Seminggu berlalu, tapi Kayla masih belum menemukan cara untuk membalas pria itu. Pria yang selama seminggu ini selalu ada di manapun ia berada, di rumah, di tempat ia nongkrong bersama teman temannya, bahkan di salon tempat favoritnya selama ini, pria menyebalkan itu rela menunggunya berjam jam. Walaupun hanya di dalam mobil, tapi itu cukup membuat Kayla frustasi.
"Sekarang mau kemana lagi nona,?"
Reno bertanya sesaat setelah ia keluar dari tempat parkir sebuah bangunan, tempat yang Reno yakini itu adalah sebuah cafe.
"Ngga usah panggil nona-nona. Biasanya juga lo-gue".
Dasar manusia bermuka dua, batinnya.
"Terserah. Lo bilang tadi mau ketemu sama temen temen lo, ngga jadi.?"
"Ngga.... "
Jawab Kayla jutek
"Mereka yang mau main kerumah nanti malam".
Lanjutnya lagi.
"Temen cewek atau cowok".
"Cewek. Kenapa.? Seneng ya lo banyak cewek kerumah, secara lo bisa godain mereka dengan sifat mesum lo itu".
Reno tau, meladeni tingkah kekanakan dari anak majikannya ini hanya akan membuat moodnya rusak.
"Ngga papa, cuma mau ngingetin aja. Tamu cowok hanya boleh sampai jam 10."
"Iya tau, bawel amat jadi orang".
Setelah itu hening, tak ada lagi percakapan di antara mereka. Reno sibuk dengan kemudi mobilnya. Hari yang semakin sore membuat jalanan di depannya terlihat padat. Maklum, jam segini adalah jam pulang kerja.
Sedangkan Kayla sibuk dengan ponselnya, benda yang tak pernah terlepas dari detik pertama ia duduk di kursi penumpang, persis di belakang kursi kemudi yang tengah Reno duduki.
Sesekali ia tersenyum membaca chat dari teman temannya, hal yang tak mungkin ia lakukan saat bertatap muka dengan Reno.
Tanpa sadar, mobil yang Reno kemudikan sudah akan memasuki rumahnya.
Ratih terlihat membuka pintu gerbang sesaat setelah Reno menekan dua kali klakson mobilnya.
"Makasih mbak..".
"Iya mas, sama sama. "
Balas Ratih.
Tanpa sepatah katapun, Kayla berjalan melewati Reno yang baru saja akan keluar dari mobil. Matanya masih fokus ke layar ponsel yang ada di hadapannya.
"Mas Reno, saya pamit pulang yah. Suami saya sudah jemput di depan."
Reno baru sadar, saat Ratih telah rapat menutup pintu gerbang. Biasanya ia akan membantu menutupnya, karena memang pintu yang lumayan tinggi dan berat. Akan susah jika menutup pintu itu seorang diri, apa lagi perempuan. Tapi Ratih sudah terbiasa membuka dan menutup pintu gerbang itu sendiri.
Biasanya, Ratih akan menolak saat Reno menawarkan bantuan untuk menutup pintu gerbang itu.
"Iya mbak, hati hati di jalan. Tadi masih lumayan padat soalnya. Salam juga buat suaminya ya mbak."
"Iya mas, makasih. Saya permisi."
Setelah Ratih keluar Reno menguncinya dari dalam.
Hari sudah akan gelap, seharusnya sudah lebih dari satu jam lalu Ratih menyelesaikan pekerjaannya di rumah ini. Benar. Ratih hanya berkerja setengah hari saja, dia tidak menginap di rumah ini.
Datang pukul 9 pagi dan pulang pukul 4 sore. Memasak, mencuci pakaian dan membereskan rumah adalah perkerjaan pokok yang harus Ratih kerjakan setiap harinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You are My Destiny [COMPLETE]
General FictionReno Adrian - Tampan - Mapan - Pekerja keras - Mesum (menurut Kayla) Kayla Atmanegara - Kaya - Cantik - Manja - Keras kepala - Bodoh (menurut Reno) Cinta memang bisa datang dengan cara apapun, kapanpun dan di manapun tanpa kita sadari. Note: Updat...