Part 35

2.7K 214 9
                                    

Shani tersenyum ketika melihat eli sedang bersenda gurau bersama gracia di ruang tamu. Apakah kalau dia bergabung disana sikap eli yang seperti itu tidak akan berubah? Mengingat sejak kejadian kemarin, sikap Eli berubah cuek padanya.

"Tante shani" Panggil chika yang baru saja turun sambil membawa sesuatu.

"Eh chika!" Kaget shani

"Tante kok cuma berdiri di sini? Kenapa gak ikut gabung sama mama dan eli? Yuk, kita gabung disana" Ajak chika yang sudah lebih dulu menggenggam tangan shani dan menarik nya ke ruang tamu

Sesampainya di ruang tamu, senyum shani memudar ketika melihat tatapan eli pada nya.

"Ayo tante duduk sini, ikut kita main truth or dare sama aku, eli dan mama" Kata chika

"Gak jadi aja deh chik mainnya, aku mau ke kamar aja ngerjain PR" Eli langsung bangun dari duduknya dan bersiap-siap untuk naik ke atas.

"Berani kamu naik ke atas, kita putus li" Ancam chika sambil menatap eli

Eli yang diancam seperti itu pun jadi tidak berkutik dan kembali duduk.

"Janji kamu sama aku apa tadi? Kamu lupa?" Ucap chika yang mengingatkan eli

"Maaf" Sesal eli lalu menundukan kepala

"Liat aku" Kata chika sambil mengangkat dagu eli

Eli menatap chika yang kini sudah duduk di sampingnya.

"Kamu kan janji sama aku di sekolah tadi, kalo kamu bakal lupain masalah yang kemarin. Tapi kenapa sikap kamu ke tante shani masih kaya gitu? Kamu mau aku putusin?"

"Enggak" Jawab eli dengan gelengan kepala

"Yaudah, kalo gitu tepatin janji kamu ke aku. Lakukan itu dari sini, jangan cuma demi aku" Tunjuk chika pada dada eli

Gracia yang mendekati shani terlihat sedang membisikan sesuatu.

"Jadi inget muda kita dulu ya kak" Kata gracia, membuat shani mengangguk dan tersenyum malu.

"Eli aku banget ya, dan chika kamu banget kalo mereka kaya gitu"

Gracia mengangguk setuju

"Mi" Panggil eli

"Ya sayang"

"Maafin eli ya" Kata eli lalu memeluk shani

"Mami juga minta maaf ya udah gak jujur sama kamu dan Mutia tentang papi selama ini" Balas shani

"Tapi, mami gak akan ngelarang aku dan Mutia untuk ketemu papi kan?"

Shani langsung melihat ke arah gracia ketika eli bertanya seperti itu.

"Gak kok, mami gak akan ngelarang kamu dan Mutia untuk bertemu sama papi" Jawab shani yang langsung dihadiahi kecupan hangat di pipi nya dari eli

"Makasih ya mi" Kata eli dan shani mengangguk sambil tersenyum

Setelah itu keempatnya kembali duduk untuk bermain truth and dare.

Sementara keempatnya bermain truth and dare, Mutia dan Christy tengah sibuk membaca ber videocall dengan Mario yang masih berada di bekasi menemani viny yang sedang berbelanja di salah satu mall di bekasi.

"Om io pulang jam berapa?" Tanya Mutia

"Gatau mut, ini aja habis makan siang masih nemenin onty kamu belanja dulu sama client nya" Jawab Mario

"Ih, masa dari pagi masih di bekasi aja sih belum pulang juga" Mutia terlihat kesal, karena biasanya sehabis menjemput mereka. Mario akan menemani mutia dan Christy bermain.

"Ya maaf mut, om kan cuma supir yang harus ngikutin majikannya kemana pun dia pergi"

Mau nya juga dari tadi om pulang mut, gak betah om disini tuh liat onty kamu sama cowok lain. Mana cowoknya lebih ganteng dari om, dan pasti nya juga kaya. Batin mario

"Yaudah, mana onty pini nya? Muti mau ngomong sama onty pini"

"Onty pini nya tuh lagi di dal--" Belum selesai mario bicara, ternyata viny ada di belakangnya dan masi bersama pria tadi.

Mario langsung terdiam dan menunduk ketika viny menatapnya.

"Siapa?" Tanya viny

"M-mutia bu" Jawab mario

"Sini" Viny meminta handphone mario, dan mario pun memberikannya dengan tangan yang gemetar

Kini, viny tengah menatap wajah Mutia yang terlihat marah di sebrang sana.

"Kenapa liatin onty kaya gitu?" Tanya viny pada Mutia

"Mutia marah sama onty, kenapa onty belum pulang? Muti sama kripsi tuh mau main sama om io!" Marah Mutia

"Yakin masih mau marah sama onty setelah liat ini?"

Viny langsung memperlihatkan belanjaannya tadi ke Mutia.

"Wuuaaaahhhhh makanan, mau onty mau!!" Teriak Mutia di sebrang sana dengan girangnya

"Boleh, tapi batalin dulu marah kamu sama onty" Kata viny

"Iya, Mutia gak jadi marah sama onty. Tapi, onty cepetan pulangnya ya. Mutia sama krupsi mau makan yang tadi onty beli"

"Sip, sebentar lagi onty pulang kok"

"Ok, kalo gitu Mutia tunggu. Bye onty, muach!"

"Bye sayang"

Panggilan video call itu pun berakhir, dan viny tidak sengaja melihat foto dirinya yang dijadikan Wallpaper oleh mario.

"M-maaf bu, handphone saya" Pinta mario

"Oh, iya, makasih"

Mario mengangguk, lalu mengambil handphone miliknya dari tangan viny.

"Bi, kalo gitu aku pulang dulu ya" Pamit viny pada pria yang ada di sampingnya

"Oh ok, kalo gitu kamu hati-hati ya. Kalo udah sampai rumah kabarin aku"

Viny mengangguk

"Bye bi"

"Bye vin"

Sekarang viny sudah meninggalkan pria itu bersama dengan mario yang berjalan di belakang nya.

Sesampainya di parkiran, kini keduanya sudah masuk ke dalam mobil.

"Mana handphone kamu?" Pinta viny tiba-tiba sambil mengadahkan tangannya di depan mario

"B-buat apa bu?" Tanya mario

"Udah jangan banyak tanya, siniin handphone nya!" Pinta viny sekali lagi. Dan mario pun memberikan handphone itu kepada viny

Ketika handphone mario sudah ada di tangan viny, dengan cepat viny membuka lockscreen nya dan mencari foto dirinya di dalam handphone mario untuk dihapus.

"Bu jang--" Mario terlambat, foto-foto viny yang ada di handphone nya sudah dengan cepat viny hapus.

"Jangan sekali-kali kamu menyimpan foto saya lagi, mengerti mario!"

Mario mengangguk lemah, lalu mengambil handphone miliknya dari tangan viny. Setelah itu viny menyuruh mario untuk menjalankan mobilnya.

Selama di perjalanan pulang, mario tak henti-hentinya menekan dada nya sendiri yang terasa sakit. Viny yang duduk di jok samping mario bisa melihat dengan jelas apa yang sedang di lakukan mario. Dan viny tau kenapa Mario seperti itu dari tadi.

Satu jam lebih menempuh perjalanan, akhirnya viny dan Mario sampai di rumah. Viny kemudian turun lebih dulu bersama dengan beberapa barang belanjaannya.

Sementara Mario masih berada di dalam mobil dalam posisi kepala yang ia tempelkan pada stir mobil.

Mario mendesah lelah

"Terlalu sadis caramu ibu viny" Ucap Mario, lalu turun dari mobil untuk masuk ke dalam

Please, come back to me! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang