Reno & Kayla

12.7K 493 18
                                    

Reno menginjak rem pada mobilnya, lalu menoleh ke sebelah kiri dan kemudian tersenyum. Ia turun terlebih dahulu dari mobil, lalu berjalan ke arah pintu penumpang dan membukanya.

"Terima kasih.." ucap Kayla lembut.

Reno mengangguk. Setelah menutup pintu mobil itu kembali, ia beralih ke pintu belakang mobilnya. Membukanya, lalu mengambil buket bunga yang sudah mereka siapkan sebelumnya.

Reno memberikan bunga itu kepada Kayla yang tengah menggendong putri kecil mereka itu. Ya, putri kecil mereka tumbuh dengan sangat cantik seperti Kayla, ibunya.
Mereka memberi nama Adara Adrian Atmanegara, atau biasa di panggil Ara.
Dulu, mereka hanya tertawa saat baru menyadari jika ditulis inisialnya saja, Adara Adrian Atmanegara akan menjadi AAA.

Adara artinya cantik.
Bisa di bilang, Adara ini adalah Kayla versi kecil. Mulai dari mata, hidung, dan bibir sangat mirip dengan Kayla. Mereka berharap putri kecilnya itu akan mewarisi sifat ayahnya yang tegar, kuat dan tangguh.

Sedangkan Adrian mereka ambil dari nama Reno, dan Atmanegara dari kakeknya, Reymond.

Reno mengambil alih Adara dari gendongan Kayla, lalu berjalan meninggalkan mobil. Mereka tengah berada di sebuah pemakaman, tempat dimana ibu Kayla tidur untuk selamanya. Setelah beberapa langkah, Reno meraih tangan Kayla lalu mengenggamnya erat. Meyakinkan bahwa ia masih disini, disampingnya selamanya.

"Kita mau kemana pa,?"

Adara bersuara saat sudah beberapa saat berjalan dan berada di gendongan Reno.

"Kita mau ketemu sama Oma sayang, wanita yang sudah melahirkan Mama kamu untuk Papa."

Adara hanya diam, entah mengerti atau tidak dengan apa yang di bicarakan Ayahnya itu. Sedangkan Kayla hanya tersenyum.

Langkah mereka berhenti di depan sebuah makam yang bertuliskan nama Wilona Atmanegara, itu adalah makam dari ibu Kayla.

Kayla terlihat meletakan bunga yang ia bawa di atas makam itu, lalu memejamkan mata dan berdo'a. Setelah selesai, Kayla kembali membuka mata lalu terseyum.

"Mama apa kabar, Kayla datang sama Reno Ma. Dan ini, namanya Ara. Ini cucu Mama, anak Kayla"

Kayla terlihat menangis, ini memang kali pertama ia mengajak Ara datang ke makam ibunya. Dan berharap, ia tersenyum melihatnya dari atas sana.

"Papa juga baik-baik di rumah. Itu berkat do'a dari Mama, Kayla bisa jaga Papa sampai sekarang"

Reno hanya tersenyum. Entah mengapa, Ara yang biasanya rewel terlihat diam. Ia seolah mengerti, Ibunya tengah berbicara dengan Neneknya sekarang.

"Mama ngga perlu khawatir, sekarang ada banyak orang yang sayang sama Kayla Ma. Reno sama Ara, Ibu sama Laras, dan juga Papa"

Melihat istrinya semakin larut dalam tangis, Reno merengkuh bahu Kayla. Mencoba menenangkan wanita yang sangat ia cintai itu.

"Kayla bahagia sekarang, dan Mama juga harus bahagia disana"

Bisa dibilang, Kayla tidak jauh berbeda dengan Reno. Ibunya meninggal saat usianya masih remaja, usia dimana Kayla remaja masih sangat membutuhkan kasih sayang seorang ibu. Yang sedikt memedakan hanya Reno mempunyai seorang adik perempuan, sedangkan Kayla hanya berdua bersama Ayahnya.

Setelah beberapa saat, Kayla terlihat lebih tenang. Ia merasa, hidupnya sudah jauh berbeda sekarang. Ia mempunyai keluarga baru, keluarga yang sangat menyayanginya. Dan Reno, pria yang sudah berjanji ada bersamanya selamanya. Apa lagi setelah ada Ara, Kayla merasa hidupnya sangat bahagia sekarang.

"Ya udah Ma, Kayla pamit. Kayla janji akan datang ke sini lagi nanti."

Kayla tersenyum, lalu menatap Reno di sebelahnya.

"Kamu ngga pamit sama Mama Ren,?"

"Reno juga pamit Ma, dan akan berkunjung kesini lagi nanti"

Reno berhenti berbicara, lalu tersenyum.

"Sama cucu kedua Mama, adik Ara" lanjut Reno dengan wajah polosnya.

Kayla yang mendengarnya hanya tersenyum, lalu menarik lengan baju Reno. Membuat pria itu menoleh dan mencium keningnya.

Ya, itu adalah do'a Reno, dan berharapa Mama mertuanya itu merestuinya dari atas sana.

Mereka meninggalkan tempat itu saat hari akan sore, dan menuju rumah ibunya.

Setelah Reymond pulih, Reno dan Kayla memang memutuskan untuk tinggal sendiri di rumah Kayla. Mereka hanya tidak ingin bergantung pada Reymond atau pun Santi jika mereka tinggal atau hidup bersama di antara keduanya. Dan jalan tengahnya, mereka mencoba hidup mandiri.

Mereka tiba di rumah Santi saat hari sudah gelap. Lalu memasuki rumah itu dan di sambut Laras heboh.

Laras adalah manusia paling heboh jika sudah bertemu dengan Ara, keponakannya itu memang segalanya bagi Laras sekarang.

"Tuh tante kamu udah nunggu." kata Reno saat baru saja menurunkan Ara dari gendongannya.

"Halo Little Princes,..."

Sambut Laras pada Ara yang tengah berlari ke arahnya itu. Ia mengangkat tubuh mungil Ara, lalu menggendongnya.

"Mas, jangan di biasain panggil tante, panggil Aunty" protes Laras pada Reno.

"Sama aja..."

"Panggil Aunty, jangan tante. Oke sayang"

Ara mengangguk, entah mengerti atau tidak.

"Bagus, anak pintar"

Laras membawa Ara ke ruang tengah, dan di sana sudah ada Santi menunggu mereka. Santi terlihat bahagia saat mendapati cucu pertamanya itu datang, lalu berjalan mendekat ke arah Laras yang tengah menggendongnya.

"Hai sayang, nenek kangen seminggu ngga ketemu kamu, abis dari mana tadi hem,?"

"Kita dari makam Mama tadi bu, udah lama ngga berkunjung ke sana soalnya"

Kayla yang baru saja bergabung menjawab pertanyaan ibu mertuannya itu. Lalu berjalan mendekat dan mencium tangannya.

"Kak, sering-sering main ke sini bawa Ara. Kasihan kengen sama neneknya, kalo Mas Reno ngga mau bilang Laras. Nanti Laras yang jemput."

"Itu mah kamu aja La, pake bawa-bawa ibu segala" kata Reno yang baru saja terlihat datang dari arah dapur.

"Iya nanti Kayla bakal sering main ke sini sama Ara"

Laras dengan keponakannya, Santi dengan cucunya, Kayla dan Reno dengan putrinya. Begitulah, Ara adalah harta baru bagi keluarga mereka.

"Ke atas yuk," ajak Reno pada Kayla dengan berbisik.

"Ngapain.?"

Reno berdiri tanpa menjawab, lalu pergi ke lantai dua menuju kamar lamanya.

"Kayla tinggal ke atas sebentar ya bu,"

Kayla yang penasaran akhirnya mengikuti Reno menuju kamarnya, dan terkejut saat tiba-tiba Reno menyergapnya sesaat setelah ia memasuki kamar itu.

Reno mengangkat tubuh Kayla menuju ranjang, lalu membaringkannya perlahan.

"Kamu mau ngapain, ada ibu sama Laras di bawah"

Kayla yang masih terkejut, terlihat sedikit memberontak di bawah tubuh Reno yang kini sudah menindihnya itu.

"Bikin adik buat Ara. Kenapa,? Kamu takut.?" kata Reno meremehkan.

Kayla hanya tersenyum lalu menerima tantangan Reno.

"Siapa takut... "

Skip...

Oke...

Skip...

Udah...

Jangan lanjutkan baca...

Udah abis soalnya... Hehe 😁😁😁

You are My Destiny [COMPLETE] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang