67. Kehadiran Tak Diinginkan

14.5K 649 61
                                    

Sepagi ini Nara dan Aldran sudah sampai di sekolah. Aldran sengaja menjemput Nara lebih awal karena ingin mengajak Nara sarapan di kantin, memang hal itu sudah lama tak ia lakukan dengan Nara.

"Masih ngantuk? " tanya Aldran ketika ia menghampiri Nara di mejanya sedang meletakkan kepalanya di meja dan menutup mata.

"Hm," Nara hanya menjawab singkat, semalam ia terus teringat Nesa sehingga ia tidak bisa tidur semalaman.

"Aku ke kantin dulu! " pamit Aldran. Nara hanya menunjukkan jari jempolnya tanda setuju.

Demi apapun matanya sangat berat hanya untuk membuka mata, ia tidur dari jam 3 dan harus bangun jam setengah 5. Dan sekarang jam setengah enam. Tapi walaupun begitu tak ada rasa kesal sedikitpun pada Aldran, ia malah senang. Walaupun di sekolah sudah ada beberapa murid yang datang tapi belum sepenuhnya datang sepagi ini.

Tak lama Aldran kembali dengan 2 mangkok bubur ayam, "Makan dulu nih, nanti sakit perut kalau ga sarapan! " Aldran menaruh mangkuk di dekat Nara dan duduk di kursi Melly.

"Ra? " panggil Aldran ketika tak mendapat respon dari Nara yang masih tertidur.

Aldran mengambil botol minum Nara yang ia simpan di tasnya, dan menuangkan sedikit air ke tangan lalu ia cipratkan pada wajah Nara.

"Eh apaan nih?! " Nara terbangun dengan panik, hampur saja rambutnya terkena bubur ayam.

"Eh! Rambutnya iket Ra! " ucap Aldran. Nara mengusap matanya yang berat.

Aldran melihat ikat rambut kecil berwarna hitam di pergelangan tangan sebelah kanan Nara, ia segera mengambil ikat rambut tersebut.
"Sini aku iketin rambutnya, " Nara hanya mengangguk dengan lesu. Ia berbalik badan membelakangi Aldran.

Aldran segera merapihkan rambut Nara terlenuh dahulu untuk di ikat. Nara malah semakin ngantuk karena Aldran mengikatnya dengan gerakan sangat halus. "Udah! " Setelah selesai Nara kembali berbalik ke posisi semula dan melihat bubur ayam yang kelihatan sama enak.

"Wangi banget! " Nara mencium wangi bubur ayam tersebut yang masih hangat dan masih mengeluarkan asap.

Aldran hanya tersenyum lalu menyantap buburnya, begitupun Nara. Aldran terys menatap Nara yang terlihat sangat mengantuk sembari memakan bubur ayamnya. "Kamu begadang? " tanya Aldran.

"Ga bisa tidur," jawab Nara, Aldran hanya mengangguk kecil beberapa kali.

Tapi, ia melihat Nara sangat mengantuk sekali hingga matanya susah terbuka seperti itu. "Maaf ya, gara-gara aku kamu jadi ngantuk gitu," ucap Aldran merasa semua ini salahnya.

Nara yang mendengar ucapan itu langsung mengubah wajahnya menjadi ceria kembali agar Aldran tak merasa bersalah. "Eh! Engga tau, ga ngantuk nih! " balas Nara walau rasanya ingin menguap.

Aldran hanya tersenyum tipis. Mereka menghabiskan bubur ayamnya seiring dengan murid-murid sekelas mereka yang terus berdatangan. Termasuk Nesa yang baru datang. Namun, sekilas ia melihat Nara dengan mata sembabnya.

Nara hendak menyapa gadis itu, namun ia urungkan ketika Nesa malah melewatinya dan Aldran dan malah duduk dengan Bella di barisan belakang. Aldran melihat ekspresi wajah Nara yang berubah menjadi bingung.

"Kamu marahan sama Nesa? " tanya Aldran sembari menatap Nesa di barisan belakang.

Nara menunduk mengingat kembali kejadian yang mengakibatkan Nesa marah padanya. "Nesa benci sama aku, karena Derta malah ngungkapin perasaannya sama aku di depan Nesa! " Nara meletakkan kepalanya di meja.

Tangan Aldran mengepal kuat hingga kukunya memutih, berani-beraninya Derta mengungkapkan perasaannya apda Nara pacarnya, dan itu tandanya IA MEMULAI PERANG DENGAN ALDRAN GIDBADESTA!

Aldran beranjak pergi ke luar kelas, Nara melihat wajah Aldran yang menahan emosi, ia tahu pasti Aldran akan menemui Derta dan meluapkan emosinya. Nara dengan cepat menyusul Aldran ke luar kelas.

"Aldran! Tunggu! " Nara berusaha berlari untuk menyusul Aldran.

Tapi Aldran tak menghiraukan panggilan Nara ia sudah sangat emosi pada Derta, ancamannya pada Derta ternyata kurang, jika begitu sudah pasti ada 2 pilihan, pilih pingsan atau mati sekalian!

Nara menarik tangan Aldran dengan cepat. "Al tunggu! " Nafas Nara terengah-engah membuat Aldran tak tega dan memilih berhenti.

"Kamu mau ke mana? " tanya Nara memastikan.

"Kasih pelajaran ke Derta! " jawab Aldran.

"Jangan-jangan! Aku ga suka kamu cari ribut!" balas Nara, Aldran hanya menghela nafas kasar.

"Tapi dia keterlaluan! Aku dah suruh dia buat jauhin kamu, tapi apa yang dia lakuin? Ancaman aku kurang kejam buat orang kaya dia! " jawab Aldran dengan nada yang meninggi.

"Biarin aku pergi! " Aldran melepaskan cekalan Nara dan pergi menuju ke araj kelas Derta.

Tapi, langkahnya terhenti ketika melihat Firna di depannya. "Firna? Lo ngapain di sini? " tanya Aldran dengan bingung.

"Al! " Firna berlari memeluk Aldran dengan tangisnya, sedangkan di belakang Aldran masih ada Nara yang tak percaya dengan apa yang di lihatnya saat ini.

Aldran melepaskan pelukan Firna karena semua siswa dan siswi sekolah memperhatikan mereka dan mulai menggosipkan mereka berdua. "Lo kenapa? " tanya Aldran dengan bingung.

"A-aku sakit kanker Al! Kata dokter hidup aku ga lama lagi! " jawab Firna dengan tangisannya.

Aldran terkejut begitupun Nara, "Lo ga bohong kan Fir? " tanya Aldran tidak percaya.

"Engga Al! Aku ga mungkin bohong sama kamu! " Aldran memeluk Firna erat.

Tanpa ia tahu masih ada Nara di belakangnya yang menahan rasa sesak di hatinya. Mata Firna tak sengaja menangkap kehadiran Nara, dalam hatinya ia tersenyum licik.

"Al, aku boleh kan minta sesuatu sama kamu untuk terakhir kalinya? " tanya Firna.

Aldran menghela nafasnya, Firna adalah sahabat lamanya, bahkan ia pernah menaruh perasaan lebih untuk Firna yang membuat ia hanya bisa menerima permintaan Firna. Dna ia sudah menebak bahwa Firna sekolah di SMA yang sama dengannya. "Iya. " jawab Aldran.

"Aku pengen kamu jagain aku Al, selalu ada di sisi aku, sampai akhir hidup aku nanti! "

Deg!

**

Maaf apabila banyak typo yang bertebaran di mana-mana...
Maaf aja kalau kurang dapet feelnya:(

Jangan lupa vote, and comen okeyy

Tbc

ALNARA [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang