Chapter 29

12.4K 1.6K 65
                                    

---Park's---
.
.
.

Mark terlihat menoleh kekanan dengan tatapan heran saat melihat Jeno yang berjalan dalam diam disampingnya.

"Kau sariawan?" celetuk Mark yang membuat Jeno berdecak pelan.

"Aku hanya sedang berpikir hyung"

"Ck. Aku baru tau kalau otakmu bisa dipakai" sarkas Mark yang berbelok memasuki kelas mereka.

Pembicaraan keduanya terpaksa terhenti saat mendengar suara pekikan Haechan yang kaget saat melihat Jaemin yang jatuh karena didorong hingga kepalanya terbentur ujung meja.

"Nana!!" pekik Haechan semakin panik apalagi saat melihat darah yang mulai mengucur dari dahi Jaemin yang terlihat terhuyung dengan memegang kepalanya yang terasa berputar.

"Minggir! Minggir" ucap Jeno yang terlihat berusaha menerobos kerumunan orang yang hanya menonton kejadian itu.

"Nanas! Hey... Kau baik-baik saja?" tanya Jeno terdengar panik saat melihat Jaemin yang terus memegang kepalanya.

"Nono... Kepalaku sakit. Kau juga ada dua" racau Jaemin yang entah kenapa malah membuat emosi Jeno seketika naik.

"Chanchan jaga dia sebentar. Mereka ini memang harus diberi pelajaran" ucap Jeno yang hanya diangguki oleh Haechan yang terlihat membantu Jaemin bangun.

"Kalian berdua duduk disini. Biar mereka aku dan Jeno yang tangani..." ucap Mark yang memberikan sapu tangan miliknya pada Haechan untuk membersihkan luka didahi Jaemin.

"Menurutmu kita apakan mereka hyung? Tanganku sudah gatal ingin menghajar mereka semua" ucap Jeno yang melempar asal ranselnya.

"Kurasa... Membuat mereka menginap dirumah sakit untuk beberapa hari tidak terdengar buruk" jawab Mark yang tersenyum miring.

"Ide bagus. Tapi perempuan yang tadi mendorong Nanas adalah bagianku... Kurasa akan lebih baik jika dia kehilangan tangannya" ucap Jeno yang ikut tersenyum miring kemudian menatap tajam kearah sekumpulan pembully didepannya datar.

"Kalian minggir... Jika tidak ingin ikut kuhajar" ucap Jeno pada semua orang yang hanya menonton.

Tanpa diminta duakali semua orang itu terlihat menjauh dan hanya melihat dari jauh semua yang terjadi apalagi saat perkelahian itu dimulai.

"Sudah kuperingatkan dari awal nona. Kalau aku tidak suka milikku disentuh" bisik Jeno ditelinga wanita yang tadi sudah membuat Jaemin terluka.

Tidak butuh waktu lama, para pembully itu sudah tergeletak mengenaskan diatas lantai kelas dengan rintihan kesakitan bahkan para wanitapun ikut merasakan sakit. Penampilan mereka benar-benar sangat berantakan. Bahkan kau tidak akan bisa membedakan mana pemerah bibir atau luka akibat pukulan.

Ingat Jeno dan Mark adalah jelmaan iblis yang sesungguhnya. Tidak peduli dia wanita sekalipun, sekali mereka mengganggu hal yang sudah menjadi predikat hak milik mereka. Tidak akan ada lagi ampun.

"APA YANG TERJADI DISINI!" pekik seorang dosen yang memergoki perkelahian itu murka.

Tapi bukanya takut, Jeno dan Mark malah memasang wajah datar dan kompak bersidekap dada tanpa rasa bersalah.

"Kalian semua ikut saya dan panggil orangtua kalian kesini!" perintah dosen itu garang yang ditanggapi biasa oleh Jeno dan Mark.

"Jadi-- siapa yang harus kita hubungi? Papa atau daddy?" tanya Mark yang membuat Jeno mengetuk hidungnya seolah berpikir.

"Kurasa daddy lebih bisa diajak bekerjasama" ucapnya yang membuat Mark terkekeh dan merogoh ponsel disaku hoodienya.

"Daddy. Aku dan Jeno terlibat masalah kecil dikampus bisa kau datang?" tanya Mark enteng seolah hal yang dimintanya adalah undangan rapat orangtua.

FIRE ON FIRE -Psycho family {S1 END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang