Setelah menunggu hampir satu jam, akhirnya Reno melihat Kayla dari jauh tengah berjalan menuju mobilnya. Di sebelahnya, seorang pria dengan kaca mata hitam dan baju putih polos dengan mesra menggandeng tangannya. Siang ini, Kayla menyuruhnya mengantar ke bandara menjemput seseorang, dan pemandangan di depan adalah jawaban siapa orang yang Kayla jemput.
Dua minggu adalah waktu yang menurut Kayla terlalu lama di tinggalkan oleh pria yang ia sayangi. Entah kenapa Kayla begitu bergantung dengan pria bernama Andre ini. Anak seorang pengusaha batu bara dari seberang pulau ini adalah pewaris tunggal keluarga Panjahitan. Nama besar yang cukup di segani.
"Mobil kamu mana,?"
"Disana... "
Kayla menunjuk ke arah mobil yang di dalamnya ada Reno yang tengah menunggunya.
"Kamu beli mobil baru Kay, perasaan aku ngga pernah lihat kamu pakai mobil itu"
"Ngga. itu mobil yang sekarang nganterin aku ke mana aja, kamu lihat orang yang duduk di depan.? Dia itu orangnya papa"
"Oh sekarang kamu ada yang nganterin plus jagain kamu juga rupanya. Enak dong"
Belum sempat Kayla menjelaskan siapa itu Reno, mereka sudah sampai di depan mobil yang mereka tuju.
"Enak apanya, ngeselin iya. Nanti aku jelasin siapa dia. Aku lapar, kita mampir ke tempat kita biasa makan dulu giman,?"
"Baiklah nona manis, aku juga lapar"
Mereka berdua memasuki mobil dan duduk di kursi penumpang bagian belakang. Dalam perjalanan, Andre sempat memperkenalkan dirinya pada Reno, dan Reno hanya membalasnya dengan senyum.
"Nona, papa anda sedang ada di rumah. Beliau menunggu anda pulang ada hal yang perlu di sampaikan"
Belum sempat Kayla menyelesaikan makannya bersama Andre, ia menerima pesan dari Reno.
Kayla baru ingat, hari ini ia memang ada janji dengan papanya. Ada hal yang perlu di bicarakan. Reymond hanya mengatakan ini menyangkut masa depannya dan juga keluarganya.
Sebelum pulang, Kayla terlebih dulu menyempatkan mengantar Andre ke rumahnya.
"Bukannya mau ikut campur urusan pribadi lo, gue cuma ngingetin aja, hati hati sama cowok lo tadi"
Setelah menyusun kalimat yang tepat, Reno akhirnya mengatakan hal yang sejak tadi terus berputar di otaknya.
Walaupun belum seratus persen yakin, hati Reno berkata ada sesuatu yang tidak beres dengan pria bernama Andre itu.
"Bisa ngga sih sekali aja ngga bikin gue kesel, urusin urusan lo sendiri"
Kayla heran, kenapa sejak ia bertemu dengan Reno kehidupannya tiba tiba berubah. Setelah kebebasannya ia rampas, hal pribadinya mungkin akan di rampasnya juga. Bahkan masa depannya.
***
Reymond dan Kayla kini tengah duduk di ruang keluarga hampir lebih dari 15 menit yang lalu tanpa percakapan.
Reymond menatap putri semata wayangnya itu tanpa berkedip, membuat Kayla bingung dengan sikapnya.
Kayla sadar, jika papanya sudah seperti ini, ada hal darinya yang salah. Tapi apa, selama semingu ini ia berusaha menuruti apa yang papanya mau.
"Ini adalah bukti transaksi yang kamu lakukan selama sebulan"
Reymond mengeluarkan beberapa lembar kertas yang ia simpan dalam tas kerjanya, lalu memberikannya pada Kayla.
"Kamu bisa membaca nominal yang ada di kertas itu Kayla,? "
Dengan rasa ragu dan takut, Kayla mencoba meraih dan mulai membaca apa yang ada di kertas yang papanya berikan.
Beberapa bukti transaksi beserta tanggal dan nominal yang tertera disana, nominal yang bila di jumlahkan mungkin lebih dari 100 juta.
"Iya pa... "
"Kamu bisa membayarnya sendiri kan,?"
Reymond menyandarkan tubuhnya pada sandaran sofa, kepalanya tiba tiba terasa pening.
"Papa bercanda, Kayla mana mungkin punya uang sebanyak itu, pa"
Entah kenapa, setelah menerima kertas dari papanya tadi, duduknya tiba tiba terasa tidak nyaman. Belum lagi ia tidak mengerti kenapa papanya menanyakan ia bisa membayar tagihan yang biasanya papanya sendiri yang membayarnya.
"Kamu tau cara mendapatkan uang dengan apa Kayla.?"
Reymond kembali bertanya dengan kalimat yang menurut Kayla aneh.
"Bekerja..."
Jawab Kayla singkat.
"Oke, kalau begitu besok kamu akan mulai bekerja di kantor papa"
Kayla semakin tidak mengerti dengan semua yang di maksud oleh papanya.
"Untuk apa pa,?"
Pertanyaan yang membuat Reymond semakin sadar, ia sudah salah mendidik anak perempuannya ini.
"Untuk apa,? Kamu masih tanya untuk apa, kamu yang bilang sendiri cara menghasilkan uang itu harus bekerja. Jadi mulai besok jadilah salah satu karyawan papa di kantor biar kamu bisa dapat uang dan bisa membayar tagihan yang ada di kertas itu."
Diam. Kayla benar benar diam bagaikan patung. Otaknya tiba tiba blank.
Sedangkan Raymond, setelah meyelesaikan kalimatnya, ia langsung pergi tanpa berpamintan dengan Kayla yang menurutnya terlihat masih shock dengan pernyataannya.
Raymond sadar, Kayla memang sama sekali belum punya pengalaman untuk bekerja, tapi tak ada cara lain. Jika bukan Kayla, siapa lagi yang akan meneruskan perusahaannya nanti.
Kayla terlihat linglung berjalan menaiki anak tangga menuju kamarnya, di tangannya masih tampak kertas bukti transaksi yang mulai terlihat kusut.
Ia membuka pintu kamar lalu menutupnya kembali dengan malas. Dari tempatnya berdiri sekarang, ia bisa melihat ada beberapa tumpuk pakaian yang sebelumnya tidak ada sebelum ia tinggalkan kamarnya siang tadi. Pakaian yang biasa ia lihat oleh orang lain kenakan di kantor papanya.
Apa ini mimpi.?
KAMU SEDANG MEMBACA
You are My Destiny [COMPLETE]
General FictionReno Adrian - Tampan - Mapan - Pekerja keras - Mesum (menurut Kayla) Kayla Atmanegara - Kaya - Cantik - Manja - Keras kepala - Bodoh (menurut Reno) Cinta memang bisa datang dengan cara apapun, kapanpun dan di manapun tanpa kita sadari. Note: Updat...