---Bullying---
.
.
.Suara musik yang berdentum keras dilengkapi dengan sinar lampu yang berkelap-kelip tentunya melengkapi suasana sebuah night club mewah di jantung kota Seoul.
"Aku sebenarnya heran, orang bodoh mana yang melakukan perkumpulan di night club siang bolong" ucap Jeno yang baru saja datang dengan tampang kesal.
"Karena kau juga datang berarti kau termasuk dalam golongan orang bodoh itu bukan?" sarkas Jaehyun membalas ucapan Jeno barusan.
Satu hal yang ikut berubah setelah bertahun-tahun adalah mulut pedas Jaehyun yang semakin menjadi. Mungkin saja menyamai pedasnya cabai Mexico.
Jeno says mungkin saja yang manis-manis sudah digunakannya untuk bicara dengan Taeyong jadi mereka yang jadi korban.
Baiklah lupakan.
Tidak lama setelah Jeno terlihat Mark yang juga baru saja datang dengan menenteng jas ditangan kanannya oh jangan lupakan juga tatapan tajamnya yang seolah tidak berubah itu.
"Karena undangan dadakan ini aku harus meninggalkan Daddy bermain billiard sendiri" ucap Mark yang mengambil tempat duduk disamping Jisung yang kebetulan juga datang.
Plak~~~
Sebuah pukulan dilayangkan Mark dikepala belakang Jisung membuatnya mengaduh sementara yang lain terlihat heran.
"Apa saja yang kau adukan pada Daddy ku?" tanya Mark yang membuat Jisung tersenyum lebar dan memasang wajah polos di depan anak kedua Phoenix itu.
"Owh. Jadi dia mengadu pada daddy? Kemari kau" ucap Jeno yang terlihat berjalan cepat menghampiri Jisung dan mencekik leher Jisung dengan lengannya.
"Hey... Sudah-sudah jangan terus menebar lovey-dovey kalian disini" kesal Taeyong yang membuat mereka berhenti dan mengubah posisi duduk menjadi lebih tertib.
"Kalian belum menjawab pertanyaanku barusan. Ada apa dengan acara dadakan ini?" tanya Jeno lagi seraya menatap bergantian semua temannya itu.
Ada beberapa orang temannya dan Mark dan juga teman-teman dari Jaehyun dan Taeyong dengan anggota lengkap bahkan termasuk juga Doyong yang dulu sangat tidak disukai Jeno.
"Harusnya kau minta maaf padaku No. Kau lupa ini hari apa?" kesal Taeyong yang membuat Jeno menatapnya dengan kening mengerut bingung.
Jeno juga terlihat memasang pose berfikir membuat Taeyong menghela napas jengah.
"Ini hari ulang tahunku bodoh" kesal Taeyong yang membuat Jeno terlihat menepuk keningnya pelan.
"Oh may to the God. Aku lupa hyung" ucap Jeno yang membuat teman-temannya itu kompak merolling bola mata bosan.
"Tidak apa. Aku sudah terbiasa dengan penyakit pikunmu" sarkas Taeyong lagi yang membuat Jeno merengut.
"Jadi sebagai permintaan maafmu. Kau yang membayar bil hari ini" ucap Taeyong yang tersenyum tipis membuat Jeno melotot tidak terima.
"Hei! Hei! Hei! Bukan hanya aku yang lupa tapi Mark hyung juga lupa. Kenapa hanya aku yang bayar? Kau mau membuatku jatuh miskin? Bukanya Jaehyun hyung itu sangat kaya kenapa kau malah memerasku?" protes Jeno panjang lebar yang dibalas Taeyong dengan decakan pelan.
"Tentu saja karena aku yang bilang. Tapi alasan utamanya karena kau menyebalkan" ucap Taeyong enteng yang membuat Jeno tidak bisa protes.
Ini sudah menjadi tradisi diantara mereka. Kalau siapapun yang berulang tahun dia akan menjadi raja selama 24 jam penuh. Artinya mereka bisa meminta apapun pada siapapun, dan yang diminta tidak boleh menolak dengan alasan apapun. #njirbahasagwkelilit-_-
KAMU SEDANG MEMBACA
FIRE ON FIRE -Psycho family {S1 END}
Fanfiction---BxB--- Mafia--- _Psycho family_ ( BOOK 1 & 2 ) Fire on fire would normally kill us. With this much desire, together, we're winners. They say that we're out of control and some say we're sinners. But don't let them ruin our beautiful rhythms. CHAN...