Lo gak sendirian, ada gue
AldanAlice Pov
"Heii lo baik2 aja?", tanya Billy disamping gue.
"Emang gue kenapa?", tanya gue balik.
"Lo dari tadi diem terus, gue pikir lo kesurupan", canda Billy.
"Apaan sih gaje banget jadi orang", ketus gue.
"Nah Alice gue udah balik lagi.. Heheh yaudah kita pulang sekarang", kata Billy.
"Alice lo?Serah lo deh", kata gue sambil mengingat kejadian tadi.
Gue salah lihat gak ya?Kok gue tadi lihat Darren seperti cemburu dan kesal ya? Gak mungkin.
Tak lama kemudian gue tiba dirumah gue.
"Makasih bonekanya ya bilbil, hehe",ucap gue
"Udah berani ubah nama gue lo ya hahah, sama2 ice", balas Billy sambil tertawa.
"Ice apaan?Lo kira gue es apa?", garang gue.
"Hahah lucu banget lo sumpah", kata Billy.
Gue kesal sama dia. Gue langsung masuk dan banting pintu depan. Aldan yang sedang menonton tv terkejut mendengar suara pintu.
"Napa lo?Kaget gue", katanya.
"Tau ah males gue liat lo", ketus gue dan pergi kekamar gue tanpa menghiraukan pandangan bingung Aldan.
"Aneh, dia yang baru datang gue yang kena marah", pikir Aldan dan melanjutkan menonton film kesukaannya. Batman.
Dikamar Alice
Gue langsung mandi dan meletakkan Chimmy kesayangan gue diatas kasur.
"Ehh kok udah jam 8 sih?Atau gue kelamaan mandi?", tanya gue pada diri gue sendiri.
Gue pun langsung kebawah karena pasti pada nungguin gue buat makan malam. Rutinitas keluarga gue yaitu selalu makan bersama, itu adalah peraturan dibuat mama.. Kecuali makan siang karena kita gak dirumah.
"Ehmm maaf aku telat", kata gue pada mama dan papa.
"Gak kok, mama tadi mau nyuruh abang kamu panggil kamu tapi abang kamu diam aja", kata mama.
"Papa juga udah nyuruh Alden panggil kamu keatas, dia juga diam.. Kenapa ini?"tanya papa sama gue.
"Gue juga mau panggil lo tapi takut, soalnya tadi pas lo pulang lo kayak mak lampir", kata Aldan sambil nunduk.
"Apa lo bilang?Ngeselin banget lo!",ketus gue
"Papa kapan balik dari rumah sakit?Kok aku gak dikasih tau?",tanya gue heran.
"Lah lo pulang tadi mama, abang, sama Alden jeput papa. Gue mau bilang tapi lo langsung kekamar", ujar Aldan.
"Gue gak nanya sama lo", kata gue.
"Udah-udah nih kita kapan makannya kalau kalian berdebat terus?",tanya mama.
"Ehh iiya ma, gara2 lo sih", tuduh gue pada Aldan.
"Serah lo deh", kata Aldan
Kita pun makan dalam diam, karena ketika makan kita dilarang papa untuk bicara kecuali itu darurat.
"Selama papa masuk rumah sakit,informasi apa yang papa tidak ketahui?", tanya papa setelah makan sambil melirik mama, abang, Alden, Aldan dan terakhir aku.
"Aaku... Mm.. Aaku maaf pa", kata gue terbata2.
"Papa gak pernah ngajarin kamu bicara seperti itu Ai, tidak sopan", jawab papa tegas.
"Abang, Alden gak saling bicara sama Ai pa", saut Aldan enteng.
Nih anak ringan banget ngomongnya. Gue aja takut. Tau banget anak bungsu.
"Hm kenapa Adek kalian yang jawab?",tanya papa.
Gue melirik mama, gue butuh bantuan mama. Mama mengangguk tanda aku harus ngasih tau semuanya pada papa.
Ketika aku akan jelaskan sama papa sebuah suara terlebih dahulu menjelaskan panjang lebar pada papa.
"Jadi karena insiden itu, Ai tidak mau lagi bicara sama Adek dan Abang?", tanya papa sama gue.
"Aku sebenarnya ingin seperti semula kembali, tapi aku belum bisa lupain perkataan kasar abang sama aku. Terlebih lagi perkataan dan bentakan Alden terhadap aku", ucap aku dan menitikkan air mata.
"Tenang kamu gak sendirian Ai, aku dipihak kamu", bisik Aldan disamping aku.
"Thanks", kata gue singkat.
"Menurut papa, kalian sama salahnya disini. Abang salah udah bicara kasar dan menyebut Ai merusak nama keluarga. Alden juga salah dalam penyampaian bicara kamu sama Ai", ucap papa.
"Tapi Ai juga salah. Walaupun sekarang kamu terbukti benar tidak melakukan hal hina itu, kamu gak boleh balas dendam sayang. Mereka begitu karena mereka teramat sayang sama kamu", sambung papa.
"Tapi pa, kenapa gak coba dulu cari kebenarannya? Kenapa lebih percaya sama orang lain?", tanya gue sama papa.
"Disitulah kekhilafan abang dan adek kamu sayang. Jadi papa juga miris mendengar perselisihan kalian bersaudara", ucap papa
"Maaf pa", saut gue, abang, Alden.
"Mama juga sedih lihat kalian seperti orang lain dirumah Ai.. Tapi mama hanya bisa diam karena disaat itu mama yakin kamu butuh waktu sendiri", kata mama.
Apa yang gue lakukan selama ini? Membuat orang tua gue sedih?Gue salah selama ini.....
"Maafin aku ma", ucap aku sama mama sambil menangis.
"Sekarang bagaimana? Aaron?Alden?Alice?Kalian mau baikkan lagi?",tanya Papa.
Gue pun melirik bang Aaron dan Alden yang duduk berhadapan dengan gue.
Bang Aaron langsung berdiri, gue menunduk. Gue kira bang Aaron tidak akan setuju dan pergi kekamarnya tapi gue salah. Bang Aaron pergi ketempat gue dan memeluk gue.
"Maaf sayang, kamu terluka karena abang", kata bang Aaron lembut sambil memeluk gue.
"Iya bang, aku juga salah.. Maafin aku juga ya bang. Tapi lain kali jangan bentak aku lagi ya bang", kata gue sama Bang Aaron.
Bang Aaron mengangguk dan duduk disamping gue.
"Gue salah kak, maafin gue juga", ucap Alden
"Hm gue juga", kata gue.
"Lo lebih percaya gue atau orang lain?" tanya gue sama Alden
Alden menutup wajahnya malu. Tapi kemudian dia mengulurkan tangannya kearah gue.
"Beneran kan?" tanya gue memastikan.
"Iya bawel" katanya sambil senyum kotak khasnya.
"Sekarang udah baikkan kan?Aku ada informasi loh... Aku bakalan sekolah disini", kata Aldan senang.
"Beneran?Kok bisa?",tanya gue bingung.
"Yaiyalah bisa, gue kan hebat", kata Aldan sombong.
"Dasar", kata gue sambil mencibir.
Dan semua orang yang ada dimeja makan itu tertawa seakan tidak ada lagi beban yang menimpa....
Emang kalau masalah menghibur Aldan adalah orang yang tepat. Dia tidak peduli seberapa masalah yang dihadapinya, ia akan selalu tertawa agar semua masalah terlewati.
Aldan adalah moodmaker keluarga gue. Tanpa dia terkadang Alden juga bisa menjadi moodmaker dikeluarga gue.
Thanks guys.... 😉😉😉😉😉😉😉😉😉😉😉😉😉😉😉😉😉😉😉😉😉😉
Jangan lupa kasih tanda ya guys...
Untuk perbaikan cerita yang aku buat😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁
KAMU SEDANG MEMBACA
BigBoss [Complete]
Fanfiction(Follow dulu sebelum membaca guys) (Belum direvisi) Whaaattt???? Pindah ke INDONESIA LAGI??? "Tapi aku udah nyaman disini ma... Kok harus pindah?" heranku pada mama ku tersayang. Mama hanya tersenyum dan pergi begitu saja keluar kamarku. ... K...