"Eh ada apa nih pelukan gitu kaya teletalubis," Aldran terkekeh. Ia sangat senang melihat bundanya dan Nara saling berpelukan.
"Abang mah kebiasaan suka mencemari keadaan, " Sahut Almi yang sedang berjalan sambil memegang handphone di tangannya.
"Baru tau gue ada pencemaran keadaan,"
"Nara gimana kalau kamu bersih-bersih dulu aja sekalian? " tanya Mira.
"Eum.. Tapi kan Nara ga bawa baju salinnya bunda,"
"Pake baju aku aja kak. Aku ada nih baju gede banget kado dari Abangke, " Ucap Almi dan duduk di hadapan Nara.
"Nah iya. Boleh tuh pake aja sama lu Ra. Kalau sama si Almi suka bau bawang," Aldran malah membuat adiknya kesal.
"Eh apa hubungannya bambang. " kesal Almi.
"Yaudah yuk kak. Kita ke kamar aku aja,jangan mau deket sama abang aku nanti dia bisa menyebarkan virus rabies," Almi menggenggam tangan Nara dan segera mmengajak gadis itu untuk pergi ke kamarnya yang ada di lantai 2 rumah bergaya minimalis tersebut.
"Eh dasar lo adik nurjaman! " Aldran berteriak kepada adiknya yang pergi bersama Nara.
"What the nurjaman? " Almi tertawa meninggalkan kakaknya itu.
Nara dan Almi berjalan ke lantai dua di mana kamar Almi terletak di samping kamar Aldran.
"Nama kamu Almi ya? Kaya nama panjang kaka dong Almira, " Nara mencona mengenal Almi lebih jauh agar tidak ada rasa canggung."Wah bener kak? Ih seneng banget dah punya nama hampir mirip sama cecan kayak kaka, siapa tau nanti nular," jawaban Almi malah mengundang tawa Nara.
"Bisa aja kamu. almi kelas berapa sekarang?" tanya Nara.
"Aku kelas 3 SMP kak. Jauh ya umurnya sama si abangke itu,"
"Tapi kalian mirip,"
"Aku? Mirip sama bang Aldran? Hahaha, emang iya sih kalau di liat-liat, tapi aku ga mau. Dia nyebelin," jawab Almi dan mukanya berubah menjadi jengkel jika mengingat Aldran yang selalu menjahilinya.
Nara hanya terkekeh melihat Almi yang mirip wajahnya dengan Aldran.
"Nah kak ini kamar aku. Bentar aku ambil bajunya dulu," Almi membuka pintu kamarnya dan segera pergi menuju lemari besar yang berada di kamar tidurnya tersebut."Nah ini kak. Kakak pake baju ini dulu gak apa-apa kan?" Almi menunjukkan stelan baju kodok rok levis selutu pada Nara.
"Ini hadiah dari Aldran buat kamu Mi? " tanya Nara.
"Iya. Dan parahnya ya si abang tuh malah asal beli aja gak liat ukuran. Badan aku kan kecil gini."
Nara terkekeh melihatnya. Jujur saja ia memakai baju seragam dengan rok pendek saja kurang suka apalagi baju dengan androk seperti ini hampir di lemari Nara semua pakaiannya itu celana, rok dan dress selututnya hanya 1 atau 2.
"Yaudah ga apa-apa. Makasih ya," ucap Nara berterima kasih. Almi mengangguk. Lalu, Almi mempersilahkan Nara untuk pergi bersih-bersih di kamar mandi kamarnya dan ia menunggu sembari menonton tv dan tiduran di kasur king size miliknya seorang karena ia tidak pernah mau berbagi dengan kakaknya jika lelaki itu numpang tidur di kamarnya.
15 menit kemudian Nara keluar dengan baju yang di pinjamkan Almi. Almi menoleh ke arah Nara dan mulutnya sedikit terbuka melihat penampilan Nara yang terlihat sangat imut dan lebih feminim.
"Wah... Kak cantik banget. Kakak kelihatan feminim banget tau, " puji Almi. Nara hanya membalas dengan senyum.
"Makasih ya Mi. Padahal kan biasa aja cuman emang sih keliatan beda, karena kakak tomboi, " Nara terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALNARA [COMPLETE]
Fiksi Remaja[TAHAP REVISI] Siapa yang tidak tahu Nara Almira? Cewek tomboy dengan keahlian beladiri yang hebat dan suka mengendarai motor besar di tambah sikap cueknya yang menjadikan Nara tidak punya teman di sekolahnya. Akibat jauh dari keluarganya Nara h...