Semuanya berlalu dengan cepat, masa putih abu di SMA hari ini akan berakhir seiring waktu yang berjalan semua akan sibuk menata hidup baru dan mulai menata masa depan. Hari ini hari perpisahan kelas 12 di SMA Binar Bangsa, pastinya akan sangat meriah. Tapi, tanpa kehadiran sesosok gadis yang selalu Aldran bayangkan untuk jadi pasangannya itu seakan ada yang kosong. Sampai saat ini masih belum ada yang bisa menggeser posisi Nara di hati Aldran, Helen yang berusaha semaksimal itupun malah Aldran acuhkan.
Firna? Jangan di tanya, gadis itu tidak pernah di lirik lagi oleh Aldran. Bahkan Helen pernah sampai memaksa orang tuanya untuk menjodohkan dirinya dengan Aldran, sungguh hal yang nekat bukan? Tapi orang tua Helen tak menyutujui itu, mereka ingin Helen menjadi dokter sesuai cita-citanya dan tidak boleh menikah di usia terlalu muda.
Ceklek!
Saat Mira masuk ke kamar putranya ia menggelengkan kepala saat melihat Aldran yang masih setia tertidur di atas kasur besarnya. Mira menghampiri putranya yang tengah tertidur leleap. "Astagfirullah abang!!! BANGUN! LIAT JAM BERAPA?!" Mira berteriak karena putranya sangat susah untuk bangun dari tidur.
"Siram aja bun! Lagian di bangunin dah 5 kali gak bangun-bangun," Almi yang baru saja ikut masuk ke kamar Aldran mencurahkan ide cemerlangnya.
"Bener ini mah!"
Mira pergi ke kamar mandi yang ada di kamar Aldran, ia mengambil setengah gayung air dan membawanya keluar kamar mandi. Putra nya masih belum bergerak sedikitpun. Mira mengambil air di dalam gayung dengan tangannya dan menyiram wajah Aldran yang tertidur.
Aldran mengerjap terkejut. "ASTAGFIRULLAH!!! BUNDA AYAH BANJIR!!! MI! ALMIII!! PREPARE CEPET BANJIR!! NGUNGSI WOY!!" Aldran berteriak seperti orang gila.
"Kalau beneran banjir aja baru bangun! Keburu kebawa hanyut kali kamu bang!" Mira menatap putranya kesal.
Aldran terkejut melihat bundanya dengan wajah kesal sedangkan Almi malah tertawa di dekat pintu. "Yallah bunda, bikin Aldran jantungan," Aldran mengusap dadanya.
"Udah! Cepet kamu mandi sekarang. Kan hari ini perpisahan sekolah bang, masa lupa sih. Cepet! Jasnya udah bunda siapin di lemari!" ucap Mira.
"Nih sekalian bawa gayungnya!" Mira memberikan gayung berisi air pada Aldran. Almi menjulurkan lidahnya mengejek Aldran. Aldran mendengus kesal melihatnya.
Ia beralih menatap jas hitam yang di gantungkan di pintu lemari, rasanya dunia berjalan begitu cepat, sekarang hari perpisahan sekolah, ia akan berpisah denganteman-temannya yang lain. Akan sibuk dengan kuliah dan pekerjaan. Lalu, ia teringat Nara.
"Aku harap kamu bisa berdampingan di acara perpisahan sekolah Ra. Tapi, kayanya gak mungkin. Padahal langkah kamu untuk lulus sekolah sudah dekat, tapi kamu malah meninggalkan semuanya terlebih dahulu," Aldran berbicara sendiri.
**
Aldran datang ke sekolah menggunakan motor kesayangannya. Begitupun anggota Brave yang lain. Mereka berniat setelah selesai perpisahan akan berkeliling kota sembari membawa bendera kesayangan mereka, bendera Brave.
Aldran menemui teman-temannya yang ternyata masih di pasrkiran. Semua terlihat sangat rapih dengan jas hitam dan kemeja putih. Aldran masih menggunakan kemeja putihnya, rambutnya ia sisir ke samping memberi kesan cool dan pastinya tampan apalagi wajahnya yang putih dan glowing.
"Pak ketu ganteng banget nih!" puji Adi yang habis berfoto dengan Iam.
"Wajib!" Aldran mengambil jasnya dan segera memakai jas hitam tersebut.
Murid perempuan yang melewati mereka menatap takjub pada ketiga Most wanted di sekolah mereka tersebut. Ketampanan mereka itu natural mmebuat siapapun jatuh cinta walau terkadang absurd.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALNARA [COMPLETE]
Roman pour Adolescents[TAHAP REVISI] Siapa yang tidak tahu Nara Almira? Cewek tomboy dengan keahlian beladiri yang hebat dan suka mengendarai motor besar di tambah sikap cueknya yang menjadikan Nara tidak punya teman di sekolahnya. Akibat jauh dari keluarganya Nara h...