62. Rasa Tak Bisa di Bohongi

14.7K 699 15
                                    

"Yuk siap-siap, kan katanya mau ngeluncurin rencana sama Melly! " Aldran mengingatkan Nara.

Nara menepuk jidatnya lupa dengan agenda hari ini. "Kamu dah urus semuanya kan? " tanya Nara memastikan.

Aldran mengangguk mantap. "Bang Rio dah urus semuanya. " Nara tersenyum lebar.

"Aku ganti baju dulu, kalau ada Melly suruh masuk! " Nara segera pergi ke kamar mandi untuk mengganti bajunya.

Ia dan Melly sudah tak sabar dengan rencana ini. Semoga berhasil dan menghadirkan lembaran baru.

Aldran menuju ruang tamu, dan membukakan pintu untuk Melly yang tadi berteriak-teriak meminta Aldran membukakan pintu rumah Nara.

"Lama lo! " protes Melly, ia menyingkirkan badan Aldran dekat pintu dan masuk ke dalam rumah Nara.

Melly melihat sekeliling tidak menemukan Nara, "Lah? Nara mana? " tanya Melly pada Aldran yang malah santai di sofa.

"Lagi ganti baju. " jawab Aldran. Melly ikut duduk bersama Aldran.

Tiba-tiba ada 3 orang yang masuk ke rumah Nara tanpa mengetuk pintu atau mengucapkan salam. "ALDRAN MANA LO WOY! " Adi berteriak seperti di hutan membuat Aldran dan Melly terkejut.

Aldran menoleh ke belakang dan mendapati ketiga sahabatnya datang. "Eh! Ngucap salam dulu napa lo? " ucap Aldran.

"Tau nih si Adi main nyosor aja lo! " tambah Fardi.

"Wanjay! Fardi membuka suara! " Iam malah bertepuk tangan.

"Bacot man! " balas Fardi dengan santainya.

Mereka bertiga duduk dan bertepatan dengan Nara  yang baru datang dari kamarnya. "Eh ada kalian, sejak kapan? " tanya Nara.

"Eh Nara sejak seabad yang lalu kami di sini! " jawab Iam dengan asal.

Nara menghampiri mereka dan ikut duduk bersama. "Ra,kayanya aku ga bisa ikut nganter kamu. " ucap Aldrsn merasa tak enak dengan pacarnya itu.

Nara mengerutkan dahinya. "Loh? Kenapa? " tanya Nara.

"Aldran ada urusan buat nyerang Vegar! " celetuk Adi. Aldran terkejut dan segera menutup mulut Adi rapat.

Nara menatap tajam ke arah Aldran. "Yaudah terserah! Aku sama Melly aja." balas Nara.

"Dasar babi lo! Jangan bilang-bilang ke Nara ogeb!" bisik Iam. Sedangkan Fardi masih santuy dengan minumannya dan serasa bodo amat.

"Aku bakal jaga diri kok Ra. Oke?" Aldran mengangguk.

"Yaudah kita cabut sekarang ya Ra. Thanks. " Fardi malah keluar duluan dari rumah Nara dengan wajah datar.

"Hidih dasar di watados!" cibir Adi.

Mereka beranjak untuk pergi. "Hati-hati ya, jangan pulang malem. Kalau ada apa-apa telfon aku! " ucap Aldran.

"Iya Al. " Nara tersenyum tipis.

Aldran bersama sahabatnya pergi dari rumah Nara dan menuju Basecamp terlebih dahulu untuk merencanakan misi menyerang Vegar dan membuat mereka agar tidak mengganggu lagi pedagang di pinggir jalan.

Nara menatap kepergian Aldran. "Aku ga mau kamu berantem terus Al. " gunam Nara.

"Acieee uhuyy udah yuk berangkat takut si Nesa sama si Derta dah berangkat duluan. " ajak Melly. Nara memgangguk dan naik ke motor Melly menuju restaurant saudara Aldran.

**

Nesa sudah sampai duluan di restaurant dan duduk di tempat yang memang sudah di sewakan oleh Nara dan Aldran untuk rencana dinnernya dengan Derta.

Nara da Melly datang menghampiri Nesa. "Nesaa!! " Mereka berpelukan.

"Gue deg-degan banget sumpah! " Nesa merasa gugup.

"Ini kesempatan lo Nes, kan Derta yang ngajak! " ucap Nara.

Nesa mengangguk. Derta memang mengajak Nesa untuk bertemu di restaurant dan ingin mengatakan sesuatu yang penting. Nara dan Melly sangat bahagia dan merencakan yang terbaik, mereka sudah menyiapkan gaun yang bagus untuk Nesa.

"Eh itu Derta! " Melly memberitahu, Nara dan Melly segera menuju tempat strategis untuk memantau Nesa dan Derta.

Derta datang menghampiri Nesa dan ikut duduk berhadapan dengannya. Derta berdehem sebentar. "Tempatnya bagus ya! " Nesa basa-basi.

"Iya. " jawab Derta. Nesa mencoba memberanikan diri untuk bertanya.

"Jadi, apa yang mau lo bilang sama gue? " tanya Nesa. Ia tak sabar menunggu Derta melamarnya menjadi pacar.

Derta tampak mengubah posisi duduknya berusaha rileks. "Sebelumnya, gue akuin lo hari ini cantik. " ucap Derta. Nesa di buat melayang oleh ucapan Derta.

"Tapi, ada yang harus gue tegasin sama lo. " gantung Derta.

"Gue tau kalau lo suka sama gue. Tapi-" Derta menggantung kata-katanya.

"Tapi? " bingung Nesa.

"Gue ga bisa nerima cinta lo. Lo boleh suka sama gue, tapi maaf gue ga bisa bales perasaan lo." jelas Derta, Nesa mematung di buatnya.

"Kenapa? " suara Nesa bergetar menahan air mata.

"Gue ga suka sama lo Nes, gue udah punya pilihan gue sendiri. Gue ga bisa nerima seseorang yang ga gue cinta. " balas Derta.

Air mata Nesa jatuh. "Siapa dia Der? " tanya Nesa.

"Seseorang yang kasih selembar kertas yang berisi sebuah puisi perasaan dia ke gue.  Nara! " Nara dan Melly mendengar itu semua terkejut.

Nesa juga sama, ia tak percaya akan hal itu. Nara segera menghampiri Nesa dan Derta.

"Der! " Derta tampak terkejut dengan kedatangan Nara.

"Nara? Lo ada di sini juga? " tanya Derta.

"der sebenernya puisi itu bukan dari gue, itu dari Nesa! " jelas Nara. Derta tampak terkejut.

"Maksud lo apa sih Ra? Jelas-jelas di ujung kertas ada nama N dan yang ngasihnya itu lo. Pasti itu tulisan nama Nara kan?" tanya Derta memastikan pada Nara.

Nara diam, kenapa semuanya menjadi salah paham. Melly memeluk Nesa dari samping. "Bukan, itu puisi yang di buat Nesa dan dia nitip ke gue buat kasih ke lo. " Derta diam mendrngar jawaban Nara.

Ia kira Nara mempunyai rasa yang sama padanya. "Oke, gue ga perduli tentang video itu. Tapi gue cinta sama lo Ra! " Derta mengungkapkan isi hatinya.

Semua terkejut dengan pengungkapan hati Derta apalagi Nesa yang hatinya sudah hancur. "Derta tapi Nesa suka sama lo bukan gue!" jawab Nara.

"Selamat! " ucap Nesa dengan lirih dan pergi meninggalkan restaurant.

Melly segera mengejar Nesa. "Nesa! " Nra mencoba menyusulnya namun Derta mencekal pergelangan tangannya.

"Ra, plis! Gue cinta sama lo. Gue pengen lo jadi pacar gue." Nara melepaskan cekalan Derta dari tangannya.

"Der! Gue ga biss terima lo, ada orang yang lebih tulus mencintai lo, dan sudah sepantasnya lo mencintai orang yang mencintai lo juga dengan tulus! " jawab Nara dengan sedikit emosi.

"Tapi, lo bisa kan buka hati lo buat gue Ra? " Derta masih tetap pada pendiriannya.

Nara menggeleng mantap. "Gue punya Aldran!".

Deg

Derta tidak memberikan respon lagi. Nara segera berlari menyusul Nesa dan Melly ia takut Nesa salah paham padanya.

**

Kasian Nesa kasian Derta kasian juga Nara. Aduh double dah:v

Holaa good morning pagi-pagi gini dah up yes...
Semangat buat pagi ini. Jangan lupa vote and vomen chapter ini 😁😁

Gimana pendapatnya tentang chapter kali ini? Semoga kalian sukaa

See you in next chapter 😉

Tbc

ALNARA [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang