Nara pastinya di jemput Aldran untuk ke sekolah. Suasana sekolah masih sepi di karenakan masih sangat pagi. Nara dan Aldran sengaja berangkat sepagi ini untuk rencana mereka.
"Semoga berhasil ya! " mohon Nara.
Aldran yang telah memasukkan coklat di bawah meja Nesa tersenyum kemenangan. "Semoga! Tapi sebelum itu, kita harus bikin mereka deket Ra. " pendapat Aldran di setujui oleh Nara.
"Nanti aku minta bantuan Melly juga! " balas Nara. Aldran mengangguk sembari tersenyum.
Aldran menyimpan tasnya di bangku kesayangan yang banyak corat-coret di situ. "Ke kantin dulu yuk! Kamu kan belum makan. " ajak Aldran. Nara mengangguk setuju dan mereka pergi ke kantin bersama.
Di sepanjang koridor hanya ada mereka berdua, murid lainnya hanya ada beberapa dan tak terlalu banyak.
"Nara? " panggil seseorang di belakang Aldran dan Nara.Nara yang merasa namanya terpanggilpun menoleh. Mendapati Derta yang berdiri tak jauh dari tempatnya. "Iya, kenapa? " tanya Nara.
Aldran melihat kedatangan Derta hanya menatapnya tanpa ekspresi. "Tumben sepagi ini udah di sekolah. Ngomong-ngomong mau kemana? " tanya Derta.
Dih! Ni bocah ganggu banget sih! Merusak mood di pagi hari gini. Batin Aldran.
"Kepo lo! " jawab Aldran dengan sinis. Nara menyenggol lengan Aldran pelan.
Aldran yang mendapat gerakan dari Nara hanya diam masih beradu tatapan dengan Derta.
"Kita mau ke kantin. " jawab Nara dengan senyum tipis.Derta terlihat mengangguk kecil. "Bareng ya? Aku juga kebetulan mau ke kantin! " Nara menatap Aldran yang terlihat tak senang dengan ajakan Derta.
Nara berbisik sesuatu ke kuping Aldran. "Aku punya rencana buat Nesa sama Derta di kantin! " bisik Nara pelan. Aldran mengangguk terpaksa.
"Boleh. " Derta tersenyum mendengar jawaban Nara.
Mereka bertiga pergi ke kantin, mengambil tempat dekat jendela agar bisa menatap halaman yang luas dan langit pagi yang indah.
Nara duduk di samping Aldran dan Derta di hadapan mereka. Nara melihat Nesa yang baru datang sembari membawa kotak bekal makan siangnya.
"Nesa! " panggil Nara, Nesa menoleh ke arah Nara dan tersenyum.
Nara melambaikan tangannya sebagai isyarat agar Nesa menghampirinya. "Duduknya pinggir Derta tuh! " Ucap Nara.
Derta sedikit bingung, kenapa harus Nesa yang duduk di sampingnya. Nesa hanya mengangguk. Dan duduk di samping Derta.
"Pagi Der! " sapa Nesa dengan canggung.
Derta menoleh pada Nesa yang duduk di sampingnya. "Pagi. " jawab Derta dengan singkat dan tanpa ekspresi membuat hari Nesa sedikit risih di buatnya.
Nara membuka handphonenya dan menchatting Nesa.
Nara:
Lo dah bawa mknnya kn?
Ini waktunya lo bktiin cnta lo sma Derta Nes. Kalau lo nunggu dia peka tpi lonya ga berusaha semua itu mustahil. Jadi lo hrs semangat buat cinta lo! Buktiin kalau lo pantes buat dia.Nesa tersenyum tipis melihat pesan Nara. Ia memang harus berusaha lebih keras untuk hasil yang maksimal.
"Kalian cocok tau! " ucap Nara tiba-tiba.
Aldran yang awalnya terlihat kaget namun akhirnya mengerti. "Bener-bener setuju gue. Kenapa lu pada ga jadian aja? " tanya Aldran.
"Maksud lo? " bingung Derta.
Aldran menghela nafasnya. "kan lo cocok sama Nesa. Jadian aja kalii! " jawab Aldran.
Derta tak menjawab lagi ia hanya menatap ke arah luar dengan pikirannya yang tak dapat di tebak.
"Ra, kayanya di sini kurang cocok deh. Ke sana aja yuk? " Tunjuk Aldran ke arah meja kosong di ujung kantin.Tempatnya cukup strategis untuk memantau Nesa dan Derta. "Boleh! " Aldran menggenggam tangan Nara dan mengajaknya pergi.
"Gue ke sana ya. Enjoy! " ucap Nara dengan senyumnya.
Mereka duduk sembari memantau Nesa dan Derta. Semoga rencana ini dapat mendekatkan mereka berdua. Nara yang menyuruh Nesa datang ke kantin sembari membawa bekal makan siang.
"kayanya makanan belum siap ya sepagi ini. Gue bawa makanan buat lo! " Nesa memberikan kotak makan siangnya pada Derta.
Derta melihat kotak bekal yang di berikan Nesa. Sebenarnya ia juga belum sarapan,perutnya sangat lapar.
"Buat gue? " tanya Derta. Nesa mengangguk."Thanks, gue makan ya. " mata Nesa berbinar. Akhirnya Derta menerima pemberiannya.
Derta membuka kotak bekal makan siang itu dan terlihat nasi goreng sengan telur mata sapi di atasnya. Tampak sangat menggiurkan.
Ia dengan lahap menyuapkan nasi ke mulutnya.Nesa tersenyum melihat Derta yang tampak menikmati nasi goreng yang ia buat sendiri. "Gimana? Enak ga Der? " tanya Nesa.
"Enak kok! " jawab Derta dengan jujur, dari pada ia keroncongan lebih baik ia menerima pemberian Nesa. Lagi pula sayang jika ia tak menerimanya.
Suasana menjadi hening seketika. Nesa mencoba memberanikan diri untuk memulai percakapan. "Gue liat puisi lo di mading. Bagus banget! " puji Nesa. Ia sempat memeriksa mading tadi pagi dan melihat puisi Derta yang sangat indah.
"Thanks pujiannya. " balas Derta.
"Gue suka sama puisi lo, dari hati banget ya kayanya? " Tanya Nesa. Puisi yang di buat Derta memanglah puisi bertemakan cinta.
"Iya. " jawab Derta. Jawaban Derta memang selalu singkat makannya Derta memaklumi.
"Gue pengen belajar bikin puisi boleh? Gue kadang bikin puisi, tapi ga sebagus punya lo." ucap Nesa. Derta sejenak menghentikan makannya.
Ia menatap Nesa, tatapan itu adalah tatapan yang tak dapat di artikan oleh siapapun kecuali Derta sendiri.
"Bikin puisi itu harus di lakuin dari hati. Kalau hati lo emang niat mau bikin, pasti lo bangga dengan karya lo sendiri. " ucap Derya. Nesa hanya mengangguk kecil mengerti apa yang di bicarakan Derta.
"Tapi, lo boleh belajar lebih baik. " lanjutnya.
Nesa tampak senang, tandanya ia bisa belajar dengan Dert. "serius? " tanya Nesa memastikan.
"Iya, kalau lo mau. Tapi gue ga bisa sering. " ucap Derta. Nesa mengangguk senang.
"Lo suka bikin puisi, kaya Nara juga ya? " tanya Derta.
Nara? Sejak kapan dia suka bikin pusisi? Batin Nesa merasa bingung dengan ucapan Derta.
**
Hello... Akhirnya up... Gimana nih sama chapter kali ini? Semoga suka yaaaa hehe...
Makasih banyak buat yang udah vote, comen.. Thanks bangett...
Yang belum jangan lupa ya hehe. Hargai dan budayakan vote 😁Btw yang mau masuk grup chat Alnara masih bisa kok... Tinggal dm di instagram @alnara. Official terus kirim no sama nama kalian. Nanti kalian di masukin deh sama admnya... Jangan lupa yaa heh

KAMU SEDANG MEMBACA
ALNARA [COMPLETE]
Novela Juvenil[TAHAP REVISI] Siapa yang tidak tahu Nara Almira? Cewek tomboy dengan keahlian beladiri yang hebat dan suka mengendarai motor besar di tambah sikap cueknya yang menjadikan Nara tidak punya teman di sekolahnya. Akibat jauh dari keluarganya Nara h...