Chapter 12

22.1K 2.5K 164
                                    

---Destroy---
.
.
.

Dengan menenteng katana berlumur darah Jaehyun berjalan dengan ekspresi datarnya dan melirik sekilas kearah CCTV membuat semua orang yang saat ini tengah mengamatinya dari layar besar hanya bisa meneguk ludah kasar.

Dengan senyum manisnya Jaehyun terlihat memotong leher seorang korban hingga hampir terbelah hingga kedada. Kemudian masih dengan senyuman manisnya Jaehyun mengeluarkan jantung yang terlihat masih berdetak itu dan mengangkatnya ke kamera.

Hal itu tentu saja membuat mereka yang melihatnya bergidik ngeri bahkan ada yang sampai mual dan muntah-muntah. Ini pertama kalinya mereka melihat secara langsung adegan pembunuhan sadis ala samurai bahkan secara live.

Tontonan yang sama juga terjadi ditempat sang Phoenix yang bahkan bergerak jauh lebih cepat dari Jaehyun sementara si bungsu hanya mengikuti dibelakang sambil bersiul pelan.

"Yongie hyung bisa kau sambungkan aku dengan yang lainnya?" tanya Jaehyun pada Taeyong yang terlihat bergerak cepat menarikan jari-jari lentiknya diatas keyboard.

"Biarkan speakernya menyala Taeyong" ucap Baekhyun yang kali ini membuat pria manis itu menoleh kemudian mengangguk.

Setelah sambungan terhubung dan speaker yang menyala mereka yang berada didalam gudang itu kini bisa dengan jelas mendengar suara ribut yang saat ini terjadi.

Tentunya juga termasuk suara jeritan kesakitan yang membuat suasana tidak ubahnya scenario dalam film horor.

"Aku baru ingat kalau tadi Mark hyung terluka. Hyung kau baik?" tanya Jeno dengan nada yang dibuat khawatir sementara Mark hanya merolling bola matanya bosan.

"Aku tidak selemah itu No. Ini hanya luka kecil" balas Mark seraya melayangkan sebuah tendangan pada lawannya.

"Woah. Ternyata lebih menarik jika bersenang-senang sambil berbincang dengan kalian begini" ucap Jaehyun yang kembali memainkan katana miliknya.

"Wait a minute" gumam Jaehyun seraya berlari kecil kemudian menebas tubuh lawan-lawannya hingga terpotong dibeberapa bagian.

Entah dibagian leher atau isi perut yang berhamburan.

Jaehyun mana peduli.

"Tau apa yang kulihat sekarang dude?" tanya Jeno yang membuat kedua kakaknya itu kompak terdiam sesaat sekaligus mengatur napas.

"Bangkitnya sang Phoenix" ucap Baekhyun yang saat ini tengah menonton dilayar besar didepannya.

Jeno terdengar terbahak saat melihat beberapa kepala yang terlihat menggelinding dilantai dan juga lantai basah yang mulai dibanjiri darah.

"Aku juga ingin sedikit bermain" ucap Baekhyun yang terlihat memasang wajah sedih membuat Jaehyun terkekeh pelan.

"Papa masih bisa bermain disana sekaligus memberi pertunjukan bagus" ucapnya yang membuat mereka yang mendengar ucapan Jaehyun mengerutkan kening bingung.

"Ada mata-mata diantara mereka Pa. Sebenarnya aku ingin menghabisinya tadi tapi tidak sempat" lanjut Jaehyun yang membuat senyum manis terukir diwajah cantik sang Papa.

"Spill the tea" ucap Baekhyun dengan seringai sadisnya.

"Bagaimana jika Papa yang mencari tau sendiri?"

"Owh. Mereka akan ketakutan jika begitu Prince"

"Bwahahaha... Aku bahkan tidak peduli jika Papa membunuh mereka semua" balas Jaehyun yang membuat semua orang terlihat terbelalak.

"Yeah. Kau benar hyung. Mereka bukan siapa-siapa--- bukan begitu Youngjae~ssi" imbuh Mark yang membuat mereka semua kali ini kompak menoleh menatap Youngjae yang terlihat panik dan memilih menyandera seorang mahasiswa yang kebetulan berdiri disampingnya.

"Jangan berani mendekat atau kubunuh dia" ancam Youngjae yang membuat Baekhyun sontak tertawa namun detik berikutnya wajah cantik itu seketika berubah dingin dan menatap kearah Youngjae tajam.

"Bunuh saja. Aku tidak peduli padanya" balas Baekhyun yang menatap sebentar kearah sandera itu kemudian tersenyum miring.

Mendengar itu, semua orang terlihat menatap Baekhyun dengan tatapan tak percaya dan menatap kearah sandera yang saat ini tengah ditodong pistol dengan perasaan was-was.

"Youngjae! lepaskan Doyoung!" pekik Yuta yang terlihat sangat khawatir.

"Owh. Jadi yang menjadi sandera itu Doyoung?" sela Jeno terdengar santai melalui speaker kemudian menembak lawan-lawannya.

"Dia mati juga kita tidak rugi Pa. Dia menyebalkan. Papa tau--- dia pernah menyuruh aku dan Mark hyung menjauhi Jae hyung"

Bugh~~~

"Arrgh!" teriak seseorang yang saat ini tengah dicekik Jeno dengan tangan kanannya.

Cak~~~ cak~~~

Suara tusukan berulang-ulang ditubuh korbannya yang membuat Jeno tersenyum sinis dan berbalik kearah CCTV.

"Selamat bersenang-senang Papa"

"Kalian dengar itu?" tanya Baekhyun seraya berjalan kearah Youngjae yang terlihat mundur masih dengan menyandera Doyoung.

"J-jangan mendekat!"

"Kenapa kau mempersulit diri? Bagaimana kalau kita membuat ini menjadi mudah--- lepaskan dia dan kemarilah" ucap Baekhyun dengan nada lembut seolah sedang membujuk.

"T-tidak! Jangan mendekat atau kutembak?" ancam Youngjae yang kali ini menodongkan pistolnya kearah Baekhyun yang justru malah terbahak.

"Kau yakin bisa menembakku?" tanya Baekhyun dengan nada mengejek kemudian menyeringai dan memasang wajah polosnya seraya menggeleng kepala pelan.

"Percayalah kid. Bahkan sebelum kau menarik pelatuk, belati ini sudah bersarang dimatamu" ucap Baekhyun yang tanpa disadari melempar belati yang sejak tadi dimainkannya hingga menancap tepat dimata kiri Youngjae yang sontak berteriak.

Hal itu tentu saja dimanfaatkan Doyoung untuk membebaskan diri yang dengan kuat menyikut perut Youngjae dan berlari ke arah Yuta dan Johnny.

"ARGHHH!!" sekali lagi sebuah pisau kecil menancap ditangan Youngjae hingga pistol yang dipegangnya terlempar jauh.

"Ahhh... L-lepas" ucap Youngjae dengan susah payah saat tanpa peringatan Baekhyun sudah mencekik kuat lehernya.

"Ini hukuman untuk seseorang yang sudah berani menolak perintahku" geram Baekhyun seraya mengeratkan cekikannya dan menekan kuat sebuah pisau ke ulu hati Youngjae. Hingga sekarang Youngjae hanya mengeluarkan darah dari mulutnya.

"Ini untuk dirimu yang sudah dengan lancangnya memata-matai keluargaku" ucap Baekhyun seraya menekan lebih dalam pisau itu hingga perut Youngjae terlihat hampir terbelah sementara mulutnya masih terus mengeluarkan darah.

Baekhyun terlihat berpikir sebentar untuk mengakhiri tugasnya itu kemudian berdecak tipis.

"Dan ini-- untuk wajahku yang kotor terkena darah dari mulutmu" ucap Baekhyun yang menarik kasar pisaunya bersamaan dengan usus atau isi perut yang keluar. Tanpa mengatakan apa-apa Baekhyun kembali menikam jantung korbannya dan membiarkan pisaunya menancap begitu saja kemudian berbalik menatap kearah semua orang yang terlihat ketakutan.

"Nah... Siapa yang ingin mencoba selanjutnya?" tanya Baekhyun dengan senyum cantiknya.



.
.
.
.

Mrs.Oh

Tinggalkan jejak juseyo~~~

FIRE ON FIRE -Psycho family {S1 END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang