78. Menghilang

19.7K 784 50
                                    

Sejak kejadian 1 minggu yang lalu di mana Aldran mengejar Nara yang sempat melihatnya di lapangan ketika malam pelantikan, Aldran tak tahu lagi keberadaan Nara.

Sebentar lagi ia akan mengikuti ujian Nasional, tapi Nara belum juga ada kabar, rasanya hati ini hampa. "Ra, lo kemana sebenarnya? Lo kecewa sama gue? Tapi plis jangan pergi tanpa kabar kaya gini Ra, lo nyiksa gue. " Aldran bermonolog sendiri di balkonnya sembari menatap langit malam. Tak ada bintang yang terlihat.

Tiba-tiba seseorang datang menghampiri Aldran. "Ngapain malem-malem masih di balkon bang? " Mira bertanya sembari duduk di bangku sisi Aldran.

"Bun Aldran harus gimana? " tanya Aldran membuat Mira bingung.

"Gimana apanya sih bang? "

Aldran menghela nafas. "Udah seminggu lebih Nara gak ada kabar bun, Nara ngilang gitu aja, terkahir kita ketemu waktu Aldran sama Nara putus. Apa Nara sekecewa itu ya bun?" Aldran mengusap wajahnya frustasi. Mira mengerti dengan masalah Aldran ia sedikit terkejut bahwa ternyata Aldran dan Nara sudah putus.

"Emang apa yang kamu lakuin ke Nara sampai bikin dia kecewa bang? " tanya Mira.

"Sebenarnya Nara gak suka sama interaksi Aldran sama Firna yang katanya terlalu deket dan gak ngehargain dia, tapi Bun Aldran lakuin itu semua karena permintaan Firna, dia punya penyakit dan katanya hidup dia gak bakal lama lagi. Dan sebenarnya Aldran juga kecewa sama Nara karena dia malah jalan berdua sama Derta di Cafe, padahal Aldran udah ngajak dia buat jalan-jalan. " jelas Aldran.

"Yaallah bang! Pantesan aja kak Nara kecewa, abang malah milih si kak Firna kecentilan itu? Ish! Abang bego apa gimana sih! " Almi tiba-tiba datang dan langsung menyambar.

"Eh dek gak boleh gitu! " nasihat Mira.

"Habisnya Almi kesel bun, ngapain sih bang malah milih kak Firna yang dah jelas dulu abang pernah di khianatin sama dia. Bang, aku ga yakin kak Firna punya penyakit karena dia aja sehat walafiat, kalau dia sakit pastilah pernah drop lah ini kaga? Abang kenapa jadi gampang di bodohin gini sih? " kesal Almi.

"Ck! Lu malah nambah abang pusing Al! " balas Aldran.

"Terus ya, yang kak Nara sama banh Derta itu, emang abang udah denger penjelasan dari bang Derta sama Nara? Enggak kan? Makannya bang jangan suka asal nyimpulin gitu aja! Katanya sayang kak Nara tapi belum ngejelasin apa-apa malah kaya peramal langsung nyimpulin, abang nih kebiasaan bang, nanti penyesalan tuh di akhir! " ucapan blak-blakan Almi ada benarnya juga.

Aldran belum sempat mendengarkan penjelasan dari Nara, dan ia juga belum tahu pasti Firna sakit apa. Kenapa ia merasa sekarang seperti orang tidak punya otak yang gampang di bodohi?

**

"Jadi, gimana rencana kita selanjutnya? " tanya Helen, ia sedang berbicara serius dengan Firna di belakang sekolah. Kebetulan jam pelajaran belum di mulai.

"Aldran masih terus cari Nara, padahal gue udah capek-capek bikin sandiwara gue sakit tapi tetep aja dia pilih Nara!" kesal Firna. Lalu sedetik kemudian ia menyadari ucapannya yang keceplosan.

Helen terkejut. "Lo? Pura-pura sakit? "  tanya Helen, semoga ia tidak salah dengar.

"Eh, eng-enggak kok! Ngapain gue pura-pura sakit!" elak Firna.

Helen menatap Firna curiga. "Lo gak bisa bohongin gue! " tegas Helen. "Lo ngaku atau lo tau resikonya! " ancam Helen.

Firna jadi ketakukan.  "Iya-iya! Gue ngaku gue gak sakit. Gue cuman sandiwara biar Aldran balik lagi sama gue. Puas lo! " Firna menjelaskan.

Prok! Prok! Prok!

Helen dan Firna terkejut dengan Aldran dan ketiga sahabatnya yang datang dari arah gudang tua.

"Wah! Gila lo Fir! Sandiwara lo bagus bener kaya aktor pilem korea! " ucap Iam sembari tersenyum miring.

"Bisa-bisanya lo bohongin orang ya Fir! Lo tau kalau lo bohong kaya gitu. Itu penyakit bisa jadi malah nyerang lo beneran! Inget azab lo! " Adi sama kesalnya.

Sedangkan Aldran sudah memasang wajah garangnya yang membuat siapapun takut melihat mata elangnya itu. "Bener kata Almi, gue orang bego yang semudah itu percaya sama sandiwara lo! " Aldran merutuki dirinya sendiri.

"Al! Sumpah Al, ak-aku ga bermaksud bohongin kamu! " Firna terus mengelak walau ia sudah tertangkap basah.

Firna memegang tangan Aldran, tapi Aldran segera menepisnya kasar. "Lo mau jelasin apa lagi hah? Semua udah jelas, dan lo! Cewek terlicik yang gue kenal! Gue nyesel nerima lo lagi di hidup gue Fir, lo gue kasih kesempatan tapi lo malah nyia-nyiain kesempatan itu! Munafik!" perkataan Aldran menusuk hati Firna.

"Lo harusnya mikir Fir, kesempatan itu adalah emas, lo di kasih emas malah pengen di kasih batu kerikil," Fardi berucap.

Aldran meninggalkan Firna, panggilannya tak ia dengarkan lagi hanya sebuah penyesalan dalam hatinya. Ia rindu Nara, ia ingin Nara sekarang. Ra, gue pengen ketemu lo!

"Yaudah cabut yuk! Jangan mau deket-deket sama orang cilik! " ajak Iam.

"Licik anjai bukan cilik! " Adi mengoreksi.

"Oh iya bener. " Iam menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Mereka pergi meninggalkan Helen dan Firna. Helen hanya mematung tak mau ikut campur. Tapi kini ia tidak perlu cape-cape untuk mebuat Aldran membenci Firna.

Adi tiba-tiba berbalik. "Nih gue punya pantun buat lo! " Adi berdehem.

"Pak Mamat matanya belo!
  Kasian deh lo! " Adi kembali melanjutkan langkahnya menuju kelas.

Firna berteriak frustasi. "ARGHHH!! Helen, sekarang kita harus kaya gimana?! " Firna menatap Helen yang sangat santai.

"Kita? Itu kan urusan lo, jadi sekarang gue udah gak perlu cape-cape buat bikin Aldran benci lo! " Helen pergi meninggalkan Firna yang menatap nyalang ke arahnya.

"Sial! "

**

Satu persatu rasasia dan kebohongan terbongkar. Tapi masih belum ada yang tahu Nara kemana.

Kangen Nara gak? Comen yaa.... Semoga kalia cepet ketemu Nara lagi hehe. Sepertinya bentar lagi Ending.

Jangan lupa vote, and comen yaa.. Thank you

Tbc

ALNARA [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang