30

9K 445 0
                                    

Ini adalah pertama kalinya Reno kembali menginjakan kakinya dirumah ini seteleh lebih dari sebulan. Dan ia tersenyum saat mengingat pertama kali ia datang kerumah ini 6 bulan lalu, didepan sofa inilah ia pernah di sidang oleh Reymond karena Kayla. Sampai sekarangpun, ia sama sekali tidak menyangka pernah dituduh maling dan pria mesum oleh seorang wanita.

Bayangan masa lalunya sedikit terganggu saat mendengar langkah kaki mendekat, itu adalah Kayla dengan sebuah minuman kaleng bersoda ditangannya.

"Nih minum..."

Reno menerimanya. Wanita inilah yang pernah menuduhnya maling dan menyebutnya mesum, Reno kembali tersenyum mengingatnya.

"Kenapa senyum-senyum,?" tanya Kayla melihat tingkah aneh Reno.

"Lucu aja inget masa lalu, kamu pernah bilang aku maling mesum"

"Oh jadi kamu mau ungkit-ungkit masa lalu gitu,?" tanya Kayla sedikit jutek.

"Ngga, tiba-tiba aja inget. Tapi aku heran, kenapa kamu dulu galak banget ya,"

Kayla kesal lalu memukul lengan Reno.

"Itu kan dulu. Bukannya kamu yang bilang, cobalah memulainya dari nol lagi"

"Jadi...?" Reno menggantung kalimatnya, membuat Kayla bingung.

"Jadi apa.?"

"Kamu mau memulainya dari nol sama aku,?"

Kayla diam, tubuhnya tiba-tiba saja kaku. Mulutnya seperti terkunci, wajahnya terasa panas. Jantung,? Jangan ditanya lagi.

Apa lagi saat Reno terlihat semakin mendekat ke arahnya, dan berdiri tepat dihadapannya. Dan saat tangan kanan Reno menyentuh wajahnya, Kayla merasa dunia seperti berhenti berputar.

Dekat dan semakin dekat, hingga ia bisa merasakan hembusan napas Reno di wajahnya.

Sesaat sebelum bibir Reno menyentuh bibirnya, ia tarik kakinya untuk munudr satu langkah. Entah, Kayla sama sekali tidak mengerti apa yang menyebabkannya melakukan itu.

"Aku... mandi.... dulu....."

Kayla pergi dengan perasaan campur aduknya itu. Sebelum benar-benar meninggalkan tempat itu, walau hanya sekilas, ia bisa melihat raut wajah kecewa dari Reno.

Bodoh, bodoh, bodoh.

Didepan cermin kamar mandinya itu, Kayla beberapa kali memukul kepalanya sendiri atas tindakan yang menurutnya bodoh. Ia sadar Reno akan menciumnya, tapi kenapa ia malah menghindar. Bodoh, kembali ia mengumpat kepada dirinya sendiri.

Selesai membersihkan diri, Kayla segera naik ke atas ranjangnya. Ia ingin sekali melupakan kejadian setengah jam yang lalu itu. Tapi bagaimana ia harus bersikap pada Reno besok, ia yakin Reno kecewa padanya.

10 menit, 15 menit, 30 menit, bahkan hampir 1 jam rasanya, Kayla hanya berkutat dengan kemelut otaknya. Ia sama sekali tidak bisa tidur, bahkan untuk menutup mata saja susah.

Yang ada hanya tangan kekar Reno saat membelai wajahnya, mata tajam yang terasa menghunus ulu hatinya, dan hembusan napas yang membuat Kayla merasa hampir gila.

Air. Kayla butuh air. Tenggorokanya tiba-tiba terasa kering.

Dengan langkah yang ia buat sehalus mungkin, ia menuruni anak tangga rumahnya menuju dapur. Matanya awas melihat sekeliling, ia berharap Reno sudah tidur. Ia hanya belum siap jika harus bertemu Reno saat ini.

Saat melihat sosok yang tengah telentang disofa dengan tangan sebagai bantalnya itu menutup mata, perasaanya mulai tenang. Tapi kenapa Reno ada disofa, bukankan ia sudah menyuruhnya tidur dikamar.

Dan saat ia sampai didapur, ia segera membuka kulkas. Mengambil air dingin dan langsung meneguknya dari botol. Akhirnya, dahaganya hilang. Kayla segera mengebalikan botol air yang hanya tersisa setengahnya itu kembali ke dalam kulkas, lalu menutupnya pelan.

Kembali dengan langkah yang sengaja ia buat sehalus mungkin, Kayla berjalan menuju kamarnya. Dan saat melewati sofa tempat Reno tidur, langkahnya terhenti. Entah sugesti dari mana yang datang, ia berjalan mendekat menuju ke arah Reno. Matanya lekat memandang wajah tenang pria itu, tampan. Hanya itu kata yang tepat untuk mengambarkan apa yang dilihat Kayla di tengah cahaya lampu yang remang.

Ya, Kayla tidak ingin munafik. Pria yang sudah menjadi suami sah nya ini memang terlihat tampan saat tidur, wajahnya tenang dengan garis rahang yang terlihat kokoh. Dan tanpa sadar, Kayla kini telah menyentuhnya, membelai wajah pria yang kini tengah menahan sekuat tenaga untuk tidak tersenyum.

Reno memang belum terlelap, ia penasaran sejauh mana Kayla akan bertindak. Dan saat ia rasakan hembusan napas yang menerpa wajahnya, ia sadar dengan apa yang akan di lakukan Kayla. Reno sengaja bergerak.

Kayla terlihat panik dengan apa yang tengah ia lakukan, lalu berlari meninggalkan Reno. Ia tidak ingin tertangkap basah.

Dan dengan sudut matanya, Reno hanya tersenyum melihat tingkah yang terlihat konyol itu. Anggap itu balasan untuk tadi, ucap Reno dalam hati.

*****

Pagi yang cukup indah. Ya, sangat indah bagi Reno. Sekarang ia yakin dengan perasaanya kepada Kayla, dan berharap Kayla juga sama sepertinya.

"Kebiasaan bangun telat"

Suara Reno membuat Kayla terlonjak kaget. Ia baru saja tiba di dapur saat tiba-tiba ada suara dari arah belakangnya.

"Kamu tuh yang kebiasaan, kalo jantung aku copot gimana"

"Ya pasang lagi lah"

"Haha ngga lucu"

Pagi yang cukup berbeda dari Reno dan Kayla. Entah kenapa, kejadian malam tadi membuat Reno ingin lebih dekat dengan Kayla. Begitu juga sebaliknya.

"Mandi gih, aku udah bikin sarapan. Sebelum ke kantor, nanti aku antar kamu ke rumah sakit dulu"

"Kamu ngga pulang dulu emang,?"

"Habis antar kamu, aku pulang. Ganti baju doang paling, terus berangkat ke kantor"

"Bukannya itu bolak-balik. Kalo kamu mau pulang, nanti aku bisa ke rumah sakit sendiri"

"Ngga apa-apa. Oh iya, papa hari ini sudah boleh pulang kan,?"

"Iya, hari ini papa pulang"

"Tapi hari ini aku ada rapat, gimana dong"

Siang ini memang Reno dijadwalkan untuk rapat, dan kemungkinan tidak bisa ditunda.

"Gimana apanya,?"

"Ya aku jadi ngga bisa bantu kamu bawa papa pulang"

"Ya udah ngga apa-apa, aku bisa kok sendiri. Lagian kan emang kamu kerja, bukan kluyuran"

"Bener ngga papa,?"

"Iya, ya udah aku mandi dulu"

Setelah mengantarkan Kayla ke rumah sakit, Reno kembali ke rumahnya untuk mengganti pakaian. Lalu berangkat ke kantor, sudah banyak tugas yang harus ia kerjakan disana.

You are My Destiny [COMPLETE] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang