#56 : Sia-Sia ✔

57 6 0
                                    

Berjalan seorang diri di trotoar jalan. Sinar senja menyorot membuat wajahnya terlihat bersinar. Gadis di sana berjalan sambil menunduk, dia mamainkan jarinya.

"Sedeket itu Leo sama dia." Gadis itu bergumam. Perasaan kesal dan sedih bercampur menjadi satu. Namun, dia sadar, dirinya tidak bisa berbuat apa-apa. Posisinya di sini, dia hanya sebagai orang yang mencintai, bukan seorang yang di cintai. Sakit memang.

"Leo, kapan kamu buka hati buat aku?" Gadis itu berhenti berjalan dan bersandar pada pagar pembatas jalan. Tangannya terulur untuk memeluk dirinya sendiri. Dia mendongakkan kepala dan tak sengaja matanya menangkap seorang yang tadi ia ikuti. Leo, lelaki itu baru saja berlalu melintasi Nabila begitu saja. Entah tidak melihat atau sengaja tidak ingin melihat. Nabila memekik memanggil nama Leo, tetapi suaranya kalah dengan suara deru kendaraan yang berlalu lalang di depannya.

***

"Leo, apa kamu yakin mau tinggal di sini sendiri? Kenapa gak ikut kita aja?" Nayla sejak tadi bersikeras membujuk Leo agar mau tinggal bersamanya.

"Iya, Om. Nanti kita main sama-sama," Andra dan Indri mencoba membantu, ia memegang tangan Leo, berharap Leo akan luluh pada bocah berumur sepuluh tahun itu. Leo masih saja mengembuskan napas gusar dia berkali-kali menolak ajakan Nayla, tetapi yang membuat pendirian Leo sedikit goyah adalah ketika melihat dua keponakannya yang memelas.

"Leo gak mau nyusahin kalian. Nanti kalo Leo mau, Leo bakal sering-sering ke rumah kakak," ujar Leo membuat ketiga manusia di depannya kembali menghela napas. Sia-sia saja.

"Tapi kakak khawatir kalo kamu di rumah sendiri."

"Enggak apa-apa, Kak. Udah biasa, lagian aku juga udah besar." Akhirnya Nayla mengalah, tetap saja hasilnya nol besar. Leo benar-benar selalu konsisten dengan semua pilihannya. Andra dan Indri hanya bisa ikut menghela napasnya berat, kedua bocah itu sudah sangat dekat dengan Leo, wajar saja jika salah satu dari mereka tidak hadir, rasanya ada yang hilang.

***

Di luar rumah Leo. Berdiri seorang gadis yang tak berani memencet bel rumah atau bahkan mengetuk pintu. Entah apa yang membuat gadis itu bisa ada di sana. Akhirnya, saat berkali-kali meyakinkan difi dan mengembuskan napas kuat-kuat. Tangan gadis itu terulur untuk mengetuk pintu. Namun, setelah beberapa kali, seperti tidak ada sahutan dari dalam. Gadis itu seketika merogoh ponselnya.

"Halo, Leo. Kamu di mana?"

[Aku di luar. Kenapa, Bil?]

Nabila kembali mengembuskan napas gusarnya.

"Aku ada di rumah kamu."

Di seberang sana, Nabila sedikit mendengar bahwa ada suara yang memanggil Leo.

[Maaf, Bil. Kamu pulang aja dulu. Maaf, ya.] Seketika Leo mematikan sambungan telfon secara sepihak, Nabila menatap ponselnya nanar.

"Aku rindu kamu yang dulu, Leo."

***

Pukul sembilan malam, Leo baru saja pulanh dari urusannya. Dia segera memarkirkan motornya di garasi. Namun, matanya menyipit melihat orang yang tengah tertidur dengan posisi duduk di kursi.

"Hey, bangun. Kenapa masih di sini?" Leo menepuk pipi Nabila. Gadis itu seketika terperanjat, senyum di bibirnya langsung terbit saat melihat Leo ada di depannya, meskipun nyawanya belum benar-benar terkumpul.

"Eh, Leo. Baru pulang?" tanya Nabila dengan suara serak. Buru-buru dia berdiri mensejajarkan tingginya dengan Leo.

"Kamu nungguin aku?" tanya Leo. Nabila pun hanya terkekeh sembari mengangguk. Leo tampak tertunduk karena merasa bersalah.

"Leo gak perlu ngerasa salah. Ini kemauan Nabila sendiri, kok." Nabila mencekal kedua bahu Leo. Lelaki itu pun melirik kedua tangan Nabila yang ada di bahunya, seketika Nabila menarik kembali kedua tangannya dan mengucapkan maaf.

"Maaf, ya, Bil. Ini 'kan udah malem. Kamu gak pulang?" tanya Leo lagi. Dilihatnya Nabila yang tampak tengah berpikir.

"Iya, emm, ini mau pulang. Ya udah selamat malam Leo," final Nabila lalu melambaikan tangannya, dia memasang tersenyum riangnya. Saat Nabila sudah tidak tampak lagi di dalam penglihatannya. Leo hanya menggelengkan kepala lalu segera masuk ke dalam rumah.

"Aku kuat!"

***

Only One [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang