Aldran dengan cepat menghampiri bu Dirma yang sedang mengobati Nara dengan para medis di tenda medis yang memang sengaja di sediakan.
"Keadaan Nara gimana bu? " Tanya Aldran dengan wajah paniknya.
Bu Dirma yang baru saja selesai memakaikan perban di kepala Nara tersenyum pada Aldran. "Alhamdulillah Al, ga parah banget. Semoga kejadian ini ga terulang lagi ya, sementara ini Nara ga boleh ikut kegiatan berat dulu. " jawab Bu Dirma.
Aldran bernafas lega mengetahui luka Nara tidak terlalu parah, tapi pastinya itu akan membuat Nara trauma. "Bu, mending si Derta pulangin aja deh. Dia yang udah bikin Nara kaya gini! " kesal Aldran.
Bu Dirma menggelengkan kepalanya. "Ini kecelakaan Aldran, kamu ga bisa nyalahin Derta seperti itu. Lebih baik sekarang kamu siap-siap buat makan siang!" Aldran tak berkutip lagi. Ia menatap wajah Nara yang masih pucat dan belum mau membuka matanya.
"Saya nemenin Nara aja bu. " ucapan Aldran mebuat bu Dirma menggelengkan kepala dengan Aldran yang keras kepala, calon pewaris SMA Binar Bangsa ini memang susah untuk di atur jika sudah berkehandak seperti ini.
"Tapi, kamu harus makan Al. Sudah! Di sini banyak medis yang menangani. Kamu makan dengan teman kamu yang lainnya! " Bu Dirma keluar dari tenda untuk menyiapkan makan siang untuk semua siswa dan siswi.
Aldran menghela nafas kesal, ada rasa bersyukur dalam hatinya Nara tidak apa-apa. Namun amarahnya pada Derta belum juga surut. "Gue pergi makan dulu ya Ra. "
**
Semua sudah duduk saling berhadapan dan siap untuk makan siang. "Murung banget muka lo kek ayam! " sindir Adi yang duduk di samping Aldran.
"Bacot anda! " balas Aldran. Iam tertawa hingga air yang ada di mulutnya menyembur keluar mengenai Adi yang ada di hadapannya.
"Anjir! Hujan! " Adi mengelap air semburan dari Iam.
Sontak hal tersebut mengundang tawa pada murid lainnya. Mereka berdua selalu jadi penghibur ketika gabut melanda.
"Gila lu Am! Di kira lu mbah dukun apa nyembur-nyembur air sembarangan! " Protes Adi kepada Iam yang malah tertawa sembari memukul-mukul bahu Fardi.
"Ngakak anjir!" jawab Iam di sela-sela tawanya.
Fardi hanya diam di pukul Iam yang masih tertawa terbahak-bahak. "Humor rendahan! " Ucap Fardi dengan wajah datarnya.
"Hahahaha!! Mampus lo!" Adi yang kini beralih tertawa terbahak-bahak.
Aldran yang masih murung hanya memasang wajah bodo amatannya. "Perasaan ga ada yang lucu?" Nada dingin Aldran mulai hadir.
"Stop semuanya! Jangan ketawa terus. Mari kita makan! Nikmati makanan hari ini ya?! " ucap Pak Darto pada semua murid.
"Nikmati apaan? Piring aja masih kosong kek hati gini?! " Iam mengangkat piringnya yang masih belum terisi apa-apa.
"Lah iya? Mana makanannya?" Pak Darto terkejut piring para murid lainnya masih kosong.
Adi menghela nafas kesal. "Aku jadi duta shampo lain? BAHAHAHAHAA! Dulu pernah jadi tukang pecel bebek, sekarang? Jadi tukang pecel sate! " penuturan Adi malah mendapat tatapan datar dari murid-murid.
"GARING KAYA RANGINANG!" Sindir Iam.
Setalah makan, mereka di beri waktu istirahat 45 menit sebelum materi lainnya di mulai. Perkemahan ini memang di buat untuk liburan anak kelas 12. Aldran melihat Nara yang berjalan di dampingi Melly namun tidak ada Nesa di sana.
"Ra? Mau kemana?" Aldran menghampiri Nara dan Melly.
"Ke toilet." jawabnya. Aldran mengangguk kecil.
"Gue anter? " Melly menatap horor pada Aldran.
"Ndasmu! Sono minggir lo! " Melly mengusir Aldran yang berdiri menghalangi jalan Melly dan Nara.
Aldran membiarkan 2 gadis tadi pergi. Ia pergi ke tendanya melihat ketiga sahabatnya sedang bermain uno balok. "Woy bro ikutan sini! " ajak Fardi ketika melihat Aldran datang.
Aldran duduk bersama teman-temannya. Dan bermain uno balok bersama mereka. "Eh gue punya rencana nih. " ucap Aldran.
"Apaan tuh...? " tanya Adi dengan nada keponya yang alay.
Aldran berbisik pada mereka dan setelah mengetahui rencana Aldran mereka semua tersenyum bahagia. "Anjaayyyyy!!! Siap lah.. Good luck brooo! " Iam tersenyum senang begitu juga dengan sahabatnya yang lain.
**
"Mel? Nesa mana? " tanya Nara, sedari tadi ia tidak melihat Nesa menghampirinya.
"Eum.. Gue juga ga tau sih Ra, mungkin ada kepentingan sama kelompoknya. " ucap Melly, kini mereka sedang menikmati roti lapis di depan tenda. Nara hanya mengangguk namun perasaannya tidak enak.
Tiba-tiba Aldran datang menghampirinya. "Ra? Jalan-jalan yuk? " ajak Aldran.
Nama mencoba menimang-nimang lalu menatap Melly yang mengisyaratkan untuk meng-iyakan ajakan Aldran. "Boleh." jawabnya.
Aldran tersenyum lalu membantu Nara untuk berjalan karena Nara jalan terpogoh-pogoh. Mereka duduk di dekat danau indah dengan air jernih yang tenang.
"Enak banget ya pemandangannya. " ucap Aldran basa-basi.
"Iya. " balas Nara, ia menutup matanya sembari menghirup udara segar.
"Ra, gue boleh nanya sesuatu ga? " tana Aldran. Nara mengangguk.
" Lo pernah punya pacar? " pertanyaan bertubi-tubi Aldran membuat Nara terkekeh.
Nara terdiam sebentar. "Sebenernya gue ga pernah pacaran. Sewaktu gue masih jadi anggota gang motor, Daren selalu atur gue sesuka dia walau gue ga mau. Dulu, dia ngaku kalau dia pacar gue. Tapi, sejujurnya gue ga pernah jadian sama dia. Bahkan suka sama dia aja gue males banget. " jawab Nara dengan panjang lebar. Aldran mengangguk mengerti.
"Kalau lo? Apa lo pernah punya pacar? " tanya balik Nara. Aldran menggelengkan kepalanya.
" Gue belum pernah pacaran. Tapi gue pernah suka sama seseorang atau bisa di bilang cinta pertama gue. " Jawab Aldran.
"Siapa? " sungguh, Nara benar-benar ingin tahu.
"Namanya Firna, sahabat gue sendiri. Tapi, itu waktu smp sebelum dia pergi ke luar negeri. Dan ketika gue ungkapin perasaan gue kedia. Dia nolak gue karena dia cuman nganggap gue sahabat ga lebih. Dan semenjak itu gue jadi nutup hati gue. " jawaban Aldran seperti menusuk hati Nara tanpa ia tahu kenapa.
Beberapa saat hening. Hingga Aldran memberanikan diri untuk mengungkapkan sesuatu.
"Ra, gue jujur, gue tipe orang yang emang ga romantis dan ga bisa berkata-kata manis kaya orang-orang. Tapi, gue mencintai seseorang dengan cara gue sendiri. Jujur, gue cinta sama lo Ra, udah lama gue mempersiapkan ini semua. Tapi, sebagai cowok gue siap dengan semua jawaban lo. So, Nara Almira do you want to be my girlfriend?"
Nara mematung mendengarkan penuturan Aldran. Jantungnya berdebar cepat seperti hendak copot. Tatapan Aldran membuatnya tak bisa berkata-kata.
"Kalau lo ga bisa jawab sekarang juga ga apa-apa kok Ra, gue bisa nunggu lo." ucap Aldran.
Nara tersenyum ia melihat ketulusan di mata indah Aldran. "Yes I do."
**
Hai guys!! Gimana nih sama chapter ini..... Maaf banget kalau belum dapet gitu feel nya:(
Jangan lupa vote+comen yaa 💓💓
Thank youuTbc
KAMU SEDANG MEMBACA
ALNARA [COMPLETE]
Teen Fiction[TAHAP REVISI] Siapa yang tidak tahu Nara Almira? Cewek tomboy dengan keahlian beladiri yang hebat dan suka mengendarai motor besar di tambah sikap cueknya yang menjadikan Nara tidak punya teman di sekolahnya. Akibat jauh dari keluarganya Nara h...