ADISA | 15

3K 85 6
                                    

Hallooo, guise~

Jangan lupa untuk tekan tombol 🌟 yaa... Karena dengan itu lah ADISA akan semakin di depan! 😆

Oh, iya. Follow, vote, dan komen itu GRATIS lho! Jadi jangan ragu-ragu ya... 💃

Happy reading~

.

"Adisa... Main, yukkk..."

"Disa... Adisa..."

"Main, yuuukkk..."

Adisa melemparkan bantal guling ke lantai kamar. Suara cempreng yang dibuat-buat oleh laki-laki itu sangat mengganggu tidur paginya. Berderap ke jendela kamar, Adisa berkacak pinggang pada sang pembuat onar di Sabtu pagi yang cerah. Siapa lagi, kalau bukan Alano Wijaya. Laki-laki sinting tapi suka modus dan bermulut manis.

"Heh, cowok sinting! Mulut TOE emang lo, ya! Pagi-pagi buta bikin orang sakit kepala, aja, sih!"

"Enak, aja. Lebih keras suara lo, daripada TOE, tau." Alano memegangi jendela kamar Adisa. Menahan tangan Adisa yang akan menutup aksesnya mengganggu sang tetangga. "Malu sama matahari, Dis. Udah secerah ini dibilang pagi buta." Bibirnya menahan senyum, saat matanya menangkap satu garis putih di pipi kanan Adisa.

" Bibirnya menahan senyum, saat matanya menangkap satu garis putih di pipi kanan Adisa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jam segini, buat gue masih pagi buta kalo itu hari libur..."

Alano menggelengkan kepala pelan. "Mandi, Dis. Gue tungguin di teras, ya."

"Nggak mauuuuu..." jerit Adisa dengan mata tertutup.

"Harus mau."

"Ih, siapa lo?! Maksa-maksa gue buat mandi pagi di hari libur."

"Gue?" tanya Alano dengan tangan menunjuk dirinya sendiri. "Calon pacarnya Adisa Karina," ucapnya dalam hati. Namun, bibirnya mengatakan hal yang berbeda untuk menggoda Adisa. "Ya, Alano Wijaya anaknya pak Radi Wijaya, tetangganya Pak Panji si Ayahnya cewek bawel, dong."

"Cowok sinting!" Adisa berbalik, menghentakkan kaki sambil keluar kamar dengan membanting pintu.

Alano mengulum senyum dan berjalan ke teras rumah Adisa. "Cewek secantik itu ya, kalo bangun tidur?" Laki-laki itu bergumam tanpa menyadari seseorang sedang memperhatikan tingkahnya dalam diam.

"Alano cari Disa?" Panji sedikit keheranan menemukan anak tetangganya, pagi-pagi sudah berada di rumahnya.

"Eh, iya, Om." Alano menggaruk hidung sambil meringis. Takut-takut kalau Panji mendengar gumamannya dan berpikir yang tidak-tidak.

"Tadi pas Om berangkat jogging, Disa masih tidur." Panji membuka pintu, menggiring Alano ke ruang tamu. "Sebentar ya, coba Om lihat udah bangun apa belum."

Alano hanya mengangguk. Tidak berani untuk berkata jujur, kalau dirinya sudah membangunkan Adisa. Ia memang melihat Panji pergi berolahraga saat memantau jendela kamar Adisa. Kemudian dirinya pamit pada sang ibu untuk main ke tempat tetangga dan mendapatkan godaan dari wanita yang melahirkannya, hampir tujuh belas tahun yang lalu. Lalu berteriak keras di depan jendela kamar bercat putih yang masih tertutup. Membuatnya bisa melihat kecantikan Adisa saat baru bangun tidur, walaupun dengan satu garis putih di pipi perempuan itu.

ADISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang