Reno baru saja memasuki rumah dan melihat Kayla berada di dapur, Ia menghampirinya.
"Kay..."
Tidak ada respon, Kayla terlihat sibuk dengan kegiatan mencuci piringnya itu.
"Kay..."
Kembali belum ada respon, Reno menahan tangan Kayla yang sudah selesai mencuci piring dan hendak meninggalkan dapur.
"Kamu marah sama aku,?"
Kayla menatap Reno tajam, lalu menarik tangannya lepas dari Reno kasar.
"Kay..."
Kembali Reno bersuara, tapi Kayla tidak memperdulikannya. Ia berjalan menaiki anak tangga menuju kamarnya.
Reno terlihat mengejarnya, tapi terlambat. Kayla sudah menutup pintu kamarnya rapat.
"Kay, dengerin dulu aku mau ngomong"
Reno mengetuk pintu kamar itu beberapa kali, tapi tidak ada balasan.
"Oke, aku salah. Tapi aku bisa jelasin semuanya Kay"
"Papa baru aja tidur, kamar sebelah udah aku beresin. Kamu bisa tidur disana"
Kayla terlihat menyenderkan tubuhnya pada pintu kamar itu. Setelah selesai dengan kalimatnya, tubuhnya jatuh terduduk ke lantai. Ia kembali menangis, entah menangis karena Reno atau menangis karena menyadari betapa lemahnya dirinya sekarang.
Dari luar kamar itu, Reno sadar Kayla tengah menangis. Tapi ia tidak tau harus berbuat apa. Ia langkahkan kakinya meninggalkan kamar itu, meninggalkan wanita yang kini tengah terluka karenanya.
Dan saat memasuki kamar yang Kayla sebutkan tadi, ia melihat pakaian kerjanya sudah terlipat rapi di atas ranjang. Reno sadar, sadar akan kesalahan yang sudah ia lakukan pada Kayla.
*****
Reno sudah terlihat rapi, keluar dari kamar dan berjalan menuju dapur. Ia berharap Kayla ada di sana pagi ini.
"Kayla mana bi,?" tanya Reno pada Minah.
"Non Kayla kembali ke kamar mas, tadi udah bikin sarapan buat mas Reno. Tuh di meja makan"
Reno melihat sudah ada roti tawar dan kopi di atas meja makan, ini adalah pertama kali Kayla membuatkannya sarapan. Reno merasa sangat terkesan, tapi kenapa harus disaat seperti ini.
Setelah selesai dengan menu sarapannya, Reno berangakat ke kantor. Ia sadar, Kayla tengah menjaga jarak dengannya sekarang.
Kayla melihat Reno keluar dari rumah untuk berangkat ke kantor dari jendela kamarnya. Ia merasa belum ingin jika harus bertatap langsung dengan Reno, itu sebabnya ia hanya menyiapkan sarapan lalu kembali ke kamarnya.
Hari ini Kayla sudah ada janji untuk bertemu Sandra, Windy dan Via di rumahnya. Dan ia harus bersiap-siap untuk ke sana sekarang.
*****
Sandra, Windy dan Via baru saja memasuki rumah Kayla saat itu, mereka langsung menuju kamar Kayla dan yakin sahabatnya itu sudah menunggu mereka di kamar.
"Halo nona cantik..."
"Halo nona manis... "
"Halo pengantin baru... "
Sesaat setelah membuka pintu kamar, ketiganya terlihat heboh menyerbu Kayla yang tengah berada di atas ranjang.
Meraka bergantian memeluk Kayla seolah sudah tidak bertemu selama berabad-abad.
"Ah heran gue, kenapa pengantin baru hobinya itu diranjang mulu"
"Iya gue juga heran tuh sama pengantin baru"
Kata Sandra di ikuti Windy menyindir Kayla.
"Eh gimana-gimana, lo udah ngapain aja sama Reno, cerita dong sama kita-kita" tanya Via heboh.
"Apaan sih kalian, gue minta kalian ke sini itu bukan buat cerita begituan"
"Yah, ngga asik nih. Tadinya gue mau belajar buat persiapan kalo kita nikah nanti, iya kan gaes,? " Via terlihat kecewa.
"Lo aja kali, kita mah ngga ya Win,"
"Iya, lo aja itu mah"
Ya begitulah, mereka selalu heboh jika sudah berkumpul seperti ini.
"Oh iya, gimana keadaan bokap lo sekarang Kay,?" tanya Sandra.
"Udah baikan, sekarang tinggal terapi buat stroke nya aja"
Melihat Kayla yang tidak seperti biasanya, membuat Sandra, Via dan Windy terlihat khawatir.
"Lo kenapa Kay,? Ada masalah."
"Iya lo kenapa ngga semangat gitu, kalo ada masalah cerita sama kita"
Kayla terlihat duduk diatas ranjang, melipat lututnya ke arah dada lalu memeluknya.
"Reno jahat sama gue"
Sudah sekuat tenaga Kayla mencoba menahan untuk tidak menangis, tapi tidak bisa. Ia sama sekali tidak sanggup menahan air matanya untuk tidak menetes.
"Kenapa, Reno jahat kenapa"
"Dia main cewek di belakang gue"
"Terus kenapa,? Lo cemburu,?"
Dengan matanya yang terlihat basah, Kayla menatap ketiga sahabatnya itu bergantian.
"Ngga lah, kenapa harus cemburu"
"Terus kenapa lo nangis kalo lo ngga cemburu"
"Gue cuma ngga terima aja di bohong sama gue, bilangnya kerja malah ketemuan sama cewek"
"Gini, kalo lo bilang ngga cemburu, Reno bohong dan minta maaf udah cukup tanpa lo harus nangis kejer kayak gini." ucap Sandra.
"Bener Kay, kalo sekedar bohong, lo ngga bakal nangis sampe kayak gini. Lo ngga terima kan kalo Reno deket sama cewek lain. Itu berarti apa Win"
"CEM BU RU.... " kata Windy mantap.
"Kenapa kalian malah belain Reno,?"
"Kita ngga belain Reno, Kay. Kalo dia ngga ngomong jujur sama lo, ya dia memang salah. Tapi balik lagi sama lo,lo ngasih kesempatan buat dia ngomong ngga,?"
Kayla hanya menggeleng.
"Heemm kebiasaan lo kalo marah gitu, ya gimna masalahnya mau kelar kalo yang bikin masalah aja ngga di kasih kesempatan buat menjelaskan apa masalahnya. Bukannya adem, yang ada malah jadi tambah runyam, betul ngga gaes,?"
"BETULLL... " Windy dan Via menjawab kompak.
Kayla terlihat menghapus air matanya, dan terlihat lebih tenang sekarang.
"Terus gue harus gimana sekarang.?"
"Kalo itu jangan tanya sama kita, lo udah tau harus gimana. Kita hanya kasih saran Kay, selebihnya lo yang harus tentukan sendiri. Apa lagi kalian udah nikah, masa iya kalah sama orang yang masih pacaran kayak kita-kita, betul ngga gaes.?"
"BETULLL... " Windy dan Via kembali menjawab kompak.
Kayla hanya tersenyum, bahkan tertawa melihat kelakuan sahabatnya itu.
"Gitu dong, udah ah jangan cengeng, mending kitaaaa... "
"BERPELUKANNNN...."
KAMU SEDANG MEMBACA
You are My Destiny [COMPLETE]
General FictionReno Adrian - Tampan - Mapan - Pekerja keras - Mesum (menurut Kayla) Kayla Atmanegara - Kaya - Cantik - Manja - Keras kepala - Bodoh (menurut Reno) Cinta memang bisa datang dengan cara apapun, kapanpun dan di manapun tanpa kita sadari. Note: Updat...