Salah

1.3K 150 37
                                    

"Salah bukan berarti tidak bisa diperbaiki."
-Stylly Rybell, Warm Rain

Suatu kebetulan yang hebat karena Dosen Lidya dan dosen Aaron tidak masuk sehingga keduanya tidak perlu ke kampus meski berbeda jam, Lidya ada mata kuliah pagi dan Aaron ada mata kuliah siang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suatu kebetulan yang hebat karena Dosen Lidya dan dosen Aaron tidak masuk sehingga keduanya tidak perlu ke kampus meski berbeda jam, Lidya ada mata kuliah pagi dan Aaron ada mata kuliah siang. Sehingga di waktu tengah hari ini Lidya sudah duduk di ruang makan bersama Jocelyn dan Aaron. Sementara Steve pergi kerja dan Louis pergi sekolah.

Lidya tersenyum bahagia sambil menyuap mulutnya dengan Sushi buatan ayahnya Aaron meski pria itu sudah berangkat kerja sebelum Lidya tiba di sana, Sushi yang ia buat masih tersisa beberapa potong. Lidya tidak habis pikir jika ayahnya Aaron sepandai itu dalam memasak mengapa tidak membuka restoran atau jadi chef saja? Yah, Lidya tahu kemampuan Steve dalam membedah sudah pasti sangat ahli tapi tetap saja keahlian memasak mantan pembunuh buronan itu sangatlah luar biasa untuk lidah Lidya.

Lidya menatap masakan Padang yang dibuat oleh Jocelyn lapar, bagaimana pun juga masakan dalam negerinya sangat juara ditambah lagi masakan Jocelyn tidak kalah dengan restoran mewah khas bintang lima. Bahkan Louis dan Aaron sangat pandai dalam membuat kopi terlebih lagi latte art yang dibuat mereka tidak kalah dengan Batista Profesional. Dan tentu saja Lidya sebagai gadis yang menyukai Aaron menjadi kecil hati karena kemampuan memasaknya tidak ada apa-apanya.

Lidya mengambil kopi bergambar hati yang dibuat oleh Aaron dengan tatapan sendu, ia benar-benar tidak percaya diri dikelilingi keluarga berbakat seperti ini. Tanpa sadar Lidya menyikut kopi Aaron yang berada di sampingnya sehingga tumpah ke baju pria itu.

"Maaf, kak!" Lidya sontak mengambil tisu di atas meja berusaha membersihkan pakaian Aaron.

"It's okay." Aaron menghentikan pergerakan Lidya menatap kaos hitamnya sambil berpikir. "Bisa ambilkan bajuku di kamar?" Lidya mengangguk cepat. Aaron terlihat mengingat-ingat. "Tolong ambilkan kaos abu-abu di lemari. Kamarku dengan pintu hitam banyak stiker tengkoraknya."

Lidya segera naik ke lantai atas tanpa banyak berpikir lagi, ia terkejut. Kamar Aaron benar-benar melambangkan ketenangan dan simpel meski terdapat begitu banyak foto di salah satu sisi. Lidya segera mencari kaos abu-abu di dalam lemari tapi entah kenapa meja belajar Aaron terlihat begitu menarik sehingga setelah Lidya mengambil kaos abu-abu, Lidya mendekati meja itu dan melihat berbagai alat tulis, buku, foto, dan tempat gelang pria. Lidya heran, Aaron tidak pernah memakai gelang tapi mengapa pria itu punya beberapa gelang? Lidya menyentuhnya dan terkejut ketika tempat gelang itu mempunyai laci kecil, Lidya membukanya.

Deg!

Jantung Lidya berdegup kencang, napasnya memburu, kedua bola matanya membulat sempurna, ia benar-benar shock dengan apa yang ia lihat. Pikiran negatif mulai menggerogotinya. Lidya menemukan kalung bertuliskan, Adelia.

Apa mungkin Kak Aaron pernah dekat Adelia? Atau-

"Kamu ngapain?"

Lidya terkejut bukan main ketika suara itu berasal tepat di sisi lehernya, suara tajam dan terdengar mengerikan itu membuat Lidya merinding ketakutan, buru-buru Lidya memasukan kembali kalung bernama mahasiswi yang dinyatakan hilang itu.

Warm Rain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang