-SCHOOL SERIES (1)-
-COMPLETED-
Please ya guise...
Vote adalah bentuk apresiasi untuk penulis.
.
"Satu-satu aku sayang Alano..."
"Dua-dua juga sayang Alano..."
"Tiga-tiga always sayang Alano..."
"Satu dua tiga, Alano punya Disa..."
Ini adalah kisah...
Odi, ketua kelas 11 IPS 3 menghampiri Adisa yang sedang duduk di bawah pohon mangga. Saat ini adalah jam pelajaran olahraga. Namun berhubung guru pengampu sedang ada acara pribadi, kelas dibebaskan. Para siswa hanya disuruh untuk menghabiskan jam pelajaran dengan bermain basket. Sayangnya, hanya beberapa siswa yang berminat untuk bermain. Sisanya memilih untuk meneduh dan bergosip atau menghabiskan uang jajan di kantin.
"Panas, Di. Mager, ah!" seru Adisa.
"Yee.. masih jam setengah delapan, kok. Masih sehat, nih, matahari. Ayolah Dis, biar makin seru. Anak-anak malah ngantin, omongan gue nggak digubris."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Odi menghenyakkan pantatnya di bangku, sebelah Adisa. Ia masih kesal, karena teman-temannya susah diatur. Sebagai ketua kelas, mungkin dirinya kurang tegas. Sedangkan kalau bersikap otoriter dan enggan mengalah, pasti mereka bilang kalau ia terlalu berlebihan. Serba salah.
"Hmm. Nggak usah dibawa baper lah," Adisa menepuk bahu kanan Odi. "Berapa orang yang mau main?"
"Delapan sama lo." Dagu Odi mengarah ke kumpulan teman-temannya yang sedang pemanasan. Men-dribble bola dan melakukan passing bergantian. Semuanya adalah siswa laki-laki yang biasa bermain dengan Adisa. Akhirnya, Adisa mengangguk dan berjalan ke sana bersama Odi di belakangnya.
"Adisa mau main nih, gais. Jadi satu tim empat orang ya, kita bagi dulu. Yang mau jadi kapten siapa?"
Pertanyaan Odi dijawab Reza semangat. Dia langsung menggamit lengan kecil Adisa. "Beb Disa bareng gue, dong! Yok yang mau jadi anak-anak kami, dengan senang hati kami akan mengasuh dua orang."
Pletak!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Reza dan Odi meringis bersamaan. Reza meringis karena kesakitan, lantaran kepalanya dihajar keras oleh Adisa. Sedangkan Odi meringis karena melihat bagaimana keganasan sang idola siswa laki-laki di sekolahnya.
"Nggak usah banyak bacot deh, Ja." Mata Adisa melotot ke arah Reza, memperingati. "Buruan Di, udah gerah gue," serunya.
Odi mengangguk, enggan membuat Adisa mengamuk. Dengan cepat, ia membagi orang-orang yang masuk ke dalam timnya dan tim Reza. Kemudian melempar uang koin sebagai penentu tim yang mendapat kesempatan pertama.