44. Rasa Tak Suka dan Cemburu

18K 798 11
                                    

Aldran termenung di basecampnya sampai-sampai ia lupa jam berapa sekarang ini. Beberapa anak Brave sudah meninggalkan basecamp karena sudah mulai sore.

Adi dan Iam tertidur di sofa dan saling bersandar pundak. Fardi sedang bermain catur dengan mang Oding. Tiba-tiba Fardi duduk di samping Aldran yang malah terus mengaduk-aduk kopi yang ia pesan.

"Woy! Ngelamun ae lu!" Fardi memegang pundak sahabatnya itu.
Aldran malah diam sembari menutup matanya.

"Kenapa sih Bray? Kangen sama Nara?" tebak Fardi. Tiba-tiba badan Aldran kembali tegak ia segera menyambar jaket dan tasnya.

"Mau kemana lo Al?" bingung Fardi.

"Mau nengok Nara." jawab Aldran.

Aldran segera menuju ke motornya. Ia segera memakai helm dan meninggalkan basecamp. Di perjalanan ia terus memikirkan apa yang akan ia bawa untuk Nara. Jika ia membeli bubur ia sudah pastikan Nara akan bosan karena ia sudah sering membawakan bubur. Lalu, ia memutuskan untuk pergi ke tempat buah-buahan dan membeli beberapa buah-buah segar dan di susun dalam keranjang sesuai permintaannya.

**

Aldran akhirnya sampai di depan pekarangan rumah Nara dan bersamaan dengan seseorang yang berseragam samaa dengannya. Saat pemuda itu membuka helm terlihat wajah yang tak asing lagi.

"Lo ngapain sih di sini?" Aldran menatap tak suka pada Derta.

"Ngejenguk Nara." jawab Derta dengan muka datarnya itu. Aldran berdecak kesal lalu ia turun dan menghampiri Derta.

"Emang lo deket sama dia? Baru kenal aja bangga." jiwa kesinisan Aldran sudah meronta-ronta.

"Ga harus deket buat ngelakuin hal baik!" jawab Derta dengan tegas.

Adran mendekatkan diri kepada Derta dengan tatapan tajamnya. "Ga usah sok bijak dan ga usah sok deket sama Nara!" peringat Aldran tepat di kuping Derta.

Derta menjauhkan tubuh Aldran darinya. "Lo ga berhak atur hidup dia!" Derta segera pergi meinggalkan Aldran. Aldran yang takut kalah dengan Derta segera mengejarnya.

"Awas gue duluan!" Aldran berusaha masuk duluan dan Derta yang terjepit bersamaan dengannya di pintu masuk saling berdesakan.

"Lo minggir gue yang masuk duluan!" Derta terus mendorong Aldran, dan Aldran pun sebaliknya.

"Siapa lo deket-deket sama Nara. Sono balik!" usir Aldran.

"Ya gue mau jenguk Nara bukan lo jadi lo ga berhak usir gue!" Mereka terus berdesakan. Aldran mendorong wajah Derta dengan tangannya.

Dan Aldran segera berlari setelah lolos dari acara berdesakan tadi. Ia segera ke lantai atas untuk menemui Nara. Sebentar lagi ia sampai namun seseorang menariknya sehingga ia terhuyung ke belakang.

"Anjir lo Derta!" Aldran menarik kembali Derta hingga lelaki itu terjatuh.

Aldran kembali berlari dan berhasil sampai di dalam kamar Nara terlebih dahulu dari pada Derta. "Aldran?" bingung Nara melihat Aldran dengan nafas yang seperti sudah maraton.

"Ra!" Derta pun ikut masuk dengan nafas yang masih ngos-ngosan.

"Kalian kenapa sih woy abis ikutan lomba lari apa gimana?" tanya Melly yang memang sengaja menjenguk Nara dengan Nesa dan menemani gadis itu. Sedangkan kini Nesa tengah menahan rasa bahagianya karena bisa bertemu Nara tapi ia juga sedikit cemburu karena Derta menjenguk Nara.

Mungkin karena Nara kan anggota ekskul akustik juga. Batin Nesa mencoba mengusir semua pikiran negatifnya pada Nara.

"Ra, ini buat lo." Aldran memberikan buah-buahan yang beberapa buahnya penyok akibat ulahnya dengan Derta tadi.

"Yaampun ga niat banget lo Al, buah penyok gini lo kasih ke Nara? Parah-parah." Melly menggelengkan kepalanya sembari menatap ke arah buah-buahkan yang di berikan Aldran.

"Ra, ini dari gue. Makan ya." Derta memberikan kue brownis untuk Nara.

"Ini apalagi astagfirullah kue tamplok gini!" Melly terkejut melihat brownis yang Derta bawa.

Aldran menghela nafas. Dan menatap tak suka ke arah Derta. "Ini semua gara-gara lo! Buah-buahan gue jadi penyok gitu!" Aldran menyalahkan Derta.

"Ini juga salah lo! Liat tuh brownis gue jadi ancur karena ulah lo!" Derta juga sebaliknya. Mereka menjadi kesal sendiri.

"Lo!" Aldran tak mau kalah.

"Lo juga!" Derta pun sama.

Percekcokan terjadi di antara mereka saling adu mulut dan saling menyalahkan walaupun sebenarnya mereka berdua yang salah.

"Stop! Kenapa jadi berantem sih?" Nesa mencoba menengahi walaupun sebenarnya ia malu berkata-kata ketika berada di dekat Derta.

"Cukup! Gue sangat berterima kasih dengan perhatian kalian berdua. Gue ga masalah mau tamplok atau amburadul, penyok, atau sampe bubuk. Tapi niat kalian buat ngasih gue dengan ikhlas gue dah bersyukur kok. Thanks ya. Pokonya kalian jangan ribut terus." ucap Nara. Mereka diam.

Aldran dan Derta memilih duduk berjauhan. "Ra gue potongin apelnya ya? Mau?" tawaran Aldran di angguki dengan semangat oleh Nara.

"Gue suapin lo ya Ra, makan brownisnya. Enak kok." Derta malah jadi ikut-ikutan.

Nara yang mendapat tawaran dari Derta terkejut. Ia melihat ke arah Nesa yang tampak cemburu dengan perhatian Derta padanya.

"Eum..gue makan buah dulu aja ya Der." lantas Nara menolak tawaran Derta.

Sorry Der, gue lebih milih perasaan sahabat gue. Batin Nara.

Aldran sangat senang, ia menang. Dan sekarang ia sedang memotong apel manjadi beberapa bagian dan memberikannya pada Nara. Nara yang antusias segera memakan apel tersebut.

"Ih gue juga mau Al!" Melly mengamb 2 potong apel di tangan Aldran.

"Ini buat Nara bukan buat lo!" Aldran mencoba mengambil apel itu kembali namun Melly menjauhkannya dan memberikan 1 potong pada Nesa.

"Jadi orang jangan pelit, nanti sembelit!" sindir Melly, Nara malah tertawa mendengarnya.

Ia melihat Derta yang belum memakan apel. "Der, lo mau?" tanya Nara.

"Ga usah deh Ra, kayanya gue harus balik deh mau hujan." jawab Derta.

"Iya sono mending lu balik aja." celetuk Aldran dan di hadiahi tatapan tajam dari Nara membuatnya malah menyengir kuda.

Tiba-tiba ide cemerlang datang di otak Nara. "Oh gitu. Eh kebetulan tadi tuh Nesa niatnya mau pulang tapi ga ada temen karena Melly masih mau jagain gue, ya kan Nes?" Nesa melotot tak percaya.

"hah?" bingung Nesa. Melly yang tau dengan apa yang di rencanakan Nara ikut andil.

"Eh iya bener. Gimana kalau Nesa bareng sama lo Der? Bisa kan? Pliss..." mohon Melly.

"Eh ga usah!" tolak Nesa ia merasa tak enak dan maksudnya Nara apa? Ia kan berniar untuk menemani Nara bersama Melly.

"Ga apa-apa kok Nes, lo bareng gue aja." ucap Derta.

Astaga? Ini gue ga lagi mimpi? Batin Nesa tak percaya.

Sedangkan Nara dan Melly merasa sangat senang karena idenya berhasil.
"Eum...thanks ya." ucap Nesa.

"Belum juga gue anterin." Derta beranjak dari duduknya.

**

Hellooo.....sorry banget baru up karena aku dah mulai sekolah lagi setelah aku ga sekolah beberapa hari karena sakit:(

Oke jangan lupa vote+comen. Jangan lupa follow juga instagram aku @elsiiftr_ dan akun wp aku yaa...

Thanks banget buat support kaliann❤

Tbc

ALNARA [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang