28. Interaksi Derta dan Nara

23.3K 1.1K 14
                                    

Nara masih enggan berbicara dengan Aldran. Kini semua murid bersiap untuk pelajaran Bahasa Indonesia. Aldran menatap punggung Nara dengan tatapan menyesal.

Ia mengambil sebuah kertas dan menuliskan sesuatu di kertas tersebut dan melipatnya agar tidak terbaca langsung oleh orang lain.

"Cuy, kasih ke Nara dong. " pinta Aldran pada Iam di sampingnya sembari memberikan selembar kertas yang di lipat.

"Yaelah, " keluh Iam yang malas untuk bergerak.

Iam memberikan kertas tersebut pada teman di seberangnya dan temannya itu memberikan pada teman lainnya hingga sampai ke bangku Nara lalu menyerahkan kepada gadis itu.

"Ra,Nih, " Vita yang duduk di belakang Nara menepuk bahu Nara sembari memberikan kertas dari Aldran tadi.

Nara menerima kertas dengan tatapan bingung. Lalu membuka kertas yang di lipat tersebut berisikan tulisan tangan seseorang.

Ra, plis Ra gue minta maaf. Gue emang cowo brengsek yang cuman bisa nyakitin cewe. Tapi gue mohon Ra maafin gue,itu juga bukan kemauan gue. Plis ya Ra maafin gue. Gue ga bisa lo diemin kaya gini terus.

-Aldran

"Nara kamu tolong bisa ambil buku paket dari perpustakaan?" tanya bu Tirna yang tiba-tiba datang menghampiri Nara.

Nara yang terkejut dengan kehadiran bu Tirna pengganti sementara Pak Made itu segera memasukan kertas tadi ke dalam sakunya rok sekolahnya.

"Eh? iya bu," Nara berdiri lalu pergi ke luar hendak pergi ke perpustakaan karena perintah bu Tirna tadi.

"Sama saya juga ya bu?" Aldran menawarkan bantuan dan berdiri hendak pergi menyusul Nara.

"Ga usah. Kamu diam di kelas nanti kamu malah bolos lagi," jawab bu Tirna tidak setuju.

Aldran kembali duduk,jika ia tidak mematuhi apa yang di perintah bu Tirna pasti nanti bu Tirna akan berceramah sangat panjang dan berakhir dengan di pintanya membuat karangan cerita yang sangat panjang.

Nara mendengar itu semua melanjutkan langkahnya dan masih memikirkan tentang surat yang di beri Aldran tadi. Ada rasa tidak enak hati pada Aldran saat mengetahui lelaki itu sangat menyesal padanya walau mereka hanya berteman.

**

Nara masih mencari buku bahasa Indonesia kelas 12 yang entah terletak di mana. Ia sudah mencari hingga rak paling atas menelusuri satu persatu bagian rak.

"Di mana sih bukunya? Ribet amat," Nara menghentakkan kakinya ke lantai dengan kesal.

Ia terus mencari dari rak buku satu ke yang lainnya. Hingga ia tak sadar di sampingnya ada orang lain.

Bruk!

Nara terjatuh bersamaan dengan orang yang tak semgaja ia tabrak tadi.
Nara meringis merasakan lututnya sakit akibat berbenturan dengan kerasnya lantai.

"Sorry-sorry gue gak liat," ucap seseorang yang bertabrakan dengannya tadi dan orang tersebut mengulurkan tangannya untuk membantu Nara berdiri

"Eh gue yang salah kok tadi gue ga hati-hati jalannya," jawab Nara sambil meraih uluran tangan tersebut. Dan ia di bantu berdiri.

"Akhirnya kita ketemu lagi," ucap orang tersebut. Nara menoleh mendapati Derta yang tengah tersenyum.

"Derta? Eh sorry buku lo jadi berantakan," ucap Nara dan segera membantu membereskan buku yang berserakan yang tadi sempat Derta bawa.

"Ga apa-apa kok," ucap Derta sembari merapihkan kembali buku-buku yang ia bawa.

Derta dan Nara membawa buku-buku tersebut ke rak buku pelajaran sejarah kelas 12.
"Lo kenapa di sini, bukannya pelajaran dah mulai ya? " tanya Derta sembari membereskan buku-buku bersama Nara.

"Gue mau nyari buku Bahasa Indonesia tapi gue ga tau di mana."

Nara dan Derta membereskan buku-buku tadi pada rak buku dengan rapi hingga buku terakhir.

"Gue anter cari bukunya, gue tau kok di mana," ucap Derta. Nara hanya mengangguk meng-iyakan tawaran Derta.

Ia mengikuti Derta hingga depan sebuah rak buku yang terdapat banyak buku bahasa Indonesia kelas 12 maupun kelas yang lainnya.
Nara segera mengambil buku-buku tersebut sesuai jumlah murid di kelasnya.

Derta melihat Nara kesusahan membawa buku-buku tersebut dan segera mengambil alih sebagian buku yang di bawa Nara.

"Sini gue bantu bawain," ucap Derta sembari memgambil buku-buku di tangan Nara.

"Eh ga usah, nanti malah ngerepotin lo lagi,"

"Santai aja kali. Anggap aja tanda terimakasih sama maaf dari gue,"

Nara mengangguk setuju. Tidak ada salahnya juga ia di bantu Derta apalagi membawa buku buku yang banyak dan sangat berat ini.

Setelah selesai mengambil buku, Derta dan Nara berjalan bersama kembali ke kelas Nara. Hingga sampai di depan kelas, Derta dan Nara masuk sembari membawa buku yang cukup berat tersebut.

Aldran melihat Derta bersama Nara membuatnya emosi hatinya terasa panas jika Nara dekat dengan lelaki lain kecuali dirinya. Amarah Aldran semakin memuncak ketika melihat interaksi Nara dan Derta yang terlihat cukup dekat hingga Derta pergi meninggalkan kelasnya. Dan Nara kembali duduk di bangkunya.

"Eh anjir sakit bego! " kesal Iam ketika Aldran meremas tangan Iam dengan kuat hingga memerah.

Aldran tak sadar tengah meremas tangan Iam dengan kuat karena amarahnya segera melepaskan cekalan kuat tersebut.

"Eh sorry," ucap Aldran meminta maaf pada Iam.

"Kalau cemburu ga usah lampiasin ke gue juga kali. Homo! " ucap Iam seenaknya.

"Eh apaan sih lo Yam. Siapa juga yang mau jadiin lo pelampiasan jijik, " balas Aldran dengan kesa membuat Iam terkekeh melihat ekspresi Aldran yang menahan amarahnya.

Ga tau kenapa hati gue panas Ra kalau liat lo sama cowok lain. Batin Aldran

**

ALNARA

VOTE+COMEN

ALNARA [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang