24. Nonton di Bioskop

24.2K 1.1K 0
                                    

Aldran dan Nara kembali ke bioskop karena film akan segera di mulai. Mereka sudah duduk nyaman di tempat duduk yang sudah di sediakan. Dan menunggu film di mulai.

"Gue seneng, akhirnya bisa nonton sama lo." ucap Aldran dengan senyumnya.

"Lebay lo! " cibir Nara dengan kekehannya.

"Lebay karena lo. "

Beruntungnya lampu studio telah di matikan jadi Aldran tidak mengetahui Nara yang pipinya sedang memerah saat ini. Entah kenapa ia juga merasa bahwa dirinya seperti terlalu lebay, mungkin?

Akhirnya film yang di tunggu-tunggu di mulai. Nara dan Aldran fokus menonton filmnya. Hingga tak terasa 30 menit berlalu.

Drttt

Sebuah notifikasi pesan masuk di dalam handphone Aldran. Ia mengecek handphonenya dan melihat satu pesan masuk dari Helen.

Helen Gabriel
Aldran.. Aku kambuh
Pls dtng Al, kpl aku skt
:(

Aldran melihat chat itu sedikit terkejut. Ia menghela nafas, berat rasanya meninggalkan Nara.

"Ra? " panggil Aldran pelan, dan Nara menoleh mengerutkan dahinya.

"Maaf gue harus pergi duluan. " ucap Aldran dengan penuh penyesalan.

"Hah? Kenapa? " bingung Nara padahal film masih berjalan lama.

"Gue harus nemenin Helen. Sorry ya. Lo lanjut sendiri ga apa-apa kan? " tanya Aldran ragu.

Nara diam sebentar. Rasanya ia malas jika nonton bioskop sendiri. Tapi mau bagaimana lagi.

"ga apa-apa sih. Tap-"

"Gue pergi dulu ya. Hati-hati baliknya. " potong Aldran cepat. Karena Helen sudah menchatnya bahkan menelfonnya.

Nara tak bisa menahan kepergian Aldran, itu haknya Nara sadar dia siapa. Ia hanya menatap sendu kepergian Aldran yang sedari tadi menemaninya.

Akhirnya setelah menunggu sangat lama film selesai. Nara segera meninggalkan studio bersama pengunjung lainnya. Saat keluar dari tempat bioskop mall masih terlihat sangat ramai. Tapi tak membuat Nara seceria seperti bersama Aldran.

"Gue kaya yang ke mall sendiri ga tau mau ngapain deh. " ucap Nara pada dirnya sendiri.

"Kaya keliatan banget deh gue jomblonya, udah nonton bioskp sendiri, sekarang jalan di mall sendiri, dan pulang sendiri. Serba sendiri, jomblo lagi. " Nara berjalan di mall dengan ocehannya yang tak jelas itu.

Ia berhenti, menyadari apa yang tadi ia ucapkan.
"Kok gue jadi anak alay gini sih? " Heran Nara. Ia segera melanjutkan langkahnya dengan mood yang sudah hancur.

"Nara? " tiba-tiba seseorang memanggilnya. Nara menoleh ke belakang.

"Lo? Derta bukan? " tanya Nara ketika melihat Derta yang berada di belakangnya sembari membawa paper bag.

"Iya gue Derta. Lo ngapain di sini? " tanya Derta sembari menyusul Nara.

"Oh. Gue ngemis. " jawab Nara tanpa ekspresi.

"Hah? Eum... Lo ngemis di mall? " bingung Derta.

"Ya kaga lah. Masa iya gue ngemis di mall. Gue jalan-jalan."jawab Nara degan nada cueknya. Lalu, ia kembali berjalan hendak keluar mall.

"Oh gitu. Lo sendirian? " tanya Derta sembari berjalan berjalan beriringan bersama Nara.

"Tadi bareng Aldran. " jawab Nara.

"Pulangnya? " tanya Derta.

"Ke rumah. " jawab Nara dengan tampang tak berdosa. Sembari terus berjalan menatap bosan ke arah depan.

"Maksud gue sama siapa, naik apa." Jelas Derta.

"Lagian lo bilangnya kurang kumplit, " balas Nara.

"Gue pulang sendiri. Nyari taksi. " jawab Nara.

"Gimana kalau bareng gue? " tawar Derta.

"Lo ga ada niatan buat nyulik gue kan? " tanya Nara waspada.

"Emang tampang gue kaya penculik?" Derta menatap Nara.

"Kaya manusia." jawab asal Nara.

"Jadi gimana, mau? " tanya Derta sekali lagi. Nara mengangguk setuju.

Derta dan Nara berjalan beriringan keluar dari mall dan menuju parkiran. Nara di persilahkan masuk ke dalam mobil terlebih dahulu oleh Derta.

Dan setelah Derta ikut masuk ke dalam mobil ia segera melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Suasana hening terasa begitu membosankan.

"Tadi katanya lo bareng Aldran ya?" Derta mencoba mengusir kebosanan yang menyelimuti.

"Iya," jawab Nara, dengan pandangannya yang tertuju ke arah depan.

"Terus dia kemana?" tanya Derta kembali.

"pergi duluan. Nemenin Helen. " jawab Nara dengan wajah datar yang menghiasi.

Entah kenapa membayangkan kejadian tadi dan di sekolah pada saat di kantin mood Nara semakin merosot karena Helen terlihat sangat dekat dengan Aldran.

"Oh Helen. Pantesan," balas Derta.

Nara sebenarnya ingin bertanya siapa sebenarnya Helen dan kenapa begitu dekat dengan Aldran. Ada hubungan apa mereka. Namun, ia terlalu gengsi untuk menanyakannya. Bisa-bisa ia di sangka menyukai Aldran atau kepo dengan urusan orang lain. Apalagi kalau yang di tanya itu Derta seseorang yang baru ia kenal.

Awalnya ia juga ragu jika harus pulang dengan Derta. Namun, ia melihat niat baik Derta jadi ia men-iyakan saja ajakan Derta walau baru kenal tapi terlihat Derta itu seperti orang yang sangat pintar mencairkan suasana yang kaku dan cukup terbuka dan asik.

Buktinya sekarang ia mengajak bicara Nara dengan beberapa obrolan ringan dengan gaya bicaranya yang baik walau Nara belum terlalu kenal dengan Derta tetapi melihat gaya bicaranya Derta termasuk sosok orang yang bijak.

Dan tak terasa dengan obrolan tadi akhirnya Nara sampai di depan gerbang hita rumahnya.

"Thanks ya Der. Maaf ngerepotin." ucap Nara berterimakasih pda Derta.

"Mau mampir? " tawar Nara.

"Oh. Engga,makasih. Lain kali aja ya Ra. Kayanya dah malem banget gue harus balik. Btw sama-sama kok. Santai aja. " jawab Derta dengan senyum yang terlihat ada lesung pipinya.

"Oke. Hati-hati di jalan. " Nara keluar dari mobil.

Derta melanjukan kembali mobilnya untuk pulang ke rumah karena hari semakin malam. Nara masih melihat kepergian Derta dengan mobilnya hingga tak terlihat lagi.

Nara segera masuk ke rumahnya. Dan masih terbayang dengan Aldran. Rasanya ia sangat ingin merebahkan tubuhnya di kasur. Ia segera masuk ke dalam rumah yang sudah ada Bi Sri yang menyambutnya.

Nara segera naik ke atas kamar dan merebahkan tubuhnya di kasur yang ukuranya lumayan besar. Ia berganti baju sebentar dan kembali ke kasur untuk tidur. Dan tak lama ia masuk ke alam mimpi.

**

ALNARA

VOTE+COMEN

ALNARA [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang