Ini adalah awal yang baru bagi Nayla. Mulai hari ini dia memutuskan untuk menata kembali hubungannya dengan Hito dari awal, sebab ada sedikit konflik yang sempat terjadi kemarin. Mereka masih pacaran? Haha entahlah, hanya keduanya yang mampu menjawab.
Nayla bersiap-siap menuju sekolah. Dia menghampiri kedua orang tuanya di ruang tamu.
"Nayla, nanti kalo dirumah gak ada orang, berarti Bunda pergi ya?"
"Kemana, Bunda?"
"Ayah sama Bunda mau jengukin Betran,"
"Oohh, yaudah, Nay berangkat dulu. Assalamualaikum."
Nayla berjalan santai menuju kelasnya, saat masuk ke dalam kelas dia dikagetkan oleh suara Mita yang menggelegar di penjuru kelas.
"Ishh, Mita! Pagi-pagi udah bikin ulah aja."
"Hehe gue kangen jailin lo, Nay."
"Tuman!"
"Apaan tuh?"
"KEBIASAAN," Mita memikirkan maksud kata yang Nayla ucapkan lalu beralih tertawa keras.
"Ngapa lu?" tanya Nayla heran melihat tingkah absurd sahabatnya.
"Sejak kapan lo bisa bahasa Jawa?"
Nayla berpikir, "sejak gue punya temen yang gak waras kayak lo, hahaha," tawa Nayla pecah dia membiarkan tatapan penuh tanya dari teman-temannya. Berbeda dengan Mita, kini dia tengah memasang wajah merajuk.
"Gak lucu!"
"Emangnya ada yang ngelawak? Gak ada, 'kan?" Mita kicep, dia tidak bisa membantah ucapan Nayla lagi.
"Males ah kalo ngomong sama lo."
"Yaudah, gosah ngomong," Nayla terus tertawa melihat wajah Mita yang menurutnya sangat menggemaskan.
"Selamat pagi anak-anak!" Ibu guru masuk, suasana kelas yang tadinya ramai kini berubah senyap.
"Nayla? Bangku belakang kamu kok kosong?"
"Iya, Bu. Betran gak masuk,"
"Kenapa?"
"Dia sakit, habis kecelakaan," ucapan Nayla membuat semua pasang mata menuju ke arahnya seakan bertanya mengapa?
"Kok bisa? Ibu turut sedih ya."
"Panjang, Bu ceritanya."
"Oh sudah-sudah, nanti kalian koordinir sama wali kelas kalian buat jengukin Betran."
"Iya, Bu," jawab murid satu kelas kompak.
Pelajaran bahasa Inggris dilakukan dengan seksama, sesekali murid berteriak akibat ingin berebut menjawab soal yang di berikan guru.
Bel istirahat berbunyi, "Sekian pelajaran dari Ibu. Jangan lupa PR nya di kerjakan, kalian boleh istirahat." Setelah mendapat ijin, para murid berhamburan keluar kelas menuju kantin.
"Kantin?" ajak Mita,
"Kuy!" mereka berjalan beriringan, dia sudah sepakat menunggu Fira di depan kelas, sebab Fira pasti akan melewati kelas Nayla apabila ingin ke kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only One [SELESAI]
Teen FictionMencintai seorang yang tidak mencintai kita memanglah hal menyakitkan. Harus mempersiapkan diri dan hati untuk menelan pahitnya kenyataan. Jika berjuang sudah dilakukan. Namun, jika sang maha membolak-bolikkan hati tidak berkenan, semua yang pernah...