Part 25

2.8K 209 20
                                    

"Eli!" Panggil chika ke eli yang baru saja keluar dari Perpustakaan. Dan chika yang memanggil eli tentu nya sudah tidak ada jinan disana. Karena tadi jinan sudah lebih dulu keluar dari perpus.

Chika menghampiri eli, lalu menarik eli ke halaman belakang sekolah.

"Ada apa?" Tanya eli

"Kamu ada hubungan apa sama jinan? Kenapa tadi aku liat dia peluk kamu, dan kamu juga gak nolak?" Tanya chika, membuat eli kaget mendengarnya

Jadi tadi chika liat gue pelukan sama jinan?. Batin eli

"Bukannya kalian berdua itu mu... "

"Musuhan?" Sela eli yang diangguki oleh chika

Eli tersenyum sinis

"Itu cuma gimmick!" Ucap eli

"Kenapa bisa gitu?" Chika semakin terlihat penasaran

"Ya bisa, karena sebenarnya jinan itu... " Eli langsung menghentikan ucapannya ketika sadar lawan bicaranya adalah chika

Gak, chika gak boleh tau kalo selama ini jinan cuma Pura-pura benci ke gue karena gue yang nolak cintanya jinan setahun yang lalu. Batin eli

"Eli ih jawab!" Chika telihat kesal ketika melihat eli yang malah diam melamun.

"Apaansih, kok lo jadi kepo banget kaya gini?!" Eli menepis tangan chika dari lengannya

"Ya aku kepo karena aku cuma mau pastiin aja kamu gak ada hubungan apa-apa sama jinan!" Balas chika

Eli menatap malas chika

"Cuma mau pastiin doang? Gak ada yang lain?" Tanya eli dan chika mengangguk

"Emangnya salah kalo aku cuma mau pastiin aja?" Tanya balik chika dan eli langsung menggelengkan kepala

"Enggak kok, gak ada yang salah. yaudah ya gue mau balik ke kelas" Kata eli yang sedang tidak ingin meladeni chika lebih

Chika yang belum selesai pun menahan langkah eli yang ingin pergi.

"Tunggu dulu! Kita belum selesai" Kata chika

"Apa lagi sih chik?" Tanya eli dengan nada yang terdengar kesal

"Aku mau tanya sesuatu sama kamu" Ucap chika

"Tanya apa lagi? Apa yang tadi belum puas?"

Chika menggeleng

"Belum, ada yang mau aku tanya sama kamu. Apa waktu itu kamu liat aku sama jinan di gudang?" Tanya chika, membuat eli kaget

"E-enggak" Jawab eli bohong, dan tentu nya chika tidak percaya begitu saja

"Bohong! Aku yakin kamu liat. Dan tolong jujur sama aku, ada hubungan apa kamu sama jinan?" Tanya chika sekali lagi pada eli mengenai hubunganya dengan jinan

"Gue gak ada hubungan apa-apa sama jinan. Maaf kalo lo cemburu karena tadi jinan peluk-peluk gue" Jawab eli

"Bagus kalo kamu sadar aku cemburu, sebaiknya kamu jauh-jauh dari jinan. Karena aku gak suka liatnya!" Ucap chika kesal

Jadi chika sama jinan emang beneran ada sesuatu. Batin eli kecewa

"Iya, gue bakal jauhin jinan kok. Jadi lo tenang aja" Balas eli, lalu pergi dari hadapan chika

Kok jadi gini sih?!. Batin chika kesal sambil mengikuti eli dari belakang

"Eli ih tunggu!" Panggil chika, tapi eli tidak memperdulikannya

Jinan yang baru saja keluar dari kamar mandi tak sengaja melihat chika yang sedang mengejar eli.

"Eli, maksud aku itu aku cemburu liat kamu dipeluk sama jinan!" Teriak chika, membuat langkah eli langsung terhenti. Dan jinan yang mendengarnya langsung menggeram penuh amarah

Jinan memukul tembok yang ada di sampingnya sambil mengumpat.

"Lo ngapain sih teriak kaya tadi? Malu tau! Untung sepi gak ada yang lewat" Marah eli ke chika

"Ya maaf, habis nya kamu jalan terus gak mau berenti" Kata chika sambil menundukan kepala

Eli mengangkat dagu chika supaya wajah chika bisa dilihatnya.

"Tadi lo bilang apa? Lo cemburu liat gue dipeluk sama jinan? Bukannya elo cemburu karena... "

"Eli!" Teriak Gita yang tiba-tiba saja muncul dan memotong ucapan eli

Eli menatap kesal pada Gita yang tadi memanggilnya.

"Apaansih git teriak-teriak kaya gitu manggilnya? Berisik tau!" Omel eli

"Ya maaf, itu lo dipanggil kepala sekolah sekarang juga" Kata Gita

"Hah? Kepsek manggil gue? Emang ada apaan?" Tanya eli

"Mutia, Mutia nangis karena dapet kabar nyokap lo sama nyokap nya chika kecelakaan" Jawab Gita membuat eli dan chika kaget

Eli pun langsung menggandeng chika dan mengajaknya ke ruang kepala sekolah.

Sementara keadaan shani sendiri sekarang kritis, shani banyak mengeluarkan darah. Berbeda dengan gracia, walaupun kepala gracia sempat berdarah. Tapi luka nya tidak separah seperti milik shani yang sekarang.

"Dev, aku takut" Tangis shania yang ada di pelukan Deva

"Tenang ya sayang, shani pasti kuat. Dia pasti bisa melewati semua ini" Ucap Deva yang berusaha menangkan istri nya

Viny yang ada di sana juga ikut menangisi kondisi shani.

Shan, kamu pasti kuat. Kamu pasti bisa melewati ini semua. Aku yakin!. Batin viny

Tak lama dokter yang menangani shani keluar dari ruang IGD.

"Dok, bagaimana keadaan putri saya? Dia baik-baik saja kan?" Tanya Deva

Dokter pria itu terlihat lesu ketika Deva menanyakan keadaan shani.

"Maaf Pak, putri bapak... "





Gantung 😜

Please, come back to me! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang