Leena : jangan pernah ngelupain kenangan yang pernah kita ciptakan. Tapi, jangan diinget kalau memang menyakitkan.
Leena : guys, yuk!
"Ada yang perlu bantuan?"
Dahyun : es batu?
Dahyun : lo kok?
Wonu : gue tinggal di sini, itu kamar gue nomor 203.
Dahyun : jadi, selama ini lo juga tinggal di apartemen ini?
Leena : Hyun! Jangan marah sama Wonu! Jangan tendang dia!
Kaki Dahyun sebenernya udah gatel mau nendang kaki Lukas dari tadi, sekarang makin gatel pingin nendang Wonu juga. Berhubung selama ini mereka berdua nggak pernah ia tendang.
Dahyun hanya geleng-geleng kepala, menggigit bibir bawahnya.
Lukas : kalau mau bantu, angkat ke bawah. Gue udah sewa jasa angkut barang. Mungkin udah sampai.
Lukas : dia bakalan tinggal di Apartemen gue. Dia bakalan aman di sana.
Dahyun : gue nggak ada hak buat larang. Ya udah ayo!
Dahyun mendesah. Hatinya yang sedikit berat itu harus menerima kenyataan bahwa Lukas memang menaruh perhatian ke sahabatnya.
Wonu dan Lukas, masing-masing mengangkat satu kardus berukuran besar, Dahyun dan Leena mengangkat yang ukuran sedang.
Leena : ternyata barang-barang gue banyak juga ya?
Dahyun : menurut lo? Orang kaya udah pasutri cerai aja lo berdua.
Leena : doain semoga gue bisa ngelakuin semuanya Hyun...
Dahyun : iya.
Setelah selesai pindahan. Dahyun dan Lukas pulang ke rumah mereka. Dahyun yang sejatinya tunangan Lukas, memang tinggal di rumah Lukas dari kecil. Jadi mereka berdua tumbuh bersama sejak kecil.
Di sepanjang jalan mereka hanya saling diam. Toh Dahyun nggak bisa marah kalau Lukas nggak nungguin dia pulang. Biasanya cowok kalau Dahyun ada rapat nunggu sambil main basket, tapi karena hujan, entah kenapa cowok itu malah ninggalin dan lebih memilih membantu Leena.
Lukas : mau makan dulu atau langsung pulang?
Dahyun : pulang.
Lukas : hmm.
Ya begitulah interaksi mereka berdua. Di dalam kelas pun hanya biasa. Tapi sebandel-bandelnya Lukas, Dahyun cuma bisa ngebentak doang. Enggak bisa nendang betisnya ataupun selangkangannya. Pengen sebenernya. Tapi ada tapinya pokoknya bagi Dahyun tuh.
Sesampainya di rumah, mereka di sambut ART yang merawat Lukas dan Dahyun dari kecil.
Nami : loh baru pulang?
Nami : Dahyun, kenapa bajunya basah? Kok bisa kehujanan? Bukannya mas Lukas punya jas hujan double di joknya?
Dahyun : tadi aku main hujan-hujanan bi. Lukasnya nggak mau diajak main hujan-hujanan. Jadi aku basah deh.
Njir.
Dahyun cuma bisa menyumpah dalam hati. Manusia es batu selain Wonu ini nggak ada rasa bersalah sedikitpun. Bahkan Dahyun malah bohong supaya cowok nggak tau diri ini nggak dimarahin Yukhei. Papanya Lukas.
Bi Nami : mbak Dahyun sama Mas Lukas udah makan?
Bi Nami : bibi siapin makan ya?
Dahyun : hmm. Aku sama Lukas ke atas dulu ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Feel Special {END} + Bonchap✔️
Teen FictionDahyun suka sama Lukas, tunangannya, si cinta pertama yang sangat sulit ditaklukkan. apalagi pria itu malah menyukai sahabatnya sendiri. Tapi Wonu si es batu yang sangat beku entah tiba-tiba menjadi mencair, leleh begitu saja. Tetapi bukan karena D...