70. Merekrut Anggota Baru

13.7K 598 11
                                    

Keesokannya masih dengan hati yang terluka Nara mencoba untuk memperbaiki semuanya. Semua masalah yang tengah ia hadapi. Jika terus diam, tak akan ada habisnya, malah menambah beban.

Nara masuk ke kelasnya yang tampak sudah ramai, sekilas ia melihat ke bangku Aldran yang kosong namun tasnya ia tinggal di kursi.

"Aldran kemana? " tanya Nara pada Tasya yang kebetulan sedang ada di kelas, biasanya gadis itu sudah pergi entah kemana.

Tasya melirik bangku Aldran sekilas, "Di lapangan kayanya, " Nara hanya mengangguk, lalu ia mendekat ke arah Nesa, Bella dan Melly yang tengah tertawa bersama membuat hatinya terasa teriris perih.

Nara memberikan sebuah bungkusan yang di bungkus rapih olehnya pada Nesa. "Nesa! Gue bawain ice cream rasa Vanilla loh, kesukaan lo kan? " Nara duduk di depan Nesa.

Nesa menatap bungkusan tersebut, "Ya iya lah gue lebih suka ice cream Vanilla, manis!" jawab Nesa. Mata Nara berbinar seketika.

"Bukannya temen yang nusuk dari belakang, rasanya pait aja gitu di lidah sama di hati! " lanjutnya. Jawaban itu merusak mood Nara, namun ia tetap harus sabar menghadapi Nesa.

"Yaudah jangan lupa lo makan ya! " Nara mengingatkan ia memberi senyum manisnya.

"Bambam! " Panggil Nesa kepada Bambang murid paling besar badannya di kelas  12 IPA 1.

Bambam yang merasa namanya di panggilpun menoleh ke arah Nesa yang tangannya melambai ke arahnya. "Iya kenapa? " tanya Bambam dan menghampiri Nesa.

"Nih buat lo! Gue ga nafsu makan gituan! " Nesa malah memberikan bungkusan itu pada Bambam.

"Asekk beneran nih? Awas lo kalau minta lagi " ucap Bambam, Nesa berdecak kesal.

"Udah! Terima aja elah ga bakal gue ambil lagi! " Bambam langsung membawa bungkusan itu ke mejanya dan segera melahap ice cream rasa Vanilla tersebut.

Kejadian itu sangat pas di depan Nara, sebisa mungkin ia tetap tersenyum dengan perlakuan Nesa padanya. Sebenci itu lo sama gue Nes?

"Mel? Gue bisa ngobrol sebentar? " tanya Nara pada Melly. Nesa menatap tak suka pada Nara.

"Kenapa harus Melly sih? Ga liat kita lagi ngobrol, lo kan bisa minta bantuan yang lain? " kesal Nesa, Melly menatap Nara tak tega.

"Udah Nes, cuman bentar doang kok, nanti gue balik lagi. " Melly dan Nara beranjak meninggalkan kelas dan menuju ke taman sekolah yang sepertinya masih sepi.

**

"Gue ga tau harus kaya gimana lagi Mel, gue mau mencoba memperbaiki semuanya tapi susah! Nesa menutup hatinya rapat-rapat! " Nara menangis di pelukan Melly.

Sungguh Melly baru pertama kali melihat Nara menangis seperti ini, ia merasa gagal menjadi sahabat, seharusnya ia ikut andil dalam hubungan Nesa dan Nara. "Maafin gue ya Ra, gue ga bisa bantu apa-apa. Tapi lo harus yakin! Nesa pasti maafin lo, gue yakin banget Ra kalau Nesa sebenernya sayang juga sama lo," Melly mencoba menasihati Nara dan memberikannya semangat.

"Gue harus temuin Derta Mel! Gue harus jelasin semuanya! " Nara merogoh handphonennya dan mengetik sesuatu untuk Derta.

Derta, kita ketemu malem ini di cafe deket taman bunga. Jam 7.

Melly hanya tersenyum tipis. "Good luck ya Ra! Gue yakin lo bisa, gue juga bakal ikut bantu bujukin Nesa ya, biar kita kaya dulu lagi! " ucap Melly antusias Nara tersenyum tipis sebari mengangguk.

**
Aldran dan semua anggota Brave yang ada di SMA Binar Bangsa berbaris di hadapan para anak nakal di sekolah mereka, kebanyakan mereka adalah adik kelas yang sok jago dan sok adu kekuatan.

"Duduk lo semua! " perintah Aldran semua mengangguk, kini Aldran berubah kembali menjadi sosok tegas dan mata elangnya.

"Jangan ada yang ngomong, lo bacot satu kata lari lapangan 100 tahun! " Adi memperingatkan sembari membawa bambu di tangannya, Iam terkejut dan menoyor kepala Adi.

"100 kali anjir masa 100 tahun! Keburu isdet! " ucap Iam mengoreksi ucapan Adi.

"Oh iya! 100 kali! " perbaiki Adi.

Aldran menatap semua para anak-anak bermasalah di sekolahnya, muka mereka memerah menahan panasnya sinar matahari. "Gue ga suka basa-basi. Gue sebagai ketua Brave bakal kasih informasi buat kalian. Kita bakal merekrut anggota baru untuk Brave, karena seperti yang kalian tau kalau anak Brave yang di kelas 12 sebentar lagi bakal jadi alumni sekolah ini! " Aldran memulai pidato panjangnya.

Untung guru-guru sedang menghadiri acara kesenian di sekolah lain, jadi semuanya ikut karena di wajibkan dan hanya ada guru piket dan itupun tidak tahu kemana.

"Gue tahu lo pada banyak yang pengen gabung sama Brave, tapi yang harus kalian inget. Jangan cuman numpang nama doang! Kita punya aturan buat Brave ga sembarang orang boleh masuk! Selain solidaritas kita juga menjaga nama baik! " Fardi melanjutkan pidato dengan suara tegas. Murid-murid lain ada yang memperhatikan mereka. Hanya untuk melihat.

Iam membuka selembaran kertas dan mulai menarik nafas untuk membacakan isinya. "Gue Iam Rafa Nugrah anak paling cakep, ananknya bapak-"

"Udah lo jangan banyak bacot, PANAS WOEEEII!!! " Protes Adi, Iam mendelik tajam ke arahnya.

"Gue bakal bacain peraturan anggota Brave. Anggota Brave di larang jadi penghianat, karena penghianat itu cuman sampah yang ga penting! Jaga nama baik Brave, jangan ada di antara kalian yang suka cari masalah,ngeribetin! Jaga solidaritas kalian, harus tangguh, kuat anti banting kaya panci emak! Harus tetap menjaga nama baik Brave di masyarakat walaupun kita geng motor tapi jadilah anak geng motor cedikiawan jangan alay kek geng motor - motor lainnya! Jangan sok jago jangan cuman bisa makan bakso, harus menghormati senior jaga amanah, jangan LD, pinter ngehack boleh, dan semoga kalian betah. Yang beruntung bakal masuk geng Brave! Peraturan lainnya kalian boleh tahu nanti! " akhir Iam, ia menghela nafas panjang karena habis membacakan kalimat yang sangat panjang tersebut.

Aldran menaikkan sebelah halisnya. "Itu siapa bikin sih? " tanya Aldran pada Fardi.

"Ya itu dua cacing curut." Fardi menunjuk Iam dan Adi dengan dagunya.

Aldran menatap kedua sahabat yang tidak pernah bisa diam dan memutar bola matanya malas. "Pantesan alay kaya mereka," kata Aldran.

"Gue tanya kalian, siapa yang ga mau ikutan, lo boleh keluar barisan sekarang, " ucap Aldran.

Semua yang berbaris saling tatap, lalu tak lama beberapa orang keluar dari barisan dan memilih pergi, ada yang alasannya malas ada yang memang tidak mau dan ingin tobat abal-abal, ada yang tidak mau gosong karena kepanasan.

"Jadi kalian calon anggota Brave! Tunggu seleksinya di basecamp warung mang Oding. Sementara itu kalian bakal di masukkin ke grup chat sama Iam dan Adi, catet nomer kalian dan kasihin ke mereka! " Perintah Aldran.

Adi dan Iam menatap Aldran tak percaya. "Ehbusett bos banyak ini anjirr! " Adi tidak terima.

"Semuanya boleh jalanin apa perintah gue, info lainnya bisa kalian cari tau nanti di grup! " Aldran meninggalkan lapangan di ikuti yang lainnya. Sedangkan para calon anggota baru Brave bersiap untuk memberikan nomer telfonnya pada Adi dan Iam.

"Anjir begimana dah ini ada 40 han gilaa!!! Kontak gue gimana nanti! " Iam berfikir kerass.

**

Akhirnyaa pada merekrut anggota baru nih... Yeayy double up yess karena aku lagi mood banget kalau hujan seketika ideku muncul gitu:v

Semangat buat Nara semangat buat Brave and semangat buat para Bravers!!

Jangan lupa vote, comen and share ya mantemann

Tbc

ALNARA [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang