Benar kata orang, sahabat sejati bisa jadi obat dari segala jenis penyakit apapun. Setidaknya, itulah yang di rasakan Kayla saat ini. Ia sadar, tidak seharusnya ia bersikap seperti itu terhadap Reno. Entah apapun yang akan Reno katakan nanti, setidaknya ia sudah akan mencoba untuk lebih dewasa.
Ia dan mobilnya baru saja tiba di rumah Ayahnya, dan heran melihat sudah ada mobil di depan gerbang rumah menghalanginya untuk memasuki garasi. Ia menekan klakson tiga kali, dan mobil itu bergerak menjauh dari depan pintu gerbang.
Siapa sih parkir mobil depan rumah orang sembaranagan, pikir Kayla heran.
Setelah dibukakan pintu oleh Minah, Kayla memasuki rumah lalu segera turun dari mobil.
"Siapa sih bi yang parkir sembarangan di depan,?" tanya Kayla pada Minah.
"Ngga tau non, sudah dari sore nunggu non Kayla pulang. Tapi di suruh masuk ngga mau"
"Hah nunggu saya"
Sedetik kemudian, Kayla melihat wanita yang tiba-tiba datang dan berdiri di luar depan gerbang rumahnya. Dia adalah Dara. Kayla terkejut mendapati wanita yang pernah beradu mulut dengannya itu mengetahui tempat tinggalnya.
"Masuk aja bi, saya kenal sama orang ini"
"Baik non"
Kayla membuka gerbang lalu berjalan ke arah Dara.
"Ngapain lo disini, Reno belum pulang"
Dara hanya tersenyum mendengar kalimat yang Kayla tuduhkan kepadanya itu.
"Gue ngga nyari Reno"
"Terus ngapain lo kemari,?"
"Bisa nyari tempat buat duduk, ada sesuatu yang mau gue bicarakan sama lo"
Kayla ingat, di dekat rumahnya itu ada tempat duduk umum yang di sediakan oleh pengurus komplek perumahan. Dan biasanya di pakai untuk istirahat atau bersantai bagi penghuni komplek perumahan itu.
Kayla berjalan malas, di ikuti Dara di belakangnya. Mereka duduk bersebelahan, memang tempat itu hanya bisa di pakai duduk untuk dua orang saja. Dan mau tidak mau, mereka memang harus duduk bersebelahan.
"Mau ngomong apa, buruan gue capek mau istirahat"
Dara terlihat menarik napas dalam, lalu menghemuskannya perlahan.
"Dulu, gue sama Reno memang punya hubungan special. Mungkin sama kayak hubungan lo sama Reno sekarang. Bedanya cuma kalian sudah menikah sekarang"
Dara, Reno. Seketika, pikiran Kayla melayang jauh pada kejadian saat ia menemukan sebuah cincin couple bertuliskan nama Reno & Dara di kamar Reno dulu. Ia tersenyum mengejek, tidak menyangka wanita itu ada di sebelahnya sekarang.
"Mantan... "
Dara hanya tersenyum mendengar kata itu.
"Dari mana lo tau kita udah nikah,?" tanya Kayla penasaran.
"Walaupun ngga banyak, Reno udah cerita siapa lo. Dan gue heran, kenapa pria sebaik Reno, bisa terikat sama cewek kayak lo"
Kayla menoleh mendengar kalimat dari wanita yang kini tengah memandang lurus ke arah depan itu.
"Ngga usah nyindir bisa ngga sih, kalo mau ngomong ya langsung aja ke intinya. Ngga perlu muter-muter"
Kayla kesal dengan wanita yang dengan terus terang menyindirnya ini.
"Beberapa hari lalu, gue ngga sengaja bertemu lagi dengan Reno setelah 5 tahun. Dan lo tau, gue bersyukur dia ngga nampar muka gue saat itu"
Kayla tidak merespon, kakinya ia luruskan. Dan bermain dengan sepatunya, telinganya masih tetap mendengarkan wanita yang tengah berbicara di sebelahnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
You are My Destiny [COMPLETE]
Fiction généraleReno Adrian - Tampan - Mapan - Pekerja keras - Mesum (menurut Kayla) Kayla Atmanegara - Kaya - Cantik - Manja - Keras kepala - Bodoh (menurut Reno) Cinta memang bisa datang dengan cara apapun, kapanpun dan di manapun tanpa kita sadari. Note: Updat...