Dosaku?

5.3K 336 34
                                    

Holaaaaaaaa miss me??? Reader: No!! We miss your story not you! Wkwk I'm so sorry kemarin pengennya libur sebentar aja eh taunya besoknya ada acara dan hari berikutnya dalam keadaan mood gak bagus 😥 well semoga author mood nya bagus terus yak buat ngetik anyway enjoy then!!

"Apa ini takdir yang merupakan hukumanku?"
-Stylly Rybell, Warm Rain

"Apa ini takdir yang merupakan hukumanku?"-Stylly Rybell, Warm Rain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jocelyn! Jocelyn!" panggil pria itu sambil menggedor-gedor pintu.

Pria itu terlihat sangat frustrasi dengan keadaan istrinya yang mengunci pintu sejak kemarin tanpa mengindahkan sedikit pun perkataannya. Pria itu menyandarkan keningnya di bagian yang memisahkannya dengan istrinya. Perasaan bersalah, sedih, marah berkolaborasi untuk menggerogoti hati dan pikirannya.

"Kumohon buka pintunya!"

Hanya ada suara isakan yang terdengar dari dalam membuat hati Steve terasa terhimpit suatu benda keras. Pria itu tidak peduli lagi, ia harus mendobraknya. Tanpa peringatan lain, pintu itu terbuka akibat hentakan yang diberikannya.

Hati Steve merasa jatuh hingga ke dasar, akibat perbuatannya, wanita itu duduk di pinggir ruangan sambil memeluk kedua lututnya dengan keadaan yang sangat kacau. Perasaan bersalah menghujam hatinya hingga tak tersisa, ia menyesal.

"Jocelyn, it's okay..." ucap pria itu mendekati wanitanya.

"Mengapa aku harus menderita seperti ini?!" wanita itu berteriak hingga menggema di ruangan. "Sebenarnya apa salahku?!"

Steve tidak bisa menjawab, perasaan bersalahnya mendominan setiap sisi hatinya. Namun, ia masih berusaha untuk menenangkan istrinya. "It's okay, Jocey..."

"Baik-baik saja? Aku keguguran yang ketiga kalinya dan kau bilang baik-baik saja?!"

Steve menggeleng pelan. "Itu bukan salahmu..."

Jocelyn menangis sambil menenggelamkan wajahnya di lututnya yang basah, ia tidak kuat menahan sakit di hatinya. Ia merasa dikutuk atau bahkan terseret di dunia yang penuh dengan penderitaan.

"Ini tidak adil, mereka tidak bersalah, Steve! Mereka tidak bersalah!" lirih Jocelyn.

Steve memeluk istrinya untuk menenangkannya meski di hatinya sendiri lebih menyakitkan. Pria itu sempat menitikan airmatanya namun segera ia seka. Ia tidak akan bisa menguatkan istrinya jika dirinya sendiri tengah goyah. Tatapan Steve jatuh pada pintu di mana Rany menangis menatap mereka berdua.

Warm Rain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang