ADISA | 21

2.5K 87 4
                                    

HAPPY NEW YEAR!!! 🎉🎊🎇🎆 😘

UPDATE DI AWAL TAHUN 2020 INI LHO!

JADI JANGAN RAGU-RAGU UNTUK TEKAN TOMBOL 🌟 YAA, GUISEEE... KOMEN TENTANG CERITA, TULISAN YANG TYPO, ATAU KRITIK DAN SARAN PUN AMAT SANGAT TERBUKA LUAS

DAN MAKASIH JUGA BAGI YANG UDAH MAMPIR KE SINI. GAPAPA CUMA JADI SILENT READER, DIRAMEIN LAPAKNYA, MAH, AING JUGA UDAH SYENENG~

OKE DEH, HAPPY READING!

.

Alano mengamati kamar Adisa yang jendelanya terbuka lebar dari balkon kamarnya. Namun, selama lima menit pengamatannya itu, tak ada pergerakan yang berarti dari sang empu-nya kamar. Sejak berpisah setelah jam istirahat, laki-laki itu tak melihat lagi rupa pacar barunya itu. Alih-alih menunggunya, perempuan itu malah sudah kabur terlebih dahulu saat jam pulang sekolah. Dan kini, saat Alano mencoba untuk mencari tahu keberadaannya, perempuan itu pun tidak menunjukkan eksistensinya sama sekali.

"Apa gue chat aja, ya?" gumamnya sambil meraih ponsel di saku celana pendeknya. Akan tetapi, saat jempolnya menggulir layar untuk mencari nama Adisa, laki-laki itu seketika merutuki kebodohannya. Di daftar kontak ponselnya, tidak ada nama Adisa Karina. Alano lupa, kalau mereka tidak pernah bertukar nomor ponsel.

"Ini gue yang goblok apa Adisa yang goblok, sih? Status aja udah ganti jadi pacar, masa nomor aja nggak punya!" gerutu Alano.

Berjinjit, menunduk, hingga menjulurkan kepala, laki-laki berambut cepak itu masih berusaha untuk menjangkau pandangan dari kamar Adisa. Namun, tidak ada hal yang bisa dilihatnya, selain meja belajar di dekat jendela. Karena kesal, akhirnya Alano memutuskan untuk berteriak memanggil nama pacar barunya.

"Disa!"

Hening. Tak ada sahutan sama sekali.

"Adisa Karina!"

Alano mencoba sekali lagi. Namun masih tidak ada sahutan. Belum menyerah, ia mencoba untuk ketiga kalinya, setelah sebelumnya berdeham untuk membersihkan tenggorokannya.

"Sayang!"

Sepi. Adisa masih tidak muncul.

Menghela napas lelah, Alano pun akhirnya memilih untuk menghampiri rumah Adisa. Dengan pipi yang memerah karena malu, setelah mengeluarkan panggilan keramat -meskipun tidak ada sambutan- remaja laki-laki itu berderap membuka pintu gerbang setinggi dada orang dewasa yang tidak digembok. Memastikan tidak ada mobil SUV milik Panji yang terparkir, otaknya langsung berasumsi kalau Adisa sedang sendirian di rumah.

Mendekati jendela yang terbuka lebar, Alano menemukan sesosok remaja perempuan yang sedang menelungkupkan kepalanya di atas bantal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mendekati jendela yang terbuka lebar, Alano menemukan sesosok remaja perempuan yang sedang menelungkupkan kepalanya di atas bantal. Berbaring di ranjang queen, masih dalam balutan seragam putih abu-abu.

Senyum kecil terbit dari bibir Alano. Memunculkan lesung pipit di kedua pipinya. Dengan hati-hati, ia menaiki jendela kamar Adisa agar bisa memasuki kamar bernuansa biru muda dan putih yang baru pertama kali dimasukinya. Berjalan pelan, matanya mengawasi pergerakan Adisa yang merubah posisi tidurnya hingga menghadap ke arah Alano. Pipi kiri Adisa yang tertelan oleh bantal menjadikan bibir perempuan itu mengerucut dengan pipi kanan yang semakin menggembung.

ADISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang