#42 : Reuni ✔

67 10 0
                                    

Kemarin adalah hari paling bahagia bagi Nayla dan Hito. Sekarang mereka sudah tinggal satu atap. Hito membeli rumah ini dari hasil keringatnya sendiri. Nayla beruntung bisa mempunyai suami yang bertanggung jawab seperti Hito.

Dan semuanya telah berubah, Hito kini sudah menjadi direktur di perusahaan Adi, papanya. Dan Nayla yang berganti bertugas mengurus restoran milik Hito. Tak kira-kira, dalam satu bulan restoran itu bisa menghasilkan uang sebesar kurang lebih seratus juta rupiah.

Tugas Nayla kini sebagai seorang istri, dimana pertanggung jawabannya akan lebih berat. Dia sudah bukan remaja lagi, dia kini telah menjadi istri seorang bos besar. Dan itu tidak membuatnya besar kepala, dia masih tetap Nayla yang dulu. Yang baik, ramah ke semua orang. Dari segi penampilan Nayla telah berubah 360 derajat. Nayla kini lebih tertutup, dia tidak mau auratnya terekspos kemana-mana. Di usia yang terbilang masih sangat muda, Nayla sudah diajarkan tentang banyak hal.

Dari sinilah arti kehidupan sebenarnya dimulai. Dengan tanggung jawab lebih besar, namun Nayla tak mau mengeluh. Malah dia bersyukur bisa mendapatkan Hito sebagai suaminya.

Kali ini jam menunjukkan pukul 12 siang. Nayla menyiapkan makan siang untuk Hito. Dia mengantarnya ke kantor suaminya.

Setelah sampai, semua karyawan menundukkan kepalanya ketika berpapasan dengan Nayla. Sebab Nayla adalah istri dari direktur mereka.

"Assalamualaikum, sayang." Nayla membuka pintu dan mendapati suaminya tengah berkutat dengan kertas di depannya.

"Sayang, ayo makan siang dulu, kerjaannya bisa dilanjut nanti lagi," perintah Nayla sambil melepaskan satu persatu rantangnya.

"Wahh, keliatannya enak nih." Hito berjalan ke arah Nayla dan menghirul aroma dari masakan Nayla.

Nayla menyodorkan makanan kepada Nayla. Dia menatap lekat suaminya dari samping.

"Sayang." Hito menyuruh Nayla membuka mulut, Nayla hanya menurut, lalu Hito dengan penuh kasih sayang menyuapi Nayla.

"Makan berdua ya?" tawar Hito membuat Nayla mengangguk antusias.

***

Bersyukur, lima bulan setelah pernikahan akhirnya diperiksa bahwa dirinya tengah hamil, dan usia kehamilannya baru berusia tujuh minggu. Setelah mendapatkan kabar seperti itu, tentu Hito sangat bahagia, akhirnya dia akan menjadi seorang ayah. Begitupun Erika dan Ferdian juga Ana dan Adi, mereka ikut bahagia sebab sebentar lagi mereka akan menimang cucu.

"Sayang, nanti Bunda bakal sering-sering nemenin kamu. Soalnya kan kamu lagi hamil, jadi jangan capek-capek," nasihat Erika.

"Iya, Nayla. Nanti Mama juga bakal gantian jagain kamu."

"Iya, Bun. Iya, Ma," Nayla tersenyum sambil mengelus perutnya pelan. Mereka semua sekarang tengah berkumpul di rumah Hito. Setelah mendapat kabar bahwa Nayla hamil, semuanya bergegas menuju kediaman Hito. Terpancar wajah bahagia dari mereka semua.

"Yaudah, ini kan udah mau malem. Kita pulang dulu, ya? Hito, jaga Nayla baik-baik." nasihat Ana.

"Iya, Ma." Setelah itu mereka berdua berjalan saling merangkul satu sama lain.

***

Hari ini adalah hari minggu. Setelah selesai beberes rumah, Nayla bersantai di ruang tamu sambil menonton kartun di TV sambil di temani Hito di sampingnya. Tiba-tiba suara bel rumah mereka berbunyi, tanda ada yang bertamu.

Nayla berdiri beranjak membukakan pintu. Dan ternyata yang bertamu adalah sahabat-sahabatnya.

"Siapa, sayang?" mereka semua masuk secara bergantian.

"Hai, Bos Besar. Udah lama gak ketemu, gue kangen," Aldi, Gilang, dan Risko bersalaman ala cowok secara bergantian.

"Gak sabar, kita sebentar lagi bakal jadi tante ya?" para cewek menggerombol mengekerubungi Nayla.

"Cepet banget, padahal baru kemarin lo nikah. Pasti rajin nih!" goda Aldi membuat pipi Nayla bersemu.

"Apaan sih," Nayla pura-pura tak paham.

"Semoga kita bisa cepet nyusul kalian," ujar Fira. Ya, kini mereka semua sudah menikah, hanya saja belum dikaruniai buah hati. Namun mereka tetap akan terus bersabar sampai waktu itu benar-benar tiba.

"Mau cowok apa cewek nih?,l"

"Sedikasihnya aja, kita mah ga masalah cewek apa cowok. Yang penting sehat, tentunya soleh solehah." semuanya bertepuk tangan mendengar ucapan Hito yang bijak.

Mereka pun melanjutkan acara reuni kecil-kecilan itu. Saling melepas rindu, sebab sudah lama tak bertemu. Kini, semuanya sudah punya lembaran baru, mempunyai kehidupan baru, dan harus menatap kehidupan yang baru juga.

"Ke restoran yuk! Makan, bosen gue gini-gini aja," ajak Aldi membuka suara.

"Yaudah, ayo!" semuanya mengiyakan.

"Gue siap-siap dulu. Kalian ke restoran duluan, ntar gue nyusul," ujar Hito lalu mereka semua segera melaju menuju restoran milik Hito.

"Sayang, udah siap?" tanya Hito memastikan

"Udah, yuk!" mereka pun segera masuk ke dalam mobil lalu melaju dengan kecepatan sedang menuju restoran miliknya.

Setelah semuanya berkumpul, pelayan datang menyodorkan sebuah buku menu. Mereka bingung harus milih menu apa, sebab disini makanannya enak-enak.

"Aduhh gue bingung. Kilatan enak semua." pekik Aldi sembari menggaruk kepalanya.

"Ya udah pesen semua," usul Gilang mengundang gelak tawa.

Hito menengahi, "pesen menu biasanya ya?" pelayan itu pun mengerti dan segera pergi meninggalkan meja tersebut.

"Emang lo pesen apa?"

"Enak pokonya." Tak lama kemudian pesanan pun datang dibawakan oleh pelayan.

Ternyata itu adalah sebuah menu masakan nasi goreng namun bukan nasi goreng biasa, nasi goreng disini berbeda dari yang lain. Pantas saja, restoran Hito selalu ramai pengunjung.

***

Only One [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang