2nd Winston Books
●DILARANG KERAS MENCURI SECUIL PUN IDE DARI CERITA INI! PLAGIAT JAUH-JAUH!●
Lidya Diana
Gadis yang kesepian karena orangtuanya selalu berkerja, ia hobi membaca novel menyanyi dan bermain gitar. Ia tidak populer juga tidak nerd, ia...
"Terkadang seseorang akan memburu kebahagiaan untuk orang lain." -Stylly Rybell, Warm Rain
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Langit biru gelap menyelimuti angkasa, purnama bersinar terang menggusur para bintang yang kalah indahnya dengan dirinya, dedaunan terembus ditiup angin malam yang juga setuju akan hal itu sehingga suhu bumi terbilang dingin sebagai penyejuk, tepatnya di bagian Indonesia Timur.
Perputaran ban mobil Honda City merah berhenti tepat di sebuah bangunan yang diklaim oleh pengendara sebagai rumahnya. Ulang tahunnya baru saja dirayakan oleh kerabat penulisnya dan ia cukup penasaran dengan kejutan apa yang akan diberikan keluarganya ataukah mereka sudah tidur karena dunia sudah menunjukkan waktu malam? Wanita itu tidak masalah karena mereka pasti kelelahan.
Tanpa berpikir banyak, Jocelyn mengunci mobilnya lalu masuk ke dalam di mana lampu dibiarkan padam. Jocelyn dapat menebak keluarganya akan memberikannya kejutan dan benar saja, Louis menyodorkan kue ulang tahun tiga tingkat beserta lilin yang menyala sambil menyanyikan lagu 'Happy Birthday'
Jocelyn tersenyum senang kemudian meniup lilin setelah mengutarakan keinginannya pada Tuhan di dalam hati. Pada saat itu pula lampu kembali dinyalakan, dekorasi rumah sangat berbeda dari ulang tahunnya sebelumnya tapi bukan itu yang membuat Jocelyn terkejut melainkan suaminya dan anak tertuanya berdiri berdampingan di belakang Louis sambil tersenyum senang dan di samping Aaron pun terdapat gadis yang selama ini Jocelyn penasaran dengan sosoknya.
Air mata Jocelyn tumpah, ia bersumpah ulang tahunnya ini ulang tahun terbaik yang pernah ada. Tanpa peringatan lain ia segera memeluk Steve dan Aaron dengan sangat erat. Isakan Jocelyn yang cukup nyaring membuat Aaron dan Steve mengusap-usap punggungnya.
"Everything is gonna be alright, mom." Aaron mencium kening ibunya.
Louis yang hanya dilewati Jocelyn terkekeh pelan sambil bergumam. "Aku baru sadar kalau aku hanyalah peran pembantu di sini."
Lidya ikut terkekeh karena perkataan Louis yang terang-terangan cemburu akan hal itu. "Tapi semua orang adalah tokoh utama dalam hidupnya."
Louis memutar kedua bola matanya jengah mendengar perkataan Lidya. Jocelyn yang tidak tahu-menahu dengan apa yang mereka bicarakan langsung menarik Louis dan Lidya ikut ke dalam pelukannya, Jocelyn tahu tanpa mereka tidak akan ada momen saat ini. Siapa pun dapat menebak bahwa semua ini dapat terjadi karena Lidya dan Louis. Lidya yang mempunyai perasaan lembut, tersentuh dan ikut menangis apa lagi melihat wanita itu terisak cukup keras.
Acara yang hanya dihadiri keluarga kecil itu kecuali Lidya berlangsung lancar, canda dan tawa kembali menghiasi berbagai sudut. Mengapa mereka tidak mengundang tetangga atau kerabat? Tentu saja karena pria di dalam rumah itu tidak menyukai keramaian. Dulunya hanya Louis dan Steve yang merayakan ulang tahun Jocelyn di lantai dasar sementara Aaron merayakannya saat ibunya memasuki kamarnya.