Setelah menemui Andre malam itu, Kayla merasa Andre sedikit berubah. Lebih sering memberinya kabar, mengajaknya makan siang bersama, bahkan pernah mengiriminya bunga dan coklat. Membuat Kayla merasa Reno benar benar hanya ingin merusak hubungannya dengan Andre.
Kayla berjalan menuju dapur, malam itu entah kenapa tenggorokannya ingin sekali ia basahi dengan air dingin. Kayla jarang sekali meminum air dingin, karena itu adalah salah satu faktor yang bisa membuatnya cepat gemuk. Apa lagi malam malam begini, tapi sesekali tidak apa mungkin, pikir Kayla.
Sebelum sampai dapur, Kayla mencium aroma masakan yang membuatnya tiba tiba lapar. Siapa yang tengah memasak malam malam begini, bukankah Mbak Ratih sudah pulang dari sore tadi. Penasaran, Kayla mencoba mecari tau siapa yang tengah memasak, dengan mengendap-endap ia berjalan pelan menuju dapur.
Kayla tidak percaya dengan apa yang ia lihat dengan matanya sediri itu. Reno, si mesum yang menjengkelkan itu tengah sibuk dengan wajan. Dengan cekatan Reno terlihat mengaduk entah apa yang ia masak, Kayla tidak bisa melihat karena terhalang oleh tubuh Reno.
Perlahan Kayla menarik kursi meja makan, ia lupa bahwa tujuannya di sana untuk mengambil air minum di kulkas.
Pikirannya tiba tiba melayang, kedua tangannya ia gunakan untuk menopang dagu. Ia tengah menunggu pria yang tengah membuatkannya makanan, pria itu menggunakan apron bak seorang chef profesional. Selesai memasak, pria itu membawanya ke meja makan. "Menu special juga untuk wanita yang special". Ucap pria itu. Wah romantisnya, Kayla berseru dalam hati.
"Di sini tempat buat makan, bukan tempat buat ngelamun"
Kalimat yang tiba tiba membuyarkan semua khayalan manis Kayla. Ia terkejut sehingga membuat topangan tangan pada dagunya meleset. Reno tersenyum.
"Mau,?"
Tawar Reno pada Kayla, tapi yang bersangkutan terlihat hendak beranjak dari tempat duduknya.
"Kalau mau gue bisa masakin lagi buat lo, gue cuma masak buat sendiri soalnya."
"Ngga perlu, gue ngga lapar. Lagian siapa yang tau kalau lo bisa aja ngasih sesuatu di dalam masakan yang lo bikin"
Kayla pergi meninggalkan ruang dapur.
Reno hanya tersenyum melihat tingkah Kayla yang menurutnya konyol itu. Entah kenapa, setiap melihat Kayla berjalan dari arah belakang seperti ini, Reno kembali teringat seseorang. Seseorang yang pernah sangat berarti untuknya dulu.
***
Satu persatu pengait baju kemeja Reno berhasil terlepas, tangan halus wanita itu turun dari dada ke arah perut. Tapi Reno menahannya, saat wanita itu juga akan mencoba melepas pengait celana jeans yang ia kenakan.
"Ngga usah buru buru sayang"
Bisik Reno pada wanita yang tengah berjongkok di hadapannya itu.
Reno tidak mau kalau dia yang harus polos tanpa pakaian terlebih dulu.Dengan sangat mudah, Reno mengangkat wanita itu menuju ranjang. Ia langsung menidih wanita yang sudah mulai terbuai dengan permainan lidah dan bibirnya.
Dari bawah, Reno mengangkat T-Shirt warna putih yang wanita itu kenakan melewati tangannya. Membuatnya setengah polos dan hanya bra warna cream yang menutupi bagian atas tubuh mulusnya.
Dari bibir, ciuman Reno turun ke arah leher, dan semakin turun sengaja melewati dada wanita itu dan berhenti di perut ratanya. Tanpa berpikir panjang, Reno melepas pengait celana itu lalu menuju ke arah kaki dan menarik lepas dari penggunanya.
Selesai dengan aksi lepas melepasnya, Reno kembali menindih wanita itu. Bibir masih menjadi benda favoritnya untuk sekarang. Di sela sela ciuman yang mulai memanas, kedua tangan Reno menelusup ke balik punggung wanita itu. Dengan mudah Reno melepas pengait kain yang wanita itu gunakan untuk menutupi dadanya.
Benar kata orang, setiap apa yang kita kerjakan pasti akan ada hasil yang akan kita dapatkan. Begitu juga Reno, ini adalah hadiah yang pantas untuk kerja keras nya.
Entah sudah berapa lama Reno bermain dengan dada wanita itu, tapi belum merasa puas. Ia tidak menyadari aksinya meninggalkan bercak merah pada beberapa bagian tubuh wanita itu, terutama dada dan sekitar leher.
Reno berdiri, lalu melepas celana beserta celana dalamnya. Ia memposisikan tubuhnya di antara kedua kaki jenjang wanita itu, setelah sebelumnya melepas kain terkahir yang menempel di tubuh mulusnya. Mereka sama sama polos.
Sebelum melanjutkan aksinya, Reno kembali mencium bibir wanita itu lembut. Tatapan sayu wanita itu membuat Reno semakin bergairah, dengan sekali hentakan lembut ia berhasil memasukinya.
Reno mulai bergerak perlahan, ia ingin menikmati detik demi detik saat wanitannya itu tak henti hentinya mendesah. Setiap hentakan yang Reno ciptakan pada tubuhnya, setiap itu pula wanita itu menyebut namanya dengan nada gairah.
"Reno.... Ssshhh"
Reno merasa belum akan sampai, ia berhenti bergerak saat wanita itu tiba tiba menahan dadanya.
"Mau coba di bawah,?"
Tawaran yang sangat sulit untuk Reno tolak. Dengan terpaksa, ia melepas penyatuan tubuh mereka. Reno merebahkan tubuhnya di ranjang, matanya tak lepas dari tubuh polos wanita yang kini tengah mencoba kembali menyatukan tubuh mereka.
Dengan perlahan, wanita itu bergerak di atas tubuh Reno. Rambut panjangnya tergerai menutupi sebagian wajah cantiknya.
Dan saat wanita itu mempercepat ritme gerakannya, Reno sadar wanita itu akan sampai, begitu juga dirinya. Dari dada, tangan wanita itu perlahan menuju ke arah leher Reno lalu berhenti di sana.
Dan saat tangan Reno akan menyibakkan rambut wanita itu yang menutupi wajahnya, ia menampik tangan Reno kasar, membuat Reno sedikit terkejut.
Rambut panjang wanita itu benar benar menutupi hampir seluruh bagian wajah, membuat Reno tidak bisa melihat ekspresi di baliknya.
Gerakan wanita itu semakin liar, begitu juga dengan kedua tangannya yang sekarang berada di leher Reno. Semakin kuat gerakannya, semakin kuat pula tekanan pada leher yang Reno rasakan.
Bahkan membuatnya sulit untuk bernapas.Reno mencoba melepas tangan yang sekarang sudah bukan lagi hanya menekannya, tapi mulai mencekik lehernya.
Kuat dan semakin kuat, Reno mulai panik. Tangan wanita itu tidak bisa ia lepaskan dari lehernya.
Ia mencoba meronta melepaskan diri dengan sekuat tenaga, tapi tetap saja ia tidak bisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
You are My Destiny [COMPLETE]
General FictionReno Adrian - Tampan - Mapan - Pekerja keras - Mesum (menurut Kayla) Kayla Atmanegara - Kaya - Cantik - Manja - Keras kepala - Bodoh (menurut Reno) Cinta memang bisa datang dengan cara apapun, kapanpun dan di manapun tanpa kita sadari. Note: Updat...