Bersama

1.6K 148 31
                                    

"Nikmati kebersamaan dengan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya bukan sibuk dengan urusan masing-masing."
-Stylly Rybell, Warm Rain

Lidya tersenyum-senyum sambil memainkan novel yang ada di sampingnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lidya tersenyum-senyum sambil memainkan novel yang ada di sampingnya. Memori tentang bagaimana Aaron membawanya ke rumah sakit dan memperlakukannya dengan lembut meski pria itu tidak banyak buka mulut membuatnya terus memikirkan sosok itu. Kemudian Lidya meraih ponselnya untuk membuka sosial medianya, mencari akun Aaron dengan mengetik namanya.

Raut Lidya berubah menjadi masam karena tidak juga mendapati profil Aaron yang asli hanya ada berupa akun-akun palsu meski beberapa pengikutnya lebih banyak dari Lidya. Jengah karena tidak mendapatkannya, Lidya beralih pada sosial media lainnya tapi sialnya selalu mendapatkan hasil yang sama, akhirnya ia pasrah.

Kenapa aku cari akun dia?

Pertanyaan itu tiba-tiba muncul di benak Lidya sambil menghela napas berat ia merasakan debaran jantungnya semakin cepat jika memikirkan sosok Aaron. Lidya menutup matanya untuk terlelap tapi entah kenapa ia tidak merasakan kantuk di waktu larut seperti ini.

Cuaca pagi itu sangat indah, matahari bersinar dan langit biru memenuhi angkasa, beberapa awan menghiasi di beberapa celah langit. Suasana pagi yang diisi oleh sarapan keluarga sama seperti biasa namun kali ini beberapa kali ayah dan anak saling curi pandang satu sama lain meski tidak ada yang menyadari. Beberapa hari sebelumnya di waktu kebersamaan antara kedua insan itu juga sedikit berbeda, tidak ada perdebatan atau perkelahian antar keduanya hanya kebungkaman.

Aaron memakan makanannya pelan, adik dan ibunya terus saja bercerita juga ayahnya sesekali menimpali sementara Aaron menjawab setiap kali ditanya saja. Pria muda itu memang tidak begitu suka suasana ramai yang diciptakan ibunya jadi ia hanya menanggapi jika dibutuhkan saja.

"Kamu antar Lidya, 'kan?" Selalu saja begini, akhir-akhir ini Jocelyn selalu membahas Lidya.

Aaron berdeham sebagai respon sambil melanjutkan aktivitas makannya, sebenarnya ia tidak begitu suka ibunya memedulikan orang lain.

"Ajak dia main kuda ponny!" Celetuk Louis sambil tertawa. "Pasti-"

Bugh!

Terdengar suara hantaman keras dari bawah meja yang tadinya wajah Jocelyn tertawa kini terkejut sama seperti Louis bedanya setelah itu Louis meringis memegangi kakinya.

"Sialan!" Maki Louis menatap tajam Aaron yang tersenyum kecil sambil memakan makanannya.

Steve sedikit tergelak karena tingkah anaknya tapi hanya beberapa saat saja sebelum senyuman itu benar-benar lenyap tak tersisa. Jocelyn melihatnya, ia merasakan hatinya menghangat dan menggenggam tangan suaminya di bawah meja, ia berharap hubungan kedua insan itu semakin baik seperti dulu.

Usai sarapan pagi, Aaron menjemput Lidya padahal menurut Aaron lebih baik Lidya diantar sopirnya karena menggunakan mobil tapi ibunya itu bersikeras. Dapat ia lihat Lidya baru saja keluar dari rumahnya untuk berangkat. Tentu saja Lidya terkejut karena ia sama sekali tidak memberitahu niatnya, lebih tepatnya saran ibunya bukan niatnya.

Warm Rain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang