Aldran berlari menuju ruang UKS. Tadi ia sempat ke lapangan namun ia tidak menemukan Nara. Ia malah bertemu dengan anak-anak PMR. Dan mengatakan tadi Nara pingsan dan di bawa ke UKS.
Aldran membuka pintu ruang UKS tersebut. Dan terlihat ada 8 ranjang, dan di salah satunya ada Nara yang terbaring sembari di tangani oleh petugas PMR. Aldran menghampiri mereka.
"Gimana keadaannya? " tanya Aldran pada Sita, ketua PMR yang sedang menangani Nara sekarang.
"Dia pingsan," jawab Sita.
"Iya kalau itu gue tau Sita,"
"Gue belum selesai bicara Al. Nara pingsan karena kelelahan," jelas Sita.
Aldran diam. Memikirkan sesuatu, Nara kelelahan karena apa?
"Gue bakal jaga Nara di sini. Lo pergi aja," ucap Aldran."Eh tapi-" Sita bingung harus bicara bagaimana. Ruang UKS pasti sepi karena petugas PMR lainnya juga sedang belajar di kelas masing-masing.
"Gak usah negatif thinking. Gue cuman mau jagain dia bukan macem-macem, " jelas Aldran, ia tahu betul apa yang Sita ingin ucapkan dan yang ada fikiran gadis itu.
"Yaudah. Awas lo kalau macem-macem. Gue pergi dulu," pamit Sita.
Lalu, Sita pergi tapi ia tidak menutup pinti UKS di karekan Aldran hanya berdua dengan Nara. Ia takut akan terjadi fitnah atau semacamnya.
Kini Aldran menemani Nara yang masih terbaring lemah dan wajahnya pucat. Aldran berinisiatif untuk membelikan makanan untuk Nara. Aldran keluar dari ruang UKS dan pergi menuju kantin.
"Mang. Bakso 1 ya jangan terlalu banyak pedesnya terus sama es teh manisnya 1," pesan Aldran pada penjual Bakso di kantinnya yang biasa di sebut Mang Ujang.
"Siap!" jawab Mang Ujang.
Aldran menunggu sembari memainkan handphonenya. Lalu, ia tak sengaja melihat Helen yang sedang berbincang dengan teman-temannya sudah bisa di tebak mereka bolos jam pelajaran.
Aneh, katanya dia sakit. Tapi, mukanya masih fresh tuh kaya sayuran baru di petik. Ah bodo amat bukan urusan gue. Batin Aldran. Ia mengangkat bahu acuh.
"Aldran! " panggil seseorang. Aldran mencari sumber suara yang memanggilnya tadi. Dan ternyata itu Helen. Aldran hanya mengangkat halisnya sebelah.
Dan Helen malah menghampiri Aldran sembari tersenyum membuat Aldran awalnya berfikir bahwa temannya ini gila atau kerasukan sesuatu.
"Kamu ngapain di sini? " tanya Helen sembari duduk di bangku yang ada di depan Aldran. Aldran menatap Helen dengan tatapan malas.
"Beli bakso," jawab Aldran dan kembali fokus pada handphonenya. Lebih baik ia melihat folowersnya yang banyak di instagram dari pada menatap Helen yang di penuhi make up tebal.
"Oh... Kamu bolos ya jadi ke sini? " tebak Helen.
"Gue bukan pembolos yang ga kreatif kaya lo sama temen-temen lo, yang kalau bolos pasti ke kantin ga kreatif banget," jawab Aldran dengan entengnya.
"Kalau bolos mending keluar sekolah sekalian. Manjat tembok, kalau cuman ke kantin mah. Ketauan BK kali. Ga kreatif emang," lanjut Aldran dengan terang-terangan menyindir Helen dengan teman-temannya itu.
Helen kesal dengan sindiran Aldran. Helen kan wanita bagaimana ia bisa seperti Aldran dan kawan-kawannya yang jika bolos selalu memanjat tembok untuk keluar dari sekolah. Atau keluar diam-diam lewat gerbang jika tidak ada satpam.
"Jadi, kamu ngapain beli bakso? " tanya Helen mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Buat Nara," jawab Aldran. Hati Helen memanas ia tak suka jika Aldran bersikap manis pada Nara.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALNARA [COMPLETE]
Novela Juvenil[TAHAP REVISI] Siapa yang tidak tahu Nara Almira? Cewek tomboy dengan keahlian beladiri yang hebat dan suka mengendarai motor besar di tambah sikap cueknya yang menjadikan Nara tidak punya teman di sekolahnya. Akibat jauh dari keluarganya Nara h...