Reno terbangun, wajahnya pucat dengan keringat yang hampir membasahi seluruh tubuhnya. Dengan napas masih terengah-engah, ia meraba bagian lehernya. Memastikan ini bukan hal nyata tapi hanya mimpi buruknya.
Mimpi buruk yang masih belum bisa lepas dari alam bawah sadarnya. Mimpi yang mencerminkan kisah cinta masa lalunya. Mimpi manis seperti awal ia mengenal wanita itu dan berakhir menyakitkan.
Reno memutuskan untuk bangun lalu membasuh mukanya yang masih terlihat pucat. Setiap ia mencoba membasuh mukanya dengan air, setiap itu pula bayangan wanita itu terlintas di ingatannya. Entah sampai kapan kenangan indah sekaligus menyakitkan itu menyiksa dirinya.
Jam masih menunjukan pukul lima pagi, Reno tidak yakin akan bisa meneruskan tidurnya lagi. Ia memutuskan mengganti bajunya yang basah karena keringat, lalu menuju dapur untuk membuat teh hangat. Berharap mampu sedikit membantu menenangkan hati dan pikirannya.
Itu adalah mimpi yang entah sudah berapa kali menghantui Reno selama seminggu ini, membuat ia tidak habis pikir kenapa mimpi yang dulu pernah lenyap dari hidupnya tiba tiba datang kembali.
***
Kepala yang sudah terasa berat dari pagi tadi, kini terasa semakin berat. Reno hampir saja terjatuh jika ia tidak sigap menahan tubuhnya pada meja kerja di hadapannya. Pandangannya tiba tiba kabur, ia mencoba beberapa kali mengedipkan matanya berharap pandangannya kembali normal.
Ketukan pintu dari arah luar ruangan kerjanya memaksa Reno untuk menoleh. Di sana, Kayla berdiri dengan tangan yang ia lipat di depan perutnya.
"Gue bisa pulang sendiri kalau lo mau menginap di kantor"
Kalimat yang baru menyadarkan Reno kalau sekarang sudah waktunya jam pulang kantor. Bahkan sudah lewat setengah jam yang lalu.
"Gue beresin ini sebentar, lo bisa tunggu di bawah"
Reno memaksakan untuk tetap tegak duduk di belakang kursi kemudi mobil yang tengah ia kendarai. Ia hanya berharap tubuhnya masih bisa ia kontrol sampai ia tiba di rumah. Ia sadar, mengendarai mobil dengan kondisi seperti ini sangat berbahaya, bahkan ia sudah merasa pandangannya kini mulai berkunang kunang.
Melihat Reno yang tidak seperti biasanya, membuat Kayla sedikit penasaran. Ingin sekali ia menanyakan keadaan Reno sekarang, tapi ada rasa segan yang dari tadi menahan keinginannya.
Sampai ia tiba di rumah. Sebelum ia keluar dari mobil, ia sempat sekilas melirik ke arah Reno yang tengah bersandar pada sandaran jok mobilnya dengan mata tertutup seperti menahan sesuatu. Tapi Kayla mengabaikannya, ia merasa mungkin itu hanya perasaanya saja.
Tiba di kamar, Kayla mencoba membuang pikirannya tentang keadaan Reno. Tapi ia merasa tidak mungkin salah melihat Reno dengan muka pucatnya tadi. Akhirnya ia memutuskan kembali menemui Reno, setidaknya ia bisa memastikan apa yang di lihatnya itu benar atau salah.
Ia keluar dari kamarnya, menuruni anak tangga dan menuju kamar Reno. Tapi belum sampai ia pada tempat tujuannya, Kayla di buat terkejut dengan sosok yang tengah tergeletak di lantai tepat di depan kamar Reno.
Dari jauh, Kayla sudah yakin sosok itu adalah Reno. Ia segera menghampirinya, duduk berjongkok lalu membalikan tubuh itu telentang. Darah, ada darah yang keluar dari hidung Reno. Rasa panik yang tiba tiba menyergapnya membuat Kayla tidak bisa berpikir jernih, hal yang terlintas di otaknya hanya rumah sakit. Benar, ia harus segera membawa Reno ke rumah sakit.
Dengan susah payah, Kayla akhirnya bisa membawa Reno memasuki mobilnya. Walapun dengan cara harus menyeret tubuhnya, tidak ada pilihan lain.
Kayla sempat kembali ke kamar untuk mengambil tas dan ponselnya. Entah kenapa rasa paniknya semakin menjadi jadi setelah mengetahui tubuh Reno juga panas. Reno demam dengan suhu tubuh yang tidak normal. Panas sekali tubuhnya, pikir Kayla.
Jalan masih terlihat cukup padat, dengan tangan gemetar, Kayla mencoba menghubungi seseorang.
"Pa ke rumah sakit sekarang, Reno pingsan. Kayla lagi jalan kesana"
Kayla menghubungi papanya, memberi tahu keadaan Reno dan rumah sakit tujuannya.
Sesampainya di rumah sakit, ada beberapa perawat yang membantunya memindahkan tubuh Reno dari mobil ke ranjang dorong. Ia sempat tertahan karena harus mengisi formulir keterangan pasien.
Dari jauh, Reymond terlihat bejalan tergesa gesa menemui Kayla yang tengah duduk di ruang tunggu pasien. Di peluknya putri semata wayangnya itu erat.
"Gimana keadaan Reno sekarang Kay,?"
Belum sempat Kayla menjawab pertanyaan papanya, seorang dokter keluar dari ruangan tempat Reno di rawat.
"Apa kalian anggota keluarga dari pasien di dalam,?"
Tanya dokter itu pada Reymond dan Kayla.
"Iya dok, saya keluarganya. Ini putri saya. Gimana keadaan Reno dok,?"
"Anda tidak perlu terlalu khawatir, pasien hanya perlu istirahat. Sepertinya pasien kecapaian dan demam. Darah yang keluar dari hidung pasien di akibatkan karena kurang tidur."
Jelas dokter itu tentang kondisi Reno.
"Untuk sementara, biarkan pasien untuk istirahat. Kami sudah memberinya obat penurun panas, kalau sudah siuman nanti anda baru bisa menemuinya"
Dokter itu pergi meninggalkan Reymond dan Kayla setelah menjelaskan penyebab dan keadaan Reno.
Kayla merasa lega, kepanikannya menurun drastis terlihat dari tarikan napasnya yang mulai teratur.
"Lebih baik kamu pulang Kay, di sini ada suster yang akan menjaga Reno. Besok pagi kamu bisa datang lagi"
Reymond hanya kasihan melihat putrinya, Kayla. Keadaannya terlihat berantakan dengan pakain kantor yang masih ia kenakan.
"Apa perlu papa antar kamu pulang,?"
"Ngga usah pa, papa juga pasti belum sempat pulang tadi. Papa pulang aja duluan, terus istirahat pasti capek kan"
Kayla mencoba tersenyum di tengah keadaanya yang masih kacau. Entah kenapa Kayla benar benar terlihat sangat kacau saat ini.
"Kayla bisa pulang sendiri, lagian tadi kesini juga pakai mobil Reno"
Sebelum pergi, Reymond kembali memeluk Kayla. Ia sadar putrinya itu sudah banyak berubah sekarang.
Kayla terlihat baru saja keluar dari toilet rumah sakit, ia sempatkan melihat Reno dari balik kaca ruangan itu sebelum memutuskan untuk pulang. Reno terlihat tidur dengan tenang, matanya tertutup dengan tarikan napas yang teratur.
Kayla tersenyum, senyum yang tulus itu datang tanpa Kayla sadari.
KAMU SEDANG MEMBACA
You are My Destiny [COMPLETE]
General FictionReno Adrian - Tampan - Mapan - Pekerja keras - Mesum (menurut Kayla) Kayla Atmanegara - Kaya - Cantik - Manja - Keras kepala - Bodoh (menurut Reno) Cinta memang bisa datang dengan cara apapun, kapanpun dan di manapun tanpa kita sadari. Note: Updat...