Setelah melakukan perkenalan yang membuat Tiara menahan malu. Tak berselang lama, guru yang mengajar pun masuk, mengucapkan selamat pagi dan dibalas serempak oleh seluruh murid.
"Katanya disini ada anak baru ya?" Bu Nanik bertanya, dan seluruh menyahuti dengan meng-iyakan. Betran mengangkat tangannya, dan Bu Nanik menyuruhnya maju kedepan untuk melakukan perkenalan.
"Selamat pagi, nama gue Betran Angkasa, gue pindahan dari Prancis. Terima kasih." Bu Nanik mempersilahkan Betran untuk duduk kembali. Dan dilanjutkan dengan pelajaran PKn, pelajaran berlangsung dengan khidmat.
Empat jam pelajaran telah berlalu, tanda kali ini sudah istirahat. Mita mengajak Nayla untuk ke kantin, namun ditolak halus oleh Nayla.
"Kenapa?" tanya Mita yang masih tak paham.
"Gue makan ini aja." Nayla menunjukkan sebuah bekal berisi roti isi.
"Yaudah gue ke kantin dulu. Mau titip?"
"Boleh deh, gue titip jus alpukat satu yah." Mita mengangguk kemudian meninggalkan Nayla.
Betran beralih duduk di samping Nayla. Nayla mengernyit tatkala melihat Betran yang menatapnya intens.
"Lo mau?" tawar Nayla yang risih dengan tatapan yang diberikan Betran.
"Mau dong," seru Betran dengan sok akrabnya. Kemudian Nayla memberikan satu buah roti isi di wadah bekalnya. Mereka makan dalam diam, sesekali Betran melirik Nayla dengan ekor matanya, Nayla tahu itu tapi dia lebih memilih tak memperdulikannya.
Tangan Betran terulur membersihkan remahan roti yang ada diujung bibir Nayla. Nayla awalnya tak tahu, dan dia memilih untuk diam.
Disatu sisi, Hito sedang berjalan menuju kelas Nayla membawa jus alpukat pesanannya. Hito tak henti-hentinya tersenyum tipis, dia bermaksud untuk melepaskan rindunya kali ini, sebab dari tadi pagi Hito sama sekali belum melihat Nayla.
Saat di ambang pintu kelas XI IPA 2, Hito tak percaya dengan adegan didepannya. Kedua orang di dalam masih tidak melihat Hito di ambang pintu. Hito berdehem, meletakkan jus alpukat pesanan Nayla di meja dekat pintu, kemudian berbalik pergi entah kemana.
Nayla yang sadar pun langsung melempar tangan Betran dengan kasarnya, kemudian menatap Betran tajam.
Seseorang yang melihat kejadian itu pun tersenyum miring.
Nayla berlari-lari mencari Hito, bermaksud menjelaskan kejadian yang dilihatnya tadi tidak seperti yang dia lihat. Dia pergi ke kantin, menanyakan keberadaan Hito ke Aldi dan yang lainnya.
"Loh, tadi kan dia ke kelas lo buat anterin pesanan lo," sahut Gilang yang masih bingung.
Nayla mengacak rambutnya, frustasi. "Nanti gue jelasin." final Nayla kemudian melenggang pergi meninggalkan kantin, tidak peduli dengan tatapan anak-anak lain yang melihatnya.
Nayla sudah mencari Hito kemana-mana. Di perpustakaan, di toilet, di taman belakang sekolah bahkan di kelasnya, namun nihil Nayla masih belum menemukan keberadaan Hito.
Nayla kembali ke kelasnya dengan berjalan gontai, kemudian duduk di bangkunya, menelusupkan kepalanya di lipatan tangannya. Dan itu pun tak luput dari penglihatan Betran yang sedari tadi diam di kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only One [SELESAI]
Teen FictionMencintai seorang yang tidak mencintai kita memanglah hal menyakitkan. Harus mempersiapkan diri dan hati untuk menelan pahitnya kenyataan. Jika berjuang sudah dilakukan. Namun, jika sang maha membolak-bolikkan hati tidak berkenan, semua yang pernah...