Kencan

1.2K 132 24
                                    

"Pergi bersama bukan berarti kencan tapi kencan sudah pasti pergi bersama."
-Stylly Rybell, Warm Rain

Lidya terdiam kaku dikuncian Aaron, pria itu terlihat melamun beberapa saat sebelum memeluknya dengan erat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lidya terdiam kaku dikuncian Aaron, pria itu terlihat melamun beberapa saat sebelum memeluknya dengan erat. Jangan ditanya apa Lidya ketakutan atau tidak karena jawabannya, ia sangat ketakutan! Bahkan ia menahan napasnya di saat Aaron mengatakan bukan hanya Adelia, bagaimana Lidya bisa menyadarkannya? Tapi pria itu terlihat amat mencintai Lidya, terlihat sekali di saat Aaron mengatakan ia mencintai Lidya disertai kefrustrasiannya.

Lidya tersenyum kecil, ia tahu Aaron tidak mau seperti ini dan Lidya harus membantunya. Lidya membalas pelukan Aaron, ia harus menenangkannya. Bagaimana pun juga ia Lidya mencintai Aaron, seperti apa pun pria itu.

Tok! Tok! Tok!

Ketukan pintu mengejutkan keduanya dan mereka baru sadar bahwa mereka dalam posisi berbahaya, secepat kilat keduanya berjauhan dan merapikan diri masing-masing.

"Masuk!" Aaron berucap sambil mengambil ponselnya dari saku.

Ternyata makanan yang dipesan Aaron sudah datang dan tanpa basa-basi Aaron menyantapnya sambil mempersilahkan Lidya untuk ikut makan bersamanya. Tentu saja mereka mendadak canggung tapi Aaron mencairkan suasana dengan bercanda ringan dan bertanya.

"Kamu masih mau nyanyi atau enggak?" Tanya Aaron dan dibalas gelengan oleh Lidya. Aaron mengernyit sebab Lidya baru menyanyi satu lagu tapi pria itu hanya menghela napas sebagai respon herannya. "Ok, temani aku ke toko buku."

Setelah selesai membayar, keduanya pergi ke toko buku Gramedia. Aaron amat kesal karena gadis itu malah sibuk sendiri memilah-milah novel Romance di sudut sana. Sementara dirinya mencari buku sendiri, sebenarnya siapa yang ingin beli buku, sih?! Aaron menautkan alisnya menahan perasaan dongkol atas kecemburuannya pada buku di tangan Lidya. Aaron heran padahal para gadis memerhatikannya tapi Lidya sibuk membaca bulrb novel di tangannya, apa gadis itu tidak cemburu?

Aaron menemukan buku yang ia cari, buku biologi setebal tigaratus halaman. Aaron tidak mau mendatangi Lidya, gadis itu yang meninggalkannya jadi gadis itu yang harus menghampirinya. Aaron membaca blurb buku di tangannya sesekali melirik tajam ke arah Lidya yang masih sibuk dengan novelnya. Aaron tahu ini sangat kekanak-kanakan tapi ia akan membalas kecemburuannya berkali-kali lipat.

Menit demi menit berlalu Lidya tidak juga menghampirinya. Apa gadis itu lupa dengan kehadiran Aaron? Aaron mendengus sebal. Tapi di saat yang bersamaan, Lidya tersenyum padanya sekilas dan kembali sibuk dengan novelnya. Aaron berdecak kesal, ia menyerah sekarang. Pria berumur sembilanbelas tahun itu membanting buku Astronomi yang sama sekali tidak dibacanya, ia pun melangkah mendekati Lidya.

Bruk!

Tanpa peduli keasyikkan Lidya membaca, Aaron membanting novel yang dibaca Lidya dan menarik gadis itu kasar menuju kasir dengan merangkulnya. Sebenarnya Aaron ingin melemparnya dalam kobaran api tapi mengingat benda itu masih dalam keadaan terjual ia mengurungkan niat.

Warm Rain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang