"Ra bangun, Ra. Anak gadis males banget bangunnya!" Ria berdecak kesal, kemudian membuka tirai jendela kamar Nara.
Nara terusik saat sinar matahari langsung menerpa wajahnya. Saat membuka mata, Nara memandang sekilas ke arah tantenya lalu duduk.
"Tante ngapain ada di sini?" tanya Nara.
"Lupa atau pura-pura kamu?" kata Ria, "hari ini, hari pertama kamu masuk sekolah baru."
"Apaan sih, Tan. Nara bisa berangkat sendiri." Nara merapihkan rambutnya yang berantakan ke depan. "Tante sama Om ribet banget, segala pindahin Nara ke sekolah lain," keluhnya.
"Itu salah kamu sendiri yang gak mau di atur, malah ikut geng motor segala. Kamu itu cewek!"
Nara memijit pangkal hidungnya, tantenya ini memang sangat cerewet membuat kepalanya pening. Perempuan itu tidak bisa melakukan apa-apa, hanya bisa pasrah sekolah di tempat lain.
Tantenya terus saja menyuruh Nara untuk cepat mandi. Nara yang jengah dengan suara keras tantenya dengan cepat masuk ke kamar mandi walau matanya masih setengah terbuka.
Setelah mandi, Nara menuju lemarinya. Ternyata tantenya sudah menyiapkan seragam barunya.
"Seragam sekolah mana ini? Bisa-bisanya gue di pindahin," geram Nara.
Perempuan itu melirik logo sekolah yang ada di baju tersebut. Bertuliskan SMA Binar Bangsa dengan lambang sekolah mereka.
Mata Nara membulat saat membaca nama sekolah tersebut. "Binar bangsa?! Sekolah Aldran?" Nara masih tidak percaya, bagaimana jadinya kalau dia satu sekolah dengan Aldran?
***
Nara menarik kursi makannya dengan kasar membuat Ria yang sedang sarapan menoleh bingung ke arahnya. Tapi sedetik kemudian wanita itu tersenyum saat melihat tampilan Nara memakai baju sekolah barunya.
"Pagi, Ra," sapa Ria, wajahnya lebih bersahabat sekarang padahal sewaktu membangunkan Nara terlihat seperti singa mengamuk.
"Hm."
"Kenapa kamu 'ham hem ham hem'?"
"Gak suka sama tante."
Ria memutar bola matanya malas, keponakannya itu sangat-sangat menyebalkan.
"Makan cepet, biar gak laper di sekolah," perintah Ria.
"Gak usah di suruh juga Nara bakal makan walau tanpa tante." Nara bersikap cuek, ia masih tidak suka dengan keputusan tante dan omnya.
Walau kata mereka demi kebaikan Nara, tapi menempatkan diri di lingkungan baru itu sulit bagi Nara. Ia tidak mau repot-repot harus mengenal banyak orang dan menghapal nama mereka.
***
"Kenapa harus Binar Bangsa?" tanya Nara memecah keheningan dalam mobil yang di kendarai tantenya.
"Karena sekolahnya bagus, banyak melahirkan anak-anak hebat. Dan Kevin juga lulusan disana," ungkap Ria.
Wanita itu menoleh ke arah Nara yang memasang wajah cuek. Ia tahu kalau ponakannya itu sulit menerima keputusannya untuk dipindahkan sekolah. Tapi suaminya sudah bersikeras untuk memindahkan Nara ke sekolah lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALNARA [COMPLETE]
Novela Juvenil[TAHAP REVISI] Siapa yang tidak tahu Nara Almira? Cewek tomboy dengan keahlian beladiri yang hebat dan suka mengendarai motor besar di tambah sikap cueknya yang menjadikan Nara tidak punya teman di sekolahnya. Akibat jauh dari keluarganya Nara h...