Feel Special 134

863 174 53
                                    

Dahyun meraba bagian lehernya. Seharusnya ada kalung di sana. Tapi, kok nggak ada?

Dahyun buru-buru bangun dari tempat tidur, mencari benda kepunyaannya itu.

Dahyun : nggak mungkin hilang!

Dahyun membuka setiap laci di kamarnya. Mulai dari laci meja rias, laci nakas, laci di lemari juga.

Bahkan ia membuka beberapa kotak yang ada di laci itu.

Ia berkacak pinggang. Mencoba mengingat dimana ia meletakkannya. Perasaan dari kemarin nggak dilepas sama sekali.

Ia duduk di pinggiran kasur, menggigit bibir bawahnya, mencoba mengingat-ingat.

Dahyun : apa jatuh di kamar mandi?

Ia segera keluar menuju kamar mandi. Ia mencari di kolong, tempat sampah. Nihil.

Di sofa yang tadi ia duduki pun tak ada. Ia mengacak rambutnya.

Seungwoo baru keluar dari kamar sudah siap bekerja pakaian rapinya, melihat Dahyun yang kebingungan.

Seungwoo : kenapa?

Seungwoo : masih nggak enak badan?

Dahyun : ah, tidak. Aku-

Nggak.

Dahyun tidak akan menceritakannya pada Seungwoo. Tapi, bisa aja Seungwoo lihat.

Dahyun : lihat kalung ku nggak?

Seungwoo : kalung yang liontinya cincin itu?

Dahyun meringis mengiyakan.

Seungwoo : aku tidak melihatnya. Apa terjatuh?

Dahyun : sepertinya iya. Tapi tidak usah kau pikirkan Sunbaenim, kau berangkat kerja saja! Nanti aku susul hehe.

Seungwoo : kau akan berangkat kerja?

Dahyun : iya.

Seungwoo : ok. Kalau begitu aku duluan.

Seungwoo : mungkin terjatuh di rumah sakit kemarin. Aku nanti bantu carikan.

Dahyun : makasih sunbaenim.

Seungwoo : apapun buatmu.

Ucapnya sambil tersenyum.

Seungwoo : aku berangkat.

Hampir saja Dahyun terpesona sama senyuman Seungwoo.

Seungwoo : hati-hati kalau berangkat nanti.

Seungwoo : kusuruh Jeno atau Hanjis untuk menjemputmu.

Dahyun : nggak perlu Sunbaenim. Aku bisa sendiri.

Seungwoo : okelah. Aku pergi dulu.
























Jakarta

Lukas menyetir mobil nggak selow banget pokoknya. Ia buru-buru mau ketemu Jaemin. Mereka berdua janjian di sebuah cafe. Tentu saja Jaemin tidak sendirian. Ia bersama adik tirinya, Renjun.

Setelah menemukan tempat parkir, pria itu berlari memasuki cafe. Melihat sekeliling dimana sudara tiri itu berada.

Sedikit ngos-ngosan, pria itu berjalan ke bangku dekat kaca transparan.

Jaemin : lo lari ya dari rumah?

Lukas : bawa mobil.

Ucapnya masih ngos-ngosan.

Feel Special {END} + Bonchap✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang