Nara tak biasanya sudah berada di sekolah sepagi ini. Padahal biasanya setiap hari ia akan terlambat datang ke sekolah karena malas untuk mengikuti kegiatan belajar apalagi ketika hari Senin. MALAS UPACARA!
Semua orang menatap Nara aneh seperti mimpi di siang bolong melihat seorang Nara datang sepagi ini dan Nara juga menyadari akan hal tersebut.
"Salah gue datang jam segini?" tanya Nara dengan nada sinisnya kepada seorang murid perempuan adik kelasnya.
"Eh. E-engga kok. Kak Nara cantik," jawab adiknya kelas itu dengan gugup sekaligus takut di hadapkan dengan cewek badgirl di sekolahnya.
"Gue gak minta lo puji gue," ketus Nara, lalu ia melanjutkan langkahnya sembari melihat-lihat kelas-kelas lain yang ia lewati.
Beberapa siswa dan siswi terlihat berkumpul di depan mading sekolah. Rasa penasaran yang tinggi menghampiri Nara tiba-tiba. Ia ikut berdesakan melihat tempelan apa lagi yang sedang di tempel di mading.
Ada selembaran kertas dengan pengumuman lomba taekwondo antar sekolah. Pesertanya putra dan putri. Nara hanya mengangguk tak berminat mengikuti lomba tersebut.
Ia kembali melanjutkan langkahnya ke arah kelasnya di lantai 2. "Ka Nara!" panggil seseorang. Nara menoleh dan mendapati Vita anak kelas 10 IPS 3.
"Ada apa?" tanya Nara.
"Eum..kakak di panggil ke ruang kepala sekolah sekarang."
"Oh. Thanks."
Sedetik kemudian Nara langsung berbalik arah menuju ke ruang kepala sekolah yang letaknya di ujung dekat kantin sekolah berdekatan dengan ruang guru. Maka dari itu siapapun yang bolos pelajaran dan memilih ke kantin sebagai pelarian akan terciduk guru pada akhirnya.
Sampailah ia di depan sebuah ruangan bertuliskan Ruang Kepala Sekolah. Nara mengetuk pintu beberapa kali, sembari membatin. Gue ada masalah apa ya? Perasaan gue belum bikin masalah hari ini.
"Masuk!" sahut seseorang dari dalam ruangan tersebut. Dan Nara membuka pintu itu perlahan.
Terlihatlah wanita paruh baya yang tak lain adalah bu Srini kepala sekolah SMA Tunas Bangsa 1. "Ibu memanggil saya?" tanya Nara dengan sopan.
"Iya. Silahkan duduk!" perintah Bu Srini.
Nara segera duduk di kursi yang berhadapan langsung dengan kepala sekolah tersebut. "Jadi, besok ada perlombaan Taekwondo antar sekolah, tempatnya di SMA Binar Bangsa. Nah kamu terpilih jadi perwakilannya bersama Daren. Hari ini kamu dan Daren akan latihan full di gedung olahraga." jelas bu Srini.
"Saya?? Sama Daren? Ibu ga salah gitu?" .
"Iya. Kamu sama Daren kan yang paling menonjol di bidang bela diri."
"Ibu harap kamu mau ya Nara."
"Yaudah bu iya." pasrah Nara. Ia malas sebenarnya untuk mengikuti lomba seperti ini. Apalagi akan ada perwakilan sekolah lain juga. Dan partnernya? Daren? OH NO!
"Yasudah kamu boleh ke gedung olahraga sekarang," ucap bu Srini.
"Baik bu terimakasih saya permisi," pamit Nara.
Nara menutup pintu ruang kepala sekolah yang menjadi saksi bisu kekesalannya untuk bertanding dengan SMA lain apalagi partnernya Daren ingin rasanya ia ingin langsung menonjok wajah Daren sekarang juga akibat kejadian kemarin yang membuatnya sangat kesal pada cowok itu.
**
Nara hendak memasuki gedung olahraga, namun sialnya ia harus bertemu dengan Daren yang malah tersenyum meremehkan padanya.
"Oh, jadi ini calon partner gue," ucapnya dengan wajah sinis.
"So what?" Lalu, dengan cepat Nara masuk ke gedung Olahraga karena sudah muak dengan tingkah Daren.
Ia menaruh tasnya di kursi kecil. Lalu, mengambil baju taekwondonya di dalam tas karena memang hari ini ia harus ke tempat latihannya.
Setelah itu, Nara pergi ke ruang ganti, mengganti pakaiannya. Lalu, saat ia kembali, ia melihat Daren sedang latihan dengan Pak Danu, pelatih taekwondo di sekolahnya.
Nara memang mengikuti ekskul Taekwondo di sekolahnya karena hobi dan mulai mencari tempat belajar taekwondo di luar sekolah. Setelah ia mengetahui di sekolahnya ada ekskul taekwondo ia bersemangat untuk mengikutinya hitung-hitung mengasah kemampuannya agar bisa semakin mahir.
Nara menghampiri Pak Danu dan Daren yang mengakhiri aktivitas mereka tadi. Pak Danu tampak menoleh ke arah Nara sembari tersenyum dan hanya di balas senyum tipis dari cewek itu.
"Oke Nara sudah siap?" tanya Pak Danu.
"Sudah pak."
"Oke. Coba sekarang kamu bertanding sama Daren."
"Loh pak. Dia kan cewek mana mungkin lah lawan cowok ada-ada aja bapak," Daren malah terkekeh seakan menganggap Pak Danu itu sedang bercanda.
"Bapak tahu Nara perempuan. Tapi kalau dia udah di utus jadi perwakilan sekolah. Berarti tandanya dia dah seimbang dong sama anak taekwondo cowoknya juga. Toh yang ikutan ekskul taekwondo perempuannya yang paling menonjol itu kan Nara. Udah jangan banyak protes ayok mulai!" ucap Pak Danu memberi aba-aba.
Nara dan Daren siap-siap dengan posisi mereka. Mereka mulai mengeluarkan jurus-jurus mereka dengan Pak Danu memperhatikan dengan teliti.
"STOP!" intruksi Pak Danu memberhentikan keduanya.
"Bapak lihat kalian seimbang. Bapak harap jangan minder karena ucapan Daren ya Ra! Semangat pokoknya walau kamu cewe tapi kekuatan kamu udah setara kaya cowok. Si Daren jangan di pikirin."
"Lah? Kok saya sih pak?!"
"Shut! Berisik yaa..ayok mulai latihan lagi!" perintah Pak Danu. Dan mereka mulai latihan dengan serius karena perlombaan nanti sudah menanti.
**
-ALNARA-
Setelah baca cerita ini jangan lupa budayakan vote dan komen ya guys. Biar ga siders aja....Saling menghargai walau dengan perlakuan sederhana🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
ALNARA [COMPLETE]
Fiksi Remaja[TAHAP REVISI] Siapa yang tidak tahu Nara Almira? Cewek tomboy dengan keahlian beladiri yang hebat dan suka mengendarai motor besar di tambah sikap cueknya yang menjadikan Nara tidak punya teman di sekolahnya. Akibat jauh dari keluarganya Nara h...