Terlihat Raga dibonceng oleh Jovan, tiba-tiba dari belakang, Senja menyalipnya. Jovan terkejut melihat ada motor lain yang menyalipnya. Seakan tak terima, Jovan pun ngebut dan menyalipnya kembali. Jovan dan Senja saling bertatapan membuka kaca helm.
“udah van ngapain sih ngeladenin Senja” gerutu Raga.
“oooo jadi itu si jutek” seru Jovan menoleh Raga.
Karena penasaran, Jovan justru semakin berniat untuk mengalahkannya, namun sedikit lagi ia berhasil menyalipnya Senja langsung membuka kaca helm.
“HAAH..., ADA POLISI...” teriak Senja mengalihkan perhatian.
Jovan dan Raga melihat kearah polisi yang dimaksud Senja. Saat itu juga Senja memanfaatkan situasi melaju kecepatan motornya, ternyata ia berhasil mengecoh mereka.
“aaah sialan tu cewek” cerca Jovan kesal.
“aku bilang juga apa” sahut Raga.
Senja senyum-senyum sendiri memasuki kelas. Disana nampak ada Rico, Dinda, dan teman-temannya yang sudah ada didalam kelas lebih dulu. Dinda dan Ica bengong melihat tingkah Senja seperti orang baru menang lotre.
“lo kenapa Senja?” tanya Dinda bingung.
“tadi gue abis ngerjain cowok, hahahaa” riang Senja tertawa.
Rico, Galang, dan Dion jadi penasaran mendengar cerita Senja.
“siapa orangnya?” Rico bertanya karena pena saran.
Belum selesai bercerita, Raga bersama Jovan masuk dan langsung duduk. Ibu Mega juga masuk ke dalam kelas tersebut melihat Ica dan teman-temannya yang sedang memperhatikan Jovan sebagai mahasiswa baru.
”ini kayaknya cowok yang gue kerjain tadi deh” pikir Senja dalam hati, lalu ia melihat kearah Raga, tapi ternyata Raga juga sedang menatapnya. Keduanya pun mengalihkan pandangan kearah lain pura-pura tidak melihat.
“oia hari ini Ibu akan mengumumkan hasil keputusan dari ketua yayasan, berdasarkan catatan prestasi visi dan misi yang kalian buat, maka yang terpilih menjadi ketua UKM adalah Raga, silahkan maju ke depan. Raga pun maju dan berdiri di depan kelas di iringi tepukan tangan mereka.
“dan yang menjadi wakilnya adalah Senja, silahkan” lanjut bu Mega.
Senja juga maju dan berdiri tepat disamping Raga. Semua bertepuk tangan seraya menyerukan nama Senja berkali-kali.
“kok Raga sih yang terpilih jadi ketua UKM bukan Senja” ucap Rico merasa tidak suka.
“Senja kan jadi wakilnya sama aja kali” sahut Dinda.
“tapi bu” Senja kurang puas dengan keputusan tersebut.
“kalian berdua itu punya tingkat kecerdasan yang sama, jadi Ibu rasa nggak ada salahnya kalau kalian bekerja sama”
Senja dan Raga kembali saling bertatapan mata, namun seketika itu mereka langsung mengalihkan pendangan melihat ke depan.
“oke, kalau begitu selamat bertugas ya” bu Mega memberikan selamat kepada Senja dan Raga.
Semua mahasiswa didalam kelas juga memberi selamat kepada mereka satu per satu. Terakhir Dinda dan Ica memberi selamat dan memeluk Senja.
”akhirnya lo terpilih juga Senja” riang Dinda kembali memeluk Senja dan Ica.Sementara di rumah Senja, bik Minah menghubungi Anwar yang sedang menangani pasien di Rumah Sakit.
“kenapa bik” tanya Anwar ditelpon.
“anu gan, kayaknya non Khanza harus dibawa ke rumah sakit, soalnya demamnya nggak turun-turun” jawab bik Minah panik sembari memegang kening Khanza yang semakin panas.
“ya sudah bawa ke rumah sakit saja, nanti biar saya urus semuanya” Anwar menutup telpon.
Bik Minah kebingungan gimana caranya membawa Khanza ke Rumah Sakit. Ia meraih handphone disaku bajunya memesan taxi online.
“ayo non, kita ke Rumah Sakit sekarang” bik Minah memapah Khanza sampai kedepan pintu gerbang menunggu taxi yang dipesan.
Disisi lain, akibat restorant miliknya terbakar, Nirwan akhirnya bekerja disebuah bengkel. Ia pun menjadi karyawan yang begitu dipercaya oleh perusahaan. Meskipun Nirwan tidak punya pengalaman bekerja dibengkel, tapi setidaknya ia pernah belajar dalam membetulkan mobil.
“Alhamdullilah akhirnya selesai juga pekerjaanku” ucapnya dibawah mobil dengan wajah belepotan oleh oli.
“bang..., dipanggil bos tuh” ucap Abdul mendekatinya. Nirwan langsung segera menghampiri bu Hani yang sedang mengawasinya, termasuk Gani yang sedang memasang ban mobil milik pelanggan. Ternyata bengkel tempat Nirwan bekerja tersebut adalah milik almarhum suaminya Hani, sehingga Hani harus mengelolanya.
Sementara dibutik Windi, ada seorang Ibu-Ibu dan asistennya tengah bernegoisasi dengan Windi. Ibu tersebut seperti orang sosialita karena penampilannya sangat mewah dan glamour.
“saya DP 5 Juta, setelah semua selesai baru sisanya saya transfer, gimana?” tanya Ibu tersebut sembari mengibas-ngibaskan kipas.
Windi nampak berpikir.
“kalau memang nggak sanggup, ya sudah nggak apa-apa kita bisa ke tempat lain kok” ucap si Ibu.
“oh bisa bisa jeng” jawab Windi cepat.
“oke, kalau begitu saya permisi” si Ibu dan asistennya buru-buru pergi meninggalkannya sambil mengibas-ngibaskan kipas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Senja dan Raga
General FictionDua remaja kembar yang menyukai cowok yang sama. Namanya Senja Purnama dan Nadira Purnama. Senja sudah berteman dengan Fajar Abdiraga dari sejak kecil, namun persahabatan mereka terhenti seketika Senja dibawa oleh papanya pindah ke Jakarta karena pa...