Raga dan teman-temannya menuju mushola. Setelah ngambil wudhu, mereka sholat dengan khusuk. Raga berdoa dalam hati berharap agar Robby cepat sembuh dan bisa berkumpul lagi bersama mereka. Setelah itu mereka keluar dari mushola.
Di jalan, sambil menyetir Dinda membuka handphone. Ia memperlihatkan foto Senja dan Windi kepada Rico. Wajah Rico berubah jadi pucat setelah melihat foto itu.
“muka lo kenapa berubah pucat gitu liatnya?” tanya Dinda.
“ya gue kaget aja, ini Senja sama siapa? mamanya...?" Rico pura-pura tidak tau.
“yakin lo nggak tau?” Dinda mengulangi pertanyaan.
“ya gue kan belum pernah ketemu secara langsung”
Di bengkel, Nadira memberikan laporan pengeluaran kepada Arnas yang sedang memeriksa pekerjaan anak buahnya. Setelah itu ia kembali sambil melamun mengingat Robby. Sampai-sampai secara tak sadar ia hampir menabrak pak Akbar.
“eh maaf maaf pak, saya nggak sengaja”
“apa ada yang lagi kamu pikirin?”
“mmm nggak ada pak, saya permisi” Nadira kembali keruangannya. “Robby kemana ya...? kenapa akhir-akhir ini aku nggak pernah liat Robby lagi” gumamnya sedih.Didepan bengkel, Hani sangat senang melihat karyawan bengkelnya memakai seragam pemberiannya. Mereka semua berbaris didepan Hani. Tapi mereka heran kenapa pakaian Nirwan seperti supir bukan pakaian karyawan bengkel.
“gimana dengan pekerjaan kalian? ada masalah?” tanya Hani.
“nggak ada masalah bu” jawab mereka serentak.
“oke kalau begitu lanjutkan pekerjaanya, oia Nirwan, kamu ikut keruangan saya”
“baik bu” Nirwan mengikuti Hani ke ruangannya.
“kamu tau nggak, kenapa kamu saya panggil ke ruangan saya?” tanya Hani setelah berada didalam ruangan.
“nggak, memangnya ada apa ya bu?”
“mulai sekarang kamu jadi supir pribadi saya”
Nirwan bengong seperti tak percaya.
“kok malah bengong, kamu bersedia apa nggak?”
“iya saya mau banget bu, makasih bu” riang Nirwan sambil menjabat tangannya. “Alhamdulillah ya Allah” gumamnya dalam hati dengan mata yang berbinar-binar.
Begitu Nirwan keluar dari ruangan Hani, Abdul, Gani, dan yang lainnya datang menghampiri.
“bu Hani marah-marah lagi ya” ucap Abdul sambil sedikit pincang menahan kakinya yang masih sakit.
“kamu yang sabar ya wan, anggap aja ini ujian” celetuk Gani menambahkan.
Tapi mereka heran melihat Nirwan justru senyum-senyum.
“mulai sekarang aku jadi supirnya bu Hani” riang Nirwan.
“wah kamu beruntung banget wan, selamat ya” seru Abdul sambil menjabat tangannya.
Gani dan karyawan-karyawan ikut memberi selamat kepada Nirwan.
“dul, apa kamu yakin udah bisa mulai kerja? kaki kamu kan masih sakit” ucap Nirwan memperhatikan kondisi kaki Abdul.
“ya dari pada aku nganggur di rumah, aku kan bisa bantu-bantu di sini”Sore hari dilapangan basket, Jovan sedang bermain basket bersama teman-temannya, tapi matanya seperti mencari seseorang.
“lo liat Raga nggak?” tanya Jovan kepada salah satu temannya.
“dari tadi gue nggak liat” jawabnya.
”ya udah lanjutin latihannya, gue mau nyari Raga dulu” Jovan langsung melemparkan bola itu kepada temannya.
Jovan lalu mencari Raga disekitarnya. “lo liat Raga nggak?” ucapnya kepada salah satu mahasiswa yang lain.
“tadi sih gue liat dia di taman belakang”
Ternyata benar, Jovan mendapati Raga melamun sendiri sambil memegang sebuah buku. Jovan mengambil buku tersebut dan membacanya. Ternyata buku tersebut adalah buku yang pernah disimpan oleh Senja.
“balikin nggak” ancam Raga ingin merebut bukunya.
“iya-iya, nih” ucap Jovan sambil menyodorkan buku tersebut. “gue tau perasaan lo, seharusnya lo ngomong langsung sama dia sambil tatap kedua matanya, terus lo nyatain perasaan lo sebenarnya”
“udah” sahut Raga singkat.
“HAAH UDAH..., terus terus gimana diterima!” seru Jovan tak sabar mendengar jawaban Raga.
Raga hanya menggeleng.
“maksud lo ditolak gitu” ucap Jovan sedikit keras.
“Senja bilang dia nggak mau persahabatan kita semua hancur”
“hadeeuh ternyata urusan cinta ribet juga ya” sambil menggaruk-garuk kepala Jovan jadi bingung.
Namun ternyata diam-diam Dinda menguping semua percakapan mereka. “ternyata dugaan gue selama ini benar, kalau Raga sama Senja itu memang saling suka”
“lo ngapain?” tanya Rico mengejutkannya.
“berisik banget sih lo” dengan kasar Dinda menarik Rico menjauh dari tempat tersebut.
“lo kenapa sih dari tadi kasar banget sama gue”
“au ah” dengan geram Dinda pergi meninggalkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Senja dan Raga
General FictionDua remaja kembar yang menyukai cowok yang sama. Namanya Senja Purnama dan Nadira Purnama. Senja sudah berteman dengan Fajar Abdiraga dari sejak kecil, namun persahabatan mereka terhenti seketika Senja dibawa oleh papanya pindah ke Jakarta karena pa...