2.3

127 14 1
                                    

Tubuh gue lemas dan saat itu juga gue kehilangan kesadaran gue
Alice

Gue pun kembali ke hotel setelah makan bareng Billy. Gue iseng liat berita dan benar ada tragedi kecelakaan pesawat yang menimpa ortu gue. Airmata gue mengalir, tapi untuk saat ini gue gak bisa jenguk mereka. Gue hanya bisa mendoakan mereka dari sini.

"Kenapa bisa begini?", tanya gue pada diri gue sendiri.

Drrt drrt drtt

"Apaan", ketus gue.

"Nyante napa lo? Sensi amat", kata Billy diseberang telepon.

"Lo mau ngapain?", tanya gue judes.

"Gak ada gue cuma mau kasih saran aja sama lo", ucap Billy.

"Apaan?", tanya gue.

"Mending lo balik lagi ke indo terus lo jenguk ortu lo dan gue akan jelasin yang sebenarnya terjadi sama keluarga lo", kata Billy.

"This is impossible, I cant do it my self", ujar gue sedih.

Gue berpikir pasti tidak akan ada gunanya gue jenguk ortu gue dirumah sakit. Pasti Alden atau bang Aaron melarang gue masuk keruangan mama dan papa.

"You with me okay", kata Billy meyakinkan gue.

"Gue pikir dulu", ucap gue.

"Ok good night", kata Billy.

"Night", ucap gue.

Gue memikirkan perkataan Billy tadi, ada benarnya juga. Gue harus balik dan menjelaskan semuanya serta jenguk mama dan papa.

Gue pun bersiap untuk tidur, tapi gue gak bisa tidur...

Akhirnya gue bangun lagi dan ntah kenapa gue ngeliat hp gue dan hati gue menyuruh untuk memesan tiket malam ini juga menuju Indonesia?

Tanpa aba-aba lagi gue langsung memesan tiket menuju Indonesia. Gue merasa ada sesuatu yang terjadi sama papa.

Setelah tiket dipesan, gue pun bersiap-siap, ketika keluar kamar gue ingin menghubungi Billy namun hp gue lowbat.

Gue tidak ambil pusing karena setelah tiba di Indonesia nanti gue akan menghubungi Billy.
...
Sekarang gue sudah di Indonesia, gue memesan taksi dan menyebutkan alamat rumah sakit mama papa gue dirawat. Gue mengetahui informasi nama RS ortu gue dari berita.

"Pak bisa lebih cepat pak", pinta gue pada pak supir.

Pak supir taksi itu nengangguk dan mempercepat laju mobilnya.

"Duhh semoga aja gue bisa ngelewatin ini semua", ucap gue dalam hati.

Ketika akan berbelok ke persimpangan jalan, sebuah cahaya menyilaukan mata dan menghempaskan taksi yang gue tumpangi.

Gue takut dan cemas banget. Gue belum siap mati. Siapapun tolong gue!!

BRUKK BRRAK

Gue gak tau sekarang dimana dan kondosi gue bagaimana. tubuh gue sakit semua dan gue kehilangan kesadaran.

...
Dirumah sakit

"Alice", ucap mama pertama kali ia sadar.

"Alice gak ada ma, apa yang mama rasain?", tanya Aldan.

"Alice gak ada ma, dia gak akan datang kesini", ujar Alden.

"Lo bisa gak berenti ngomong? Lo gak liat kondisi mama? Seharusnya lo tahu kondisi!",kata Aldan emosi. Alden diam dan duduk disamping mamanya.

"Alice mana?", tanya mama pelan.

"Dia... Alice... Mm", ucapan Aldan terpotong ketika Alden menyambung perkataannya.

"Alice ada masalah ma, dia ngerusak nama baik keluarga kita", kata Alden.

Mendengar perkataan Alden, Aldan langsung menatap kembarannya itu dengan mata tajamnya. Namun Alden sama sekali tidak takut dengan tatapan tajam Aldan.

"Lo emang gak ada otak jadi orang!" ketus Aldan

"Emang kenyataannya kan?" tanya Alden balik dengan sebelah alisnya dinaikkan keatas

"Gak mungkin Al, dia gadis yang baik",kata Mama.

"Mama gak percaya? Nih buktinya", kata Alden sambil memperlihatkan foto Alice dan Billy.

Aldan terlambat mencegah Alden memberikan foto-foto itu karena Alden menghalanginya dengan tangan sebelahnya. Ntah apa yang ada dipikiran Alden saat ini, sehingga ia sangat benci dengan Alice.

"Ini emang Alice tapi sepertinya pria ini menolong Alice Al, tapi dari foto terlihat seperti ciuman", ucap Mama.

"Kok mama bicara begitu?", tanya Alden bingung.

"Mama tanya, kamu dapat foto ini dari siapa? Udah jelas info nya? Kamu gak boleh marah sama Ai kalau belum benar kepastiannya", ujar mama.

"Bener ma, Aldan gak percaya sama foto itu, tapi semua orang udah nyalahin Alice... ", ucap Aldan.

Alden tidak menjawab perkataan mamanya. Dia diam dan memikirkan kejadian dimana dia sudah sangat tega membentak kakak satu-satunya yaitu Alice.

"Mama gak mau kalian sampai terpecah ya, mama juga gak tau umur mama sampai mana... Papa kalian juga doain cepat sembuh ya nak.... Kalian jangan bertengkar. Untuk apa kalian sebagai lelaki kalau bukan menjaga dan mempercayai Alice?", ucap mama.

"Ma, mama jangan ngomong begitu, Aldan yakin mama pasti sembuh. Masalah ini jangan mama pikirkan dulu. Biar kami bertiga yang ngurus ya ma", pinta Aldan sambil menggenggam tangan mamanya.

"Ma, aku tau kalau aku terlalu keras dengannya.Tapi sekarang dia udah gak dirumah ma, Ai pergi dari rumah", ucap Aaron.

Mama terkejut mendengar kabar kalau Alice kabur dari rumah.

"Mama ingin kalian memastikan kebenaran cerita sebenarnya dan jika kalian salah kalian harus minta maaf sama Alice! Segera cari Alice, mama tidak bisa berpikir lagi dimana Alice akan tinggal, bagaimana dia sekarang dan semoga dia tidak nekat untuk mencelakakan dirinya sendiri", kata Mama sambil menangis.

"Alden akan memastikan kebenaran foto ini ma", kata Alden dan pamit pergi.

"Mama merasa ada sesuatu yang terjadi pada Alice, kalian bisa mencarinya sekarang?", pinta mama.

"Aku aja ma, aku usahain mencari Alice... Aku pergi dulu ma", kata Aldan dan pergi.

"Ma, jadi sikap aku terhadap Alice salah ma? Jujur pada saat itu aku gak bisa mengontrol emosi aku ma", ucap Aaron.

"Mama ngerti dan paham maksud kamu yang kecewa terhadap adik kamu, tapi itu belum tentu benar karena kamu tidak melihat secara langsung nak", kata mama sambil memegang tangan Aaron.

"Jangan sampai kita yang sebagai keluarganya yang memberikan kesan buruk terhadapnya, Alice dari kecil tidak pernah dimarahi karena ia patuh... Kamu jangan terlalu keras dengannya", kata mama.

"Iya ma, aku salah... Mama istirahat aja dulu", pinta Aaron sambil menghapus air mata mamanya yang masih mengalir.

Aaron sangat paham dengan kondisi mamanya sekarang. Pasti mamanya sangat khawatir dengan keadaan Alice diluar sana. Kenapa ia begitu bodoh tidak memikirkan hal ini sebelumnya. Kenapa ia mudah sekali terhasut dengan perkataan orang lain daripada adik kandungnya sendiri?

Sekarang Aaron baru sadar dan menyesal dengan apa yang dilakukannya terhadap adiknya. Padahal dia bisa bertanya pelan-pelan dan memastikan kebenarannya terlebih dahulu. Memang penyesalan selalu saja mengecewakan.

Mama pun menganggukan kepalanya dan menutup kelopak matanya untuk mengistirahatkan pikirannya.

Aaron hampir saja menangis karena melihat wajah sedih mamanya. Dia bukan abang yang baik bagi adik-adiknya. Ia gagal menjadi abang buat adik perempuannya Alice.

Thanks guys.......😊😊😊😁😁😁😁😁

Dont forget to vote and comment
Karena untuk menjadi perbaikan dalam tulisan yang aku buat🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗

BigBoss [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang