

VOTE+COMEN

ALNARA [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang