2.2

127 16 0
                                    

Lo sabar ya, gue bantu cari pelakunya

Billy





Gue gak nyangka mereka tega ngatain gue kayak gitu😢😢
Gue kecewa sama sahabat, Darren bahkan Alden dan bang Aaron.

Gue terus berjalan dan tiba dibandara. Gue mau kemana lagi? Di Indonesia gak ada tempat bagi gue. Gue membeli tiket menuju Busan, Korea Selatan.
Gue akan meninggalkan kenangan pahit ini.

Gue mendapat panggilan dari nomor baru. Gue mengangkat panggilan itu.

"Hallo?gue?Dibandara... Ke Korea Selatan", gue pun menutup panggilan tadi dan masuk kedalam pesawat.

Gue tahu kalau yang tadi telpon gue adalah Billy. Gue menjawab semua pertanyaan darinya dan menutup panggilan secara sepihak.

Gue tiba di Korea ketika waktu menunjukan jam 16.44 KST.

"Semoga gue bisa lebih tenang disini", ucap gue pada diri gue sendiri.

Gue pun menuju hotel di Busan. Ketika memasuki hotel tersebut gue langsung meletakkan barang gue dan pergi mandi karena udah gerah banget.

Setelah selesai mandi gue liat ada banyak notif panggilan tak terjawab dari Billy. Gue emang beli hp baru dan mengganti nomornya, hanya Billy yang mengetahui nomor gue.

"Kemana aja lo? Kok baru angkat?", tanya Billy.

"Mandi", kata gue.

"Lo sengaja ngikut gue?", tanya Billy yang buat gue bingung.

Maksud dia apa mengatakan kalau gue ngikutin dia?

"Maksud lo?", kata gue.

"Gue di Korsel juga bege, gue di Seoul", kata Billy.

"Really?Tapi gue gak ngikut lo ya, hati gue milih negara ini karena ingin dekat dengan Oppa gue ogeb", ketus gue.

"Up to you... Sekarang lo dimana?", tanya Billy.

"Dihotel, kenapa?", tanya gue.

"Bisa keluar bentar?", tanya Billy.

"Tapi lo di Seoul?" tanya gue bingung

"Buka aja, susah amat sih hidup lo" kata Billy

Gue pun berjalan keluar dan ketika membuka pintu gue kaget ada Billy didepan gue.

"Lo ngagetin gue bego, darimana lo tau gue disini?", tanya gue.

"Tau dari daftar di resepsionist lah, karena lo gak ngangkat telepon gue, ya gue panik dan mencari lo disetiap hotel yang ada di kota ini", ujar Billy.

"Uhmm begitu, yaudah lo mau bawa gue pergi kemana?", tanya gue sambil menutup pintu dan berjalan disamping Billy.

"Lo pasti belum makan, gue ajak lo makan di restoran terkenal di Busan ini", kata Billy.

"Ehmm ok", kata gue.

Kami pun pergi makan bersama dan mengobrol ceria. Gue melupakan masalah yang menghadang gue. Kadang gue sedih aja kalau ingat kejadian menyedihkan itu.

"Nama kepanjangan lo siapa?", tanya Billy.

"Gue Alice A Rottschild, tapi lo anggap sekarang gue Alice aja, biar singkat", ungkap gue.

Gue menahan airmata gue agar tidak dilihat Billy. Gue sedih kalau mengingat nama kepanjangan gue itu. Bentakan mereka kembali terngiang ditelinga gue.

"Lo lagi ada masalah?", tanya Billy.

"Gak kok, kenapa?", elak gue.

"Kalau gak kenapa lo gak tau berita hangat tentang keluarga lo kecelakaan pesawat?", tanya Billy.

"Mmmaksud lo?", tanya gue panik.

"Ortu lo kecelakaan Al, tapi yang selamat hanya mama lo", saut Billy.

Seketika tubuh gue menegang mendengar ucapan Billy. Jangan sampai orang tua gue juga meninggalkan gue seorang diri.

"Maksud gue papa lo koma dan mama lo luka-luka", sebut Billy.

Gue sedikit lega karena papa gue masih hidup tapi gue tidak dapat menutupi rasa cemas gue sama mama papa.

"Gue kira papa gue... Tapi gue gak akan bisa jenguk mereka", ujar gue menangis.

"Kenapa?", kata Billy

Gue pun menceritakan seluruh kejadian yang menimpa gue. Billy yang mendengar pun merasa bersalah terhadap gue, karena dia keluarga gue salah paham.

"Lo gak salah apa-apa, cuma yang buat informasi ini aja yang harus gue ketahui maksud dan tujuannya", kata gue.

"Lo sabar ya, gue coba bantu lo", kata Billy.

"Ya", gue pun mengangguk atas saran dari Billy.

Ini sedikit menjadi harapan bagi gue buat buktiin ke mereka kalau gue tidak salah.

Gue merasa kalau Billy bukan orang jahat. Tidak ada salahnya jika gue mempercayainya.

Gue masih ingat dengan jelas setiap kata yang diucapkan oleh orang-orang itu yang membuat hati gue sakit dan sedih. Mungkin gue sedikit lebay tapi gue gak pernah dibentak segitunya selama ini.

Mungkin sulit bagi gue memaafkan kesalahan mereka. Tidak bisa gue melupakan kejadian yang menyakitkan itu. Gue menangis kalau mengingat kembali kejadian itu.

Kebencian yang gue lihat dimata mereka membuat gue sadar kalau gue tidak ada harga diri lagi dihadapan orang itu.

Apa didepan mereka gue sangat hina? Apa gue memalukan nama keluarga?padahal gue tidak melakukan sesuatu yang gue pun jijik memikirkannya. Jangankan melakukan itu, memikirkannya saja gue gak pernah sama sekali. Orang-orang itu sudah keterlaluan menuduh gue.

Kenapa gue menyebut orang itu? Karena gue sudah tidak berarti lagi bagi mereka. Semua yang diucapkan Darren yang tidak akan menyakiti gue itu palsu. Semua perkataan manis mereka dulu sama gue juga palsu. Nyatanya mereka lebih percaya sama orang asing daripada gue.

Gue sangat kecewa dengan mereka. Mereka orang yang sangat gue sayang. Tapi ada dua orang yang masih percaya sama gue dan tidak terhasut dengan tuduhan itu. Aldan dan Daylan. Mereka percaya sama gue.

Jangan lupa vote ya para readers....
Komentari juga ya guys...

Thanks All😉😉😉😉😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗

BigBoss [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang