“menurut aku, Senja berhak tau, jangan sampai Senja tau sendiri nantinya” ucap Sekar memberi saran.
“aku kan sudah bercerai, jadi untuk apa lagi aku mencari mereka”
“tapi masih ada Nadira yang berhak mendapatkan kasih sayang dari papanya”
“sudahlah nggak perlu dibahas lagi, ini urusan rumah tanggaku” Anwar agak tersinggung karena ia merasa kalau Sekar terlalu ikut campur dengan urusannya.
“maaf..., kalau aku udah ikut campur” balas Sekar setelah melihat wajahnya berubah menjadi masam.
Tampak Raga ingin kembali menemui mereka, tapi sepertinya raut wajah mereka tampak serius. Raga akhirnya mendapatkan ide untuk membeli es cream agar Senja dan Khanza tidak mengganggu pembicaraan Anwar dan Ibunya, meskipun sebenarnya ia kepo dengan apa yang mereka bicarakan.
“oia, Khanza mau es cream rasa coklat apa strawberry?” tanya Raga tersenyum.
“strawberry...” jawabnya polos.
Raga sengaja memberikan satu es cream untuk Khanza, sedangkan tangan sebelah kirinya disembunyikan kebelakang. Hal tersebut membuat Senja cemberut karena tidak diberi es cream. Melihat wajah Senja yang terlihat manyun, akhirnya Raga memberikan es cream rasa coklat ke hadapan Senja. Senja tersenyum manis menatap Raga, kemudian ia menyambar es cream tersebut dan memakannya. Sambil makan es cream mereka saling bersenda gurau.
“kakak pacaran ya...” dengan polos Khanza bertanya.
Senja dan Raga saling bertatapan melirik satu sama lain.
“nggak kok, kakak nggak pacaran” jawab Senja menahan senyum.Didalam penjara, Rico memikirkan cara supaya ia bisa cepat keluar. Ia memanggil pak polisi yang sedang berjaga-jaga.
“pak..., saya bisa pinjam telponnya, saya mau nelpon mama saya sebentar pak”
“iya boleh” polisi itu membuka kunci sel mengeluarkan Rico, kemudian menguncinya kembali.
Saat memegang gagang telpon, ia bingung harus menghubungi siapa. “apa gue telpon Senja aja...” Rico berpikir. “nggak nggak, kalau Senja sampai tau bisa hancur reputasi gue di kampus, duuh gimana ya”
Sementara polisi tadi terus mengawasinya. Sekilas Rico melirik kearah polisi tersebut.
“sudah selesai belum? waktu kamu nggak banyak, ayo buruan” perintah polisi itu.
Rico langsung emosi dan membanting gagang telpon itu.
“apa-apaan ini” polisi itu membawanya kembali kedalam sel dengan paksa.
Pada saat perjalanan pulang, Anwar menatap Khanza sambil menyetir.
“gimana Khanza senang nggak hari ini?” tanya Anwar.
“senang om, tapi Khanza juga sedih” raut wajah Khanza mulai sedih.
“Khanza sedih kenapa?” tanya Anwar lagi.
“kenapa Ibu sama Ayah ninggalin Khanza?”
Anwar terdiam dan bingung harus menjawab apa.
“ya karena Ibu sama Ayah pengen Khanza jadi anak yang pinter” sahut Senja menoleh kearah Khanza.
Khanza bengong seperti sedang berpikir.
Senja meminta papanya untuk mengantarnya terlebih dahulu ke kampus.Di dalam mobil sport, Raga senyum-senyum nggak jelas dengan memakai kacamata. Sambil menyetir, ia membuka alamat rumah yang diberikan Nadira melalui chat. Padahal perjanjian tersebut sebenarnya kemarin sore, tapi ia benar-benar tidak menyadarinya.
“untung Senja mau aku ajak latihan ngedrift, tapi rumahnya yang mana ya...” didalam mobil Raga berbicara sendiri.
Raga memperlambat mobilnya mencari-cari rumah seperti ciri-ciri yang diberikan, karena ia tak mengetahui kalau yang akan ditemuinya ini adalah Nadira saudara kembarnya Senja.
“nah ini dia rumahnya” girangnya, kemudian menghentikan mobil didepan rumah yang cukup sederhana.
Meskipun rumahnya tidak terlalu besar, tapi terlihat adem dan nyaman, karena dipenuhi bunga-bunga cantik dan tumbuh-tumbuhan hijau. Setelah memarkirkan mobil, Raga mendekati rumah itu.
“tok tok tok...” Raga mengetuk pintu.
Dari balik kaca, Nadira mengintip. “Raga mau ngapain datang kesini? apa mungkin kemarin dia lupa” pikirnya, kemudian membuka pintu.
“hay...” sapa Raga tersenyum.
“mmm iya, aku pikir kamu cuma becanda doang”
“kamu kan punya janji”
“iya sih...” Nadira terdiam beberapa saat. “lagian nggak mungkin juga aku bisa ganti hp kamu yang harganya selangit” batin Nadira berkata.
“halloo..., kok bengong sih?” Raga memetikkan jari ke depan wajahnya.
“mmm aku ganti baju sebentar ya”
“oke jangan lama-lama” canda Raga sedikit mengancam.
Nadira masuk kekamar mencari baju yang cocok untuk menemani Raga, tapi sepertinya tidak ada baju yang berkelas didalam lemarinya. Tiba-tiba Windi menyodorkan baju miliknya waktu masih muda. Baju tersebut memang bukan baju mahal, tapi tetap modis dipakai. Apalagi dipadukan dengan wajah Nadira yang cantik dan manis. Diluar Raga sudah gelisah menunggu, sesekali ia melihat jam dipergelangan tangannya. Tidak berapa lama, Nadira muncul dengan memakai baju pemberian Ibunya. Raga sepertinya sangat terpesona melihat penampilan Nadira yang sangat berbeda. Nadira begitu cantik dimata Raga, membuatnya jadi bengong sendiri. Nadira jadi tersipu malu, ia bingung harus mengekspresikan wajahnya apakah harus senang atau justru sebaliknya, karena baru kali ini Raga memperhatikan penampilannya dari jarak dekat.
“memangnya kenapa nggak cocok ya?” tanya Nadira nyengir menahan malu.
“nggak kok, justru kamu cantik banget malahan” rayunya.
Didalam hati, Nadira sangat senang dipuji oleh Raga, tapi ia berpura-pura biasa aja.
“ya udah yuk” ajak Raga menuju mobil dan membukakan pintu untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Senja dan Raga
Genel KurguDua remaja kembar yang menyukai cowok yang sama. Namanya Senja Purnama dan Nadira Purnama. Senja sudah berteman dengan Fajar Abdiraga dari sejak kecil, namun persahabatan mereka terhenti seketika Senja dibawa oleh papanya pindah ke Jakarta karena pa...