Di ruang tengah, Reymond duduk di sofa dengan wajah terheran heran. Sedangkan Reno dan Kayla berdiri di hadapannya.
Kayla dengan wajah super galaknya, dan Reno dengan wajah super datarnya. Mereka bagaikan dua orang tersangka yang siap di introgasi.
"Jelaskan apa yang sebenarnya terjadi".
Raymond membuka percakapan.
"Dia, cowok mesum... "
"Saya ngga mesum".
Potong Reno cepat.
"Yang masuk rumah orang tanpa permisi, ngendap endap kaya maling..... "
"Saya bukan maling...."
Kembali Reno memotong kalimat Kayla.
"Pa, masuk ke rumah orang tanpa permisi apa namanya kalau bukan maling".
Kayla kesal karena Reno selalu memotong kalimatnya.
"Maaf pak, saya bisa jelaskan. Jadi waktu saya... "
Reno diam saat Reymond mengangkat tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya sudah ia gunakan untuk menekan pelipis kepalanya yang sudah mulai pusing.
"Kalian berdua hanya membuat kepala saya pusing, jelaskan satu-satu jangan berebut".
Kayla dengan penuh semangat menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya. Detail kejadian dan hal yang ia alami, semua ia jelaskan panjang lebar. Ia yakin, penjelas yang ia berikan akan membuat papanya berpikir untuk memecat cowok kurang ajar nan mesum di sebelahnya ini.
"Apa benar semua yang di jelaskan Kayla barusan, Reno,? ".
"Benar pak.... ".
"Tuh kan pa, cowok ini emang kurang ajar".
Kini giliran Kayla yang memotong kalimat Reno.
"Papa ngga tanya kamu Kayla, jawab Reno. Apa benar yang di jelaskan Putri saya barusan".
Reymond kembali mengulang pertanyaanya.
"Semuanya terjadi sangat cepat, saya ngga tau kalau ada nona Kayla di sana. Saya hanya berkeliling mengecek rumah ini, saya juga ngga bisa melawan karna saya tau yang memukul saya itu wanita. Ngga ada sedikitpun niat saya kurang ajar di sini. Saya serahkan semua kepada bapak, kalau memang menurut bapak saya salah, saya siap bertanggungjawab."
Reno mencoba menjelaskan dari sudut pandangnya, dan dia pasrah jika memang kejadian ini bisa berimbas buruk padanya.
"Udah pecat aja napa sih pa, banyak orang papa yang lebih berguna dari pada dia."
Kayla sangat percaya diri, seolah kemenangan sudah di depan matanya.
"Dan untuk tuduhan mesum yang nona Kayla tujukan kepada saya, itu tidak benar".
Reno kembali menjelaskan, walaupun ia sadar ia sedang berbohong. Lebih tepatnya mungkin menyangakal hal yang seharusnya benar ia alami.
"Saya hanya terkejut, waktu saya tau yang memukul saya itu nona Kayla. Karena baru tadi malam.... "
Reno menghentikan kalimatnya, bukan karena Reymond. Tapi tangan kanan Kayla yang tiba tiba membungkam mulutnya. Dan memaksanya berhenti bicara.
Dengan sigap bak seorang pasukan tentara, Kayla menarik atau lebih tepatnya menyeret lengan Reno dan membawanya keluar rumah.
Kayla melepaskan bekapan tangannya pada mulut Reno dengan kasar.
"Apa apaan sih lo, lo mau ngadu sama bokap soal tadi malam hah,? Pengecut lo, tukang ngadu emang".
Kayla naik pitam, papanya tidak boleh tahu apa yang terjadi malam tadi.
"Gimana ya, lo udah jatuhin harga diri gue di depan bokap lo tadi, dan gue udah tau semua. Orang orang yang lo bilang mau culik lo tadi malam itu sebenarnya orang suruhan bokap lo buat ngawasin lo kan.?"
Kini giliran Reno yang menekan Kayla, ia tak peduli wanita di hadapannya ini adalah putri dari bos pemilik perusahaan terbesar di Jakarta, sekaligus atasannya. Bahkan ia tak segan menyebutnya lo-gue.
"Kalau bokap lo tau, mungkin dia akan menambahkan dua atau tiga orang lagi untuk mengawasi anda nona manis".
Bukan sanjugan, kalimat nona manis yang terucap dari mulut Reno lebih mengarah ke ejekan, atau sindiran lebih tepatnya.
"Brengsek tau ngga lo, nyesel gue minta bantuan lo tadi malam".
Kayla membuang muka, tak sudi ia melihat senyum Reno yang seolah sedang mengejeknya.
"Terus apa mau lo sekarang,?"
Kayla ingin cepat menyelesaikannya sekarang, malas sekali berdebat dengan cowok yang sudah ia labeli mesum macam Reno ini.
"Gue ngga minta apa apa, bokap lo yang minta gue di sini. Jadi bokap lo juga yang menjelaskannya nanti".
Reno menarik tangan Kayla saat tau wanita itu akan meninggalkannya.
"Oh iya satu lagi, pastikan apa yang ada di tubuh lo itu aman. Untng gue ngga khilaf tadi".
Kayla meninggalkan Reno dengan langakah kasar, meninggalkan pria dengan senyum kemenangan atas dirinya.
"Lo pikir lo udah menang, jangan panggil Kayla kalau ngga bisa buat rumah ini neraka bagi lo, Reno.
Seulas senyum terukir di bibirnya, senyum yang sangat sulit untuk di artikan. Ia berjanji detik ini adalah awal mula perangnya dengan pria mesum itu di mulai. Dan Kayla tidak akan menyerah begitu saja.
***
Setelah mengantar papanya dari depan pintu gerbang, Kayla langsung menuju ke kamarnya.
Ia tak habis pikir, setelah ATM dan kendaraan pribadinya di sita, belum lagi orang orang yang membuntutinya setiap waktu, sudah membuatnya hampir gila, sekarang ada manusia yang super menjengkelkan. Manusia yang akan membuat hari harinya semakin menyedihkan.
Rasa lapar yang ia rasakan dari sore tadi tiba tiba lenyap entah kemana, jangankan lapar, hidup saja sudah tak bisa ia rasakan.
Juga dengan janji yang sudah ia sepakati bersama teman temanya pagi tadi harus terpaksa ia batalkan.
Dengan malas ia bangun dan mencari ponselnya, ponsel yang entah kemana ia lempar karena kesal tadi.
"Guys, sorry acara malam ini batal. Gue ada sedikit problem sama bokap tadi."
Bunyi pesan yang ia kirim pada grup Whatapp di ponselnya. Tanpa menunggu respon dari teman temannya karena ia batalkan janji secara sepihak, kembali ia lempar ponselnya ke semabrang arah.
Kayla berniat untuk tidur, berharap besok pagi ia lupa dengan kejadian menyedihkan yang menimpanya hari ini dan...pria mesum itu, iya pria itu, akh kenapa pria itu lagi yang ada di kepalanya sekarang.
Gustiiii apa salah hamba mu ini....
KAMU SEDANG MEMBACA
You are My Destiny [COMPLETE]
General FictionReno Adrian - Tampan - Mapan - Pekerja keras - Mesum (menurut Kayla) Kayla Atmanegara - Kaya - Cantik - Manja - Keras kepala - Bodoh (menurut Reno) Cinta memang bisa datang dengan cara apapun, kapanpun dan di manapun tanpa kita sadari. Note: Updat...